zhi han sangat shock sewaktu mengetahui istrinya yang ikut terjatuh akibat ulah park ji woo.
namun beruntung, karena di bawah bangunan sudah di siapkan balon pelampung sehingga mereka berdua yang terjatuh dari bangunan itu tak langsung ke tanah.
zhi han yang menengok ke arah jatuhnya park ji woo dan istrinya merasa lega sekali mengetahui bahwa para polisi yang sigap menangani dalam hal ini. ia dapat bernafas lega.
park ji woo segera di borgol para polisi sedangkan riri di masukkan ke ambulan, karena shock dan pingsan. zhi han pun memegang erat tangan istrinya selama perjalanan menuju rumah sakit. dengan di susul pengawal kwang dan anak buahnya yang memang anak buahnya banyak memiliki luka luka akibat perkelahian barusan. sedang pengawal ali mengikuti para polisi ke kantor polisi dalam penangkapan park ji woo. untuk memberi klarifikasi tentang kejahatannya selama ini.
*****
zhi han memandangi istrinya yang belum sadarkan diri. ia mengusap dan menciumi keningnya. papi riri yang baru datang sangat khawatir akan keadaan putrinya dan ia menunda keberangkatannya ke vietnam.
" zhi han.." ucap riri lemah..
" ya..pelan pelan sweety " ucap zhi han yang melihat istrinya sadar dan bangun dari tidurnya. riri merasakan perutnya masih agak keram dan meringis sakit. beruntung dengan kejadian tadi istrinya selamat beserta bayinya, hanya saja perlu istirahat beberapa hari dalam menyembuhkan luka di wajahnya.
" putriku... syukurlah...kau tak apa apa, apa yang sebenarnya terjadi pada kalian." tanya papi riri yang mendapatkan kabar dari pengawalnya akan keadaan anak dan menantunya.
"sudahlah pi...semuanya sudah berakhir, papi tak usah memikirkan hal yang sudah kita lewati, sekarang kita fokus saja ke istri saya, putri papi" ucap zhi han menenangkan papi mertuanya.
melihat anaknya sudah sadar papi riri merasa lega ia pun bergegas pulang setelah istrinya memberitahunya bahwa cucunya sangat merindukannya di sana.
zhi han tidur disamping brankar tempat tidur riri di ruang inap dengan memeluknya, ia elus perut riri di mana ada bayinya yang sedang bertumbuh kembang di sana.
"ššš..."riri tertawa dengan kerasnya membuat zhi han kebingungan.
" ini rumah sakit sweety, bukan kamar kita" ucap zhi han sambil menutupi mulut istrinya.
" geli tahu...dielus kaya gitu " ucapnya sambil memindahkan tangan suaminya ke sampingnya.
riri berpaling menghadap suaminya, dan memainkan wajah suaminya dengan gemasnya. dan zhi han hanya diam menatap lekat wajah istrinya yang menggemaskan. kemudian ia mengecup kening istrinya, pipi, hidung dan bibir riri berkali kali.
" terimakasih sweety...kamu mampu bertahan saat sedang tak ada aku dan terluka " ucap zhi han sambil terus menciumi istrinya.
" yaaa...ini rumah sakit bukan kamar kita " ucap riri menahan keinginan yang berlebih pada suaminya.
" biariinn...masa bodoh deh..toh kamu sehabis di periksa dokter dan perawat tadi, aku yakin mereka tak akan kembali mengganggu pasien yang sedang beristirahat " ucap zhi han sambil meraba tubuh istrinya.
" eeittt...tahan dong, nanti aja di kamar kita, aku janji,,, pasrah mau kamu apain,, asal...pelan pelan šš.." ucap riri sambil tertawa pelan melihat wajah suaminya yang mulai ingin menerkamnya.
" hmmmm....puasa deh malam ini " ucap zhi han merebahkan tubuhnya di samping tubuh istrinya dan memeluk erat.
" kayaknya nafsu kamu semakin gila ya.. kamu harus berhati hati, aku lagi hamil sweetheart.." ucap riri pelan.
zhi han memandangi wajah istrinya kembali, ia tadi lupa bahwa istrinya sedang berbadan dua. hanya saja ia tadi tak mampu menahan diri, beruntung istrinya mengingatkan.
"sweety..kapan kamu periksa lagi ke dokter kandungan " ucap zhi han.
" besok pagi,,lagian aku pingin pulang dan nganter papi ke bandara. aku sudah agak baikan kok, keram nya sudah hilang , gak sakit lagi, besok kita pulang ya... " ucap riri setengah memelas.
" okeyy..tapii...klo pulang langsung ke kamarkan, karena papi besok lusa berangkatnya ke vietnam " ucap zhi han sambil memasang mata yang menggoda pada istrinya.
" kamu nih...manja sangaat.." ucap riri yang menciumi bibir suaminya dengan cepat.
" eittt...gak kamu yang menggila,, nafsu orang hamil gede loh.." ucap zhi han yang mendapat kecupan cepat istrinya.
" iyaa..lagi gede gedenya...nafsu makannya ..." ucap riri sambil bercanda.
" yaa...urusan makan kan biasa, tapi yang di kamar??..." ucap zhi han menatap mata istrinya penuh kemanjaan.
" apaan sih...kamu nih..iihh" ucap riri yang membenamkan dirinya dinpelukan suaminya karena menahan malu.
" i love you sweetyy..." ucap zhi han yang mulai beraksi menciumi istrinya. walau mereka tak melanjutkan adegan layaknya suami istri malam itu, namun zhi han tetap puas menciumi wangi tubuh istrinya.
*****
"dug..dug...dug" terdengar jelas irama suara detak jantung bayi yang sedang di periksa USG oleh dokter kandungan riri. zhi han menatap dengan takjut tak menyangka ia akan sebahagia ini. ia akan menjadi seorang lelaki yang sempurna dalam kehidupannya.
" terimakasih dok, doakan istri saya lancar semasa kehamilannya dokter sampai nanti melahirkan. " ucap zhi han menyalami dokter kandungan wanita yang baru saja memeriksa riri.
hingga pada akhirnya mereka pulang dan begitu sampai riri yang menginjakkan kakinya di depan perusahaan yang menyatu langsung dengan apartemennya di lantai paling atas. zhi han yang turun dari mobilnya seketika langsung menggendong istrinya sambil berjalan menuju lift. para karyawan melihat takjut sekaligus memuji cara zhi han yang begitu memanjakan istrinya. zhi han pun tak menggubris apa yang sedang di bicarakan para karyawan saat ini begitu ia melewati begitu saja, namun riri langsung menutupi wajahnya karena ia malu, wibawa yang terbiasa dilihat karyawannya yang cuek dan tegas, kini menggelayut terlihat manja di gendongan sang suami.
begitu sampai di depan apartemennya, papi riri yang melihatnya terkekeh senang walau dengan nada sedikit mengejek perbuatan menantu laki lakinya.
" aaduuhh...gendong dedek bayi ya pa zhi han..." ucapnya pada menantunya. zhi han pun menoleh begitu mendengar ucapan sang mertua hingga ia menyahut " iya pih..sebentar lagi papi juga bakal gendong dedek bayi..." balas zhi han dengan kata kata garing
" papiii...ihhh.. ngejek aja deh " ucap riri yang masih menutupi wajahnya di dada sang suami.
" ihhh...kamu tuan putri yang manja,, sudah besar masih minta gendong.." ejek papinya lagi.
" ketimbang minta gendong sama mbah surip...š" ucap riri tertawa menang.
"anak sama mantu sama az,,," ucap papi riri sambil meneruskan kegiatannya menyiram tanaman.
sesampai di kamar zhi han merebahkan istrinya di kasur.
" kamu gak kecapean,, gendong aku terus " ucap riri yang mengelap keringat di kening suaminya dengan tangannya.
" bawaan...entah kenapa pingin aja gendong kamu..gak mau jauh jauh " ucap zhi han sambil memainkan alisnya.
" apaan sih.." ucap riri merasakan ada hal aneh yang diliatnya bersarang di fikiran suaminya.
" ini kamar kita loh...akuu.. mau menagih janji sewaktu di rumah sakit kemarin, kamu gak lupa kan sweety" ucap zhi han manja sambil mengusap bibir riri seakan ingin segera melahapnya.
" yaa... kamu masih ingat ya...aku aja udaah..udaah..." ucap riri enggan.
" udah apa,, udah lupaa.." gerutu zhi han.
" sini deh..mendekat.." ucap riri sambil berbisik di telinga suaminya.
" aku juga udah kebelet main sama kamu..kangeen" ucap riri sambil meniup telinga suaminya lembut.
" wwooww... huhhh" ucap zhi han menahan geli akibat perbuatan istrinya. dan seketika ia mulai melucuti pakaiannya dan membuka satu persatu pakaian istrinya kemudian melemparnya entah kemana. melihat tubuh istrinya yang molek dan berisi membuat nafsu zhi han semakin membara. ia pun menciumi istrinya tanpa mau melewatkan sedikitpun, desahan istrinya terasa semakin menggodanya untuk memacu lebih gelora hasrat yang tak tertahankan lagi. riri tak mau tinggal diam dalam memuaskan suaminya walau mereka sama sama tahu mereka tak bisa melakukan hentakan demi hentakan yang agak sedikit kasar seperti biasa yang mereka lakukan. mereka hanya takut kegiatan mereka ini menyakiti si makhluk hidup yang ada di rahim riri. mereka saling menyesuaikan ritme yang agak santai, namun tetap saling menikmati kepuasan yang tak terhingga. hingga pagi menjelang.