Elin sudah beberapa hari ini selalu mengurung diri di kamar setelah pulang sekolah... Dia pun jadi malas kursus, setiap mama nya mau membahas tentang kakak2nya. Dia selalu bilang semua baik2 saja, hanya Elin lagi malas saja main sama mereka. Beberapa kali Riy menelepon ke telepon rumah karena Elin tidak pernah mengangkat handphone dan membalas pesannya.
Sudah hampir 1 minggu dari kejadian terakhir di markas. Elin memutus komunikasi dengan mereka semua. Dia tidak ingin mereka tidak akur hanya karenanya. Beberapa masalah pernah mereka lalui selama 5 tahun ini. Elin selalu berusaha meredam keadaan dan menstabilkan emosi kakak2nya. Tapi kini harapannya hanya pada Yulian, karena hanya dia yang bisa menyatukan mereka semua.
Lin, teriak Mamanya...
Keluarlah sebentar, Yulian menunggu mu di ruang keluarga...
Elin membukakan pintu kamarnya, ada apa ma?
Temuilah dulu, sepetinya ada yang ingin dibicarakan penting...
Siapa saja ma?
Yulian sendirian....
Bagaimana kabarmu dek?
Ya seperti yang kakak lihat. Keadaan dimarkas gimana?
Anak2 sudah mulai jarang datang. Riy dan Nugi perang dingin... Zham sesekali datang ke markas.
Butuh berapa lama, semua akan kembali seperti semula?
Entahlah, kakak pun bingung. kali ini masalahnya benar2 rumit. Kapan kamu akan kembali?
Elin menggelengkan kepalanya... Belum tau kak, Seperti yang kakak bilang. Kita sudah berada di sutuasi yang tidak nyaman satu sama lain. Memikirkannya saja sudah nyeri di hati apa lagi harus bertemu dalam waktu dekat ini.
5 tahun merupakan kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata2, menjadi bagian dari kisah kalian. Tawa, Canda, Tangis sudah pernah kita lalui bersama. Adek bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengenal, dan menerima berlimpah kasih sayang dari kalian semua. Menjadi prioritas dari Kak Riy, berkesempatan melewati hari2 dengan ke Galauan bersama kalian. Dicampakkan oleh teman sepermainan karena dicintai oleh salah satu cowok favorit mereka. Dikhianati oleh pacar dan diberi kesempatan mengenal orang2 terbaik di sekitar kalian. Belum pernah terbayangkan jika berada di posisi itu tanpa dukungan dan motivasi kalian mungkin adek tidak akan se percaya diri. Lahir sebagai Introvert dan berubaha karena dukungan kalian semua.
Sekarang atau pun nanti, kalian tetaplah orang2 hebat yang pernah ada dalam hidup adek. Hanya saja bedanya sekarang adek harus belajar hidup tanpa support kalian secara langsung. Bagi Adek posisi kalian di hati Adek tidak akan pernah tergantikan...
Baiklah, kakak paham maksudmu. Tapi ingat, kapan pun kamu butuh kami. Kami akan selalu ada untukmu. Kita hanya tidak bersama bukan berarti arti hubungan kita berubah. Tidak ada yang berubah arti adek di hati kami. Kakak akan mengunjungimu sekali-kali. Kakak akan terus mengawasi mereka semua. Kamu harus menjalani hidupmu dengan baik dan fokus pada ujianmu ya. Jangan terganggu oleh apa pun, kamu harus bisa menggapai cita2mu.
Elin menjalani hari2nya seperti biasa, Semenjak Aga kerja diluar kota dengan Arles, Ade sering menemani melatih volley ke anak2 di lapangan rumah Elin. Sekali seminggu bahkan Kyo, Youth, Stev, Istikha dan Ade main persahabatan dengan komplek sebelah. Elin mulai merasakan hidupnya sedikit terisi semenjak Riy dan lainnya tidak lagi kumpul di rumahnya.
Sore itu, Elin menerima pesan dari Reuh.
Hay Lin, bagaimana kabarmu? Aku harap kamu sehat2 saja. Besok aku akan ke tempatmu, penerbangan pesawat pertama. Aku rasa, banyak yang harus kita selesaikan secara langsung. Aku salah karena terakhir kali mengacuhkan perkataanmu. Aku tau kamu besok sekolah dan kursus, aku akan jemput kamu sepulang kursus. Aku harap kamu sudah tidak marah padaku.
Elin shock membaca pesan dari Reuh. Isi pesannya seolah-olah mereka belum putus dan hanya sedang marahan saja. Hp di tangannya sampai terjatuh. Dia tidak kebayang bagaimana menghadapi Reuh, lelaki ini sedikit memaksakan keinginannya dan kadang dengan cara yang tidak pernah terbayangkan oleh Elin.
Laras yang sedang mengobrol dengan Apriz, membaca mimik muka Elin yang berubah.
Ada apa? kenapa kamu menjatuhkan Handphone mu?
Elin menunjukkan isi pesan Reuh.
Dasar Psikopat teriak Laras membuat semua orang yang sedang main melihat ke arah mereka berdua.
Elin segera menutup mulut Laras yang siap mengeluarkan kata2 kotornya dan mengajak Laras sedikit menjauh dari lapangan...
Apa tindakanmu sekarang? tanya Laras
Aku tidak akan membalas pesannya!!
Jangan bodoh, kamu pikir dengan jalan itu. dia tidak akan mendatangi tempat kursusmu. Kamu tau kan lelaki seperti apa dia! Aku tidak ingin sampai sesuatu terjadi padamu. kamu bilang saja sudah punya pacar, agar dia menjauhimu!
Kalau seandainya dia memaksa bertemu pacarku gimana? Kan aku masih jomblo...
Rama??
Aku nga mau membuat dia berharap...
Gimana kita cari orang untuk berpura-pura menjadi pacarmu?
Kalau ketauan gimana?
Ya cari orang yang nga bakalan ketauan kalau pacaran denganmu cuman settingan...
Kalau aku gimana, Ade menimpali dari belakang mereka?
Sejak kapan Kak Ade mendengar pembicaraan kami.
Sejak awal... Kalian terlalu serius sehingga membuat semua orang penasaran apa yang terjadi dn tidak sadar aku di sini. Aku mencemaskanmu, makanya menyusul kalian ke sini. Gimana kira2 aku sudah masuk kategori menjadi pacarnya Elin?
Elin dan Laras saling menatap bingung...
Untuk menjadi pacar settinganmu maksudnya, tawa Ade?
Hmmm... kayaknya sudah cocok kak, kan pacarnya kak Ade bukan orang sini kan ya, jauh di sana ujar Laras?
Iya, tenang santai. dia tidak akan tau kalau Elin selingkuhanku! Ade tertawa sambil memainkan matanya ke Elin.
Elin tersenyum kecut, kenapa miris sekali nasibnya.... Kalau saja kakak2nya masih ada disampingnya, mencari cowok seganteng Boys Band Korea itu segampang nemuin Keju di CheeseCake... Baiklah Kak Ade, kakak nga perlu Lebay. Intinya Elin sudah Move On, gitu aja.
Emang kamu belum move On dari dia?
Ya sudah lah kak, tapi kakak liat aja nanti. Orang seperti apa itu bocah jawab Laras.
Dia itu sangking Pedenya menganggap kalau semua wanita seisi dunia ini menyukainya. Jadi dia akan menganggap ke Jombloan Elin karena belum Move On darinya padahal Elin sampai menggelar pesta mewah karena bisa lepas dari cowok itu. Posesifnya itu loh kebangetan, Sakit itu cowok ujar Laras.
Okey2, kapan kita akan ketemu dia....
Elin jawab dulu pesannya ya kak...
"Hi, Reuh...
So Sorry karena hubungan kita harus berakhir dengan jalan seperti itu tapi bagaimana pun kita pernah berteman. Aku rasa semuanya sudah jelas. Kamu tidak usah menjemputku, kalau kamu mau menemuiku untuk membicarakan dan membahas sesuatu. Temui aku di rumah saja, aku takut akan ada yang salah sangka dengan pertemuan kita"
Elin sungguh gelisah menunggu jawaban pesan dari mantannya itu. Bukan gelisah karena bahagia tapi karena sedikit ada rasa takut.
"Apakah kamu sedang dekat dengan seseorang Lin? Baiklah, aku akan datang kerumahmu besok malam!"
Dia terlihat sungguh tenang membalas Pesan Elin, tidak ada nada yang terbaca keras sama sekali. Apakah dia memang tidak punya tujuan lain? hanya dia yang tau. Elin tetap harus bersiap dengan kondisi mendadak yang sering diciptakan oleh Reuh.
Kak Ade, besok malam ya. mohon bantuannya ujar Elin.
Udah tenang jawab Ade. aku sudah biasa menghadapi situasi seperti ini. Jangan panggil Ade ya kalau sampai dia nga minder sama Kakakmu ini.
Laras tertawa, emang kakak sudah pernah tau tampang Reuh?
Kenapa kata Ade?
Tunjukin Lin, fotonya...
Aku nga' punya fotonya jawab Elin.
Liat di sosmed lah ujar Laras...
Biar Kak Ade, sebelum perang sudah tau lawan.
Elin menunjukkan Sosmed Reuh, ini kak yang nama Reuh...
Hmmm... Mukanya Oriental ya...
Ya karena itulah Type cowoknya Elin, kalau Kak Ade kan Western ya... Apa lagi dengan model rambut gini, Western banget.
Udah tenang aja, kakak nga kalah ganteng dari dia.
Elin dan Laras tertawa mendengar Ade memuji dirinya sendiri...