suara nyanyian burung berkicau di pagi hari dan ditambah senandung ayam jantan yang berkokok membangunkan dua insan yang masih merasakan sedikit kelelahan sehabis permainan mereka semalaman tadi. zhi han yang masih merem melek memeluk istrinya serasa enggan untuk bangkit dari tempat tidur. namun entah mengapa tenggorokannya serasa tak nyaman. dan perutnya seakan melilit sakit ingin mengeluarkan isinya. mau tak mau zhi han bangkit dengan langkah yang tergopoh - gopoh.
"hhuaa...hhuaa..hhuaa " terdengar jelas di kamar mandi zhi han yang pada akhirnya muntah - muntah. riri yang merasa terusik dengan suara nyaring dari kamar mandi segera bangun karena melihat suaminya sudah tak ada lagi di pelukannya. ia menuju sumber suara di kamar mandi. melihat suaminya yang sedang muntah ia pun berlari kecil mengelus belakang pundak suaminya.
" sweetheart kenapa..masuk angin atau sakitkah.." ucap riri cemas sambil meraba kening suaminya yang memang tak lagi demam.
" gak tahu, rasanya mual banget " ucap zhi han yang membasuh mulutnya setelah mualnya reda.
riri segera mengambil minyak kayu putih untuk mengurut leher bagian belakang suaminya setelah zhi han tenang dan duduk di kasur tempat tidur mereka.
" tunggu...apa kamu yang mengalami morningsickness ya 😬..." ucap riri yang merasa aneh karena zhi han tak pernah seperti ini sebelumnya, mengingat ia hanya merasakan pusing saja tanpa rasa mual. dan lagi porsi makan zhi han yang banyak.
" jangan aneh sweety...mana mungkin " ucap zhi han tak percaya yang di katakan istrinya.
" dulu papi waktu mami hamil aku, juga gitu kata mami, mami gak merasakan ngidam atau pun mual di pagi hari..yang ngalamin malah papi..". ucap riri cekikikan.
zhi han yang merasa terus terusan di goda istrinya langsung menyerangnya dengan timpukan ciuman bertubi tubi.
" mandi yukk..." ucap zhi han sambil menggendong istrinya.
" yaa...kamu jangan tambah aneh zhi haaan...tahaan.. jangan cabul..." ucap riri yang melihat pandangan liar suaminya.
" biarin..cabul ma istri sendiri, lagian udah gak bisa nahan lagi nih sayaang ..terusin aja sambungan malam tadi..aku kebeleet..liaat kamu seksi bangeet." ucap zhi han sambil menutup kamar mandinya.
"yaaa....pelan-pelan tapinyaaa.." ucap riri di kamar mandi.
*****
pagi menjelang siang riri dan zhi han tiba di bandara mengantar papinya, namun papinya tak sendirian, ada bu sundari yang sudah menunggunya karena di perintahkan riri untuk menemani papinya, takut papinya kenapa-kenapa lagi walaupun sudah ada dua pengawal yang menemani papinya ke vietnam.
" hey..Ten trom ( pencuri ) jaga putriku baik baik" ucap papi riri sambil mengedipkan matanya.
" beres pi..laksanakan..lagian nanti ada pesanku buat papi.." ucap zhi han tertawa manja membuat papi riri bingung kenapa dengan menantu satu - satunya ini.
setelah mengantar papi di terminal keberangkatan riri memeluk manja papinya dan mendaratkan ciuman di pipi keriput papinya membuat zhi han iri. apalagi papi riri mendaratkan ciuman di kening dan memeluk istrinya, seperti bakalan lama tak ketemu saja dengan putri sendiri.
di dalam pesawat sebelum berangkat, papi riri mendapat pesan dari menantunya zhi han dan ia membuka pesan tersebut.
" selamat papi...sebentar lagi cucu papi akan bertambah nih...jangan lupa perjanjian kita ya grandpa.. kali ini zhi han yang menang 😬 ..." isi pesan teks zhi han yang menyelipkan foto USG riri lengkap dengan hasil pemeriksaan dokter kandungan yang tertulis usia kehamilan riri yang sudah memasuki usia 3 minggu.
" dasar ten trom ( pencuri )..." ucap papi riri sambil tersenyum bahagia. hanya saja bagaimana caranya menjelaskan pada istrinya nanti kalau putrinya sudah bercerai, menikah lagi dan berbagai kejadian menimpanya kemudian sekarang putrinya hamil. hingga pada akhirnya iapun mematikan handphonenya karena pesawat akan berangkat.
*****
diperusahaan riri mulai sedikit sibuk dengan pekerjaannya, namun anehnya suaminya terus mengikutinya bahkan sampai kencingpun ia ikuti.
"kamu kenapa sih, gak kerja ya..ngikutin terus risih tauu.." ucap riri sedikit kesal.
" aku cuti sweety, aku akan cuti sampai kamu melahirkan..." ucap zhi han manja.
" whaatt...bukankah bisnis kamu..." ucap riri terhenti waktu ia merasakan pusing kembali di ruangannya. ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 11 siang.
" tuuhh kan..pusing lagi..udah sinii" ucap zhi han sambil meraih tangan istrinya menyuruh istrinya rebahan di pangkuannya. zhi han pun memijat mijat kepala istrinya yang memang merasakan pening sekali. hingga akhirnya riri tertidur.
zhi han tersenyum melihat gaya imut istrinya yang tertidur, seperti bayi. melihat setumpuk dokumen yang belum di kerjakan istrinya, zhi han pun meraihnya karena ada di meja sofa di mana ia duduk sambil memeluk istrinya yang rebahan di pangkuannya. tanpa fikir panjang zhi han mengerjakan isi dokumen tersebut dengan ketelitian seorang CEO. dengan cepat ia mengerjakan hingga selesai dan akhirnya ikut tertidur sambil menggenggam erat tangan istrinya.
*****
di vietnam...
papi riri yang baru sampai dari bandara bersama bu sundari dan dua pengawalnya di sambut hangat sang istri dan cucunya, satria. begitupun john dan adiknya cathrine.
" honeyy..i miss you so..." ucap papi riri sambil memeluk dan mencium mesra kening istrinya.
" hallo...grandpa...how are you.." ucap satria menggemaskan.
" fine, and you...are you oke.." ucap papi riri sambil menggendong cucunya.
mereka pun kini tengah asyik menikmati suasana di sore hari, karena mereka tinggal di sebuah resort milik istrinya yang menjorok ke pantai yang indah. bu sundari tengah asyik menemani cucunya. ada helaan nafas legamelihat semua berjalan baik baik saja dan menenangkan fikiran papi riri. apalagi melihat istrinya yang lama ia rindukan.
" bagaimana putri kita honey, apa ia baik baik saja, terakhir saat dia berkunjung, wajahnya sangat kusut dan menyedihkan, ia banyak melamun honey, apa ada yang kalian sembunyikan dariku.." ucap istrinya yang merasakan seperti banyak hal yang di sembunyikan suaminya darinya.
" putri kita sedang hamil honey.." ucap papi riri mengejutkan hati istrinya.
" benarkah...sungguh..syukurlah..aku bahagia mendengarnya, itu artinya rumah tangganya baik baik saja, rifah..." ucap istrinya terpotong saat suaminya memandangnya tajam.
" ada apa honey.." ucapnya bingung.
" jangan menyebut nama bajingan itu, aku tak sudi mendengarnya lagi, putri kita sudah bercerai dengannya.." ucap papi riri pelan namun tegas ia sebenarnya tak mau membuat istrinya shock mendengarnya.
" whaat...apa maksudmu mereka.. mereka bercerai, ada apa sebenarnya.." tanya istrinya heran.
" putri kita hamil dengan seorang ten trom ( pencuri )..." ucap suaminya sambil tersenyum bahagia.
" apa maksudmu ..bagaimana bisa dengan seorang pencuri, apa ia seorang kriminal.." ucap istrinya lagi yang tak memahami maksud suaminya.
" tentu tidak honey...kau tau maksudku apabila aku menyebut menantu lelaki kita ten trom.." ucapnya sambil menenangkan dan merangkul istrinya.
" tentu...itu artinya kau menyukainya... dan juga menyayanginya, heyy..kau tak pernah menyebut nama rif...maksudku mantan menantu kita dulu seperti itu..." ucap istrinya memandangi wajah suaminya yang menyiratkan kebahagian.
" ceritakan padaku siapa itu ten trom, bagaimana bisa putri kita sedang hamil anak si ten trom itu, apakah ia lelaki baik " ucap istrinya lagi
" tentu...putri kita adalah putri yang hebat, tak ingin mengalami hal yang buruk lagi, ia memilah lelaki yang sama hebatnya dengannya, mereka berdua... seperti kita dulu...pasangan serasi dan hebat..pasti cucu-cucu kita mewarisi kehebatan mereka berdua nantinya, terlebih satria ..ia akan tumbuh menjadi lelaki yang hebat seperti putri kita" ucap papi riri dengan bangga.
" lalu kapan aku akan bertemu dengan si pencuri itu.." ucap istrinya yang penasaran dengan sosok lelaki yang membuat suaminya sebahagia ini.
" segera setelah urusan mereka beres, lagian putri kita kehamilannya masih muda, rawan untuknya bepergian jauh, aku akan mengirim pesawat pribadiku setelah mereka membereskan urusan mereka nanti, agar segera bertemu denganmu yang penuh penasaran ini..." ucap papi riri sambil memainkan dagu istrinya yang duduk di sebuah kursi roda. mereka pun berpelukan manja.