Rama turun perlahan dari lantai dua, dia tidaj ingin Elin melihatnya...
Loh, kok Elin sendirian batinnya...
Kemana Wita?
Bukannya tadi yang aku dengar, Wita akan menemaninya...
Sheila menabrak bahu Rama...
Maaf... maaf... aku buru2..
Dimana?? sambil menelepon
Buruan Elin sudah nunggu itu, kalau kamu memang serius harusnya kamu yang nunggu dia bukan dia yang nunggu kamu...
Apa? kamu sengaja...
masih nga kamu jadiin pelajaran ya, kalau dia pulang gimana?
nga kayak gitu juga? kalau kamu memang pingin dia pulang sama kamu nanti, jangan malah buat dia kesel... kan bisa ngomong aja, nga harus mengulur waktu sampai nunggu angkutan umum habis... kamu masih tetap aja ceroboh zal... Rama mencoba menyetarakan jalannya sama Sheila agar bisa mendengar pembicaraan mereka...
Udah keluar sekarang, aku temuin Elin sekarang...
Rama langsung berbelok ke ruangan tutor, pura2 menanyakan soal yang dia belum paham... karena dari situ, dia bisa melihat Elin dengan jelas...
Dilihatnya Sheila mendekati Elin, dan tidak lama kemudian datang seorang lelaki berbaju Necis, dengan kacamata hitamnya... terlihat lelaki itu lebih tua dari mereka, dan sangat stylis... Dilihatnya Elin yang mencoba tersenyum ketika lelaki itu mencoba menyodorkan tangannya untuk bersalaman...
Sudah lama nunggu Dek? Panggil saja Elin...
Cuma panggilan loh, karena kamu lebih muda dari ku sudah sepantasnya dipanggil Adek kan? Dan panggil aku Kakak ya!!! No Rizal... Rizal...
Apa maumu?
ini ditempat umum sayang, pelankan nada bicaramu...
Sayang Pala lu Peyang...
Hust! sambil meletakkan jari telunjukny di bibirnya... Adek jangan ngomong yang nga pantas ya, Adek itu wanita baik2, jadi ngomongnya pun harus sopan...
Orang bisa berubah, dan sudah selayaknya berubah...
Tapi kakak, nga mau kamu berubah, kamu tetaplah wanita yang kakak cintai...
"Oke! sambil menarik nafas panjang!! Kak, hubungan kita sudah berakhir... Dan jangan pernah membohongi diri kakak sendiri, kakak tidak lagi mencintai Elin, yang ada di hati kakak sekarang hanyalah rasa bersalah...
Kalau keinginan kakak datang adalah meminta maaf, sudah dari dulu Elin maafin kakak...
Sudah waktunya kakak berdamai dengan masa lalu...
Elin pun bisa seperti sekarang, karena Elin sudah memaafkan kakak..."
Berarti Adek mau kembali sama kakak?
"kak, Elin hanya berdamai dengan masa lalu dan memaafkan kakak... bukan berarti Elin menerima kakak kembali"
Adek harus tau, kalau kakak sangat mencintai adek... Apa yang terjadi sama kita adalah kesalahan Amran, kalau saja dia tidak memfitnah kakak dengan perempuan itu!!
"Kak, Amran tidak memfitnah. dia hanya mencoba memberikan keadilan buat Elin... Dari sudut mana pun, kakak memang salah... Kalau saja kakak tidak tergoda wanita lain, nga mungkin Elin ninggalin kakak"
Tapi bagi kakak, mereka cuman teman main. Karena masa depan kakak, itu dikamu Lin sambil mencoba memegang tangan Elin...
Lepasin Kak, Elin merasa cengkraman Rizal sangat kuat di pergelangan tangannya...
"Nga' akan, maafin kakak dulu"
Kak, Elin sudah maafin kakak... Sambil mencoba menarik tangannya... Tapi cengkraman Rizal makin kuat...
"Kak sakit kak, ujar Elin cemas"
Rama mencoba memahami situasi, jika dia keluar sekarang apakah Elin akan marah padanya... Tapi jika tidak, dia melihat Elin mulai kewalahan menanggapi pria itu...
Tapi dia sayup2 mendengar Elin ngoming sakit, apa yang disakitkan Elin...
Pak, dikomputer bapak ada CCTv nya kan ya?
Kenapa Rama? Bisa buka sebentar, saya mau melihat sesuatu?
Baiklah...
Rama tau ada 1 CCTV yang mengarah ke ruangan tunggu itu!!
Rama melihat, tangan kanan Elin ditahan oleh tangan kiri lelaki itu, apa2an ini teriak Rama...
dia langsung keluar dan berteriak ke arah Rizal...
Lepasin tangan Elin...
Siapa kamu???
Rama!!!
Dia pacar kamu dek??
Bukan jawab Elin cepat!!
Rama merasa kecewa dia bermaksud menolong Elin, padahal kalau Elin jawab Iya, dia bisa bertindak lebih jauh...
Apa pedulimu siapa aku?
Dan kamu siapa? berani2nya di sini, hanya yang kursus di sini boleh masuk ke sini ujar Rama...
Aku nga peduli siapa kamu!! Tapi sepertinya kamu harus tau, Aku nga' suka ada lelaki yang menatap Elinku seperti itu!!
Lepasin tangan Elin sekarang...
Nga' akan ujar Rizal, dia milikku selamanya milikku...
Sebegitunya kamu melakukan pada milikmu, tidak kah kau lihat kalau dia kesakitan, tidak kau lihat sudah seberapa merah tangannya kau genggam kuat?
Itukah caramu melakukan sesuatu milikmu??
Rizal langsung melihat ke arah tangan Elin, dipindahkannya pegangannya...
Shit!!! Maafkan kakak Dek, kakak nga bermaksud melukaimu... Maafkan... Maafkan... Rizal langsung turun bersujud sambil meletakkan kepalanya di ujung kaki Elin...
Kak, seberapa besarnya cintamu padaku... Akhirnya kakak tetap melukaiku!! Egomu dan nafsumu yang menghancurkan hubungan kita, Elin tidak pernah sekalipun menyesali hubungan kita.. Tapi jika memang kenyataannya berjalan tidak sesuai rencana kita, kita hanya bisa pasrah...
Terimalah kak, ini yang terbaik untuk kita... Kita tidak akan pernah bisa bersama lagi, apa pun keadaannya?
Apakah karena lelaki itu?
Kak, Rama itu teman Elin tidak ada hubungannya dengan dia...
Dengan ada atau tidaknya lelaki lain sekarang yang sedang bersama Elin, kita tetap tidak akan pernah bisa bersama lagi... Jangan bohongi dirimu dengan mimpi2 dan angan2 palsu yang tidak akan pernah terjadi... Jangan sakiti dirimu dengan rasa bersalahmu...
Elin sudah memaafkan kakak, jadi kakak pun harus bisa memaafkan diri kakak sendiri mulai hari ini ya...
Jika memang waktu mengizinkan kita akan bisa bertemu lagi...
Kita pasti bertemu lagi kak, Elin harap kakak sudah memaafkan diri kakak sendiri...
Tapi Lin?? Aku tidak bisa tanpamu??
1, 5 tahun ini kakak sudah bisa bertahankan dengan rasa bersalah itu, jika kakak bisa memaafkan diri kakak sendiri, kakak bisa hidup dengan tenang setelah ini... Percayalah pada Elin!!
Dan Amran, dia teman terbaik kakak... sudah waktunya kakak sadar itu, dan jangan menyangkutkan dia dengan Elin lagi ya... Karena bagaimana pun, sudah waktunya kalian meneruskan hidup kalian tanpa ada nama Elin lagi....
Rizal masih tertunduk duduk dilantai...
Lin, kakak akan meneruskan hidup kakak sekarang, kakak janji...
Berjanjilah, jika suatu waktu kakak ingin datang menemuimu, kau tidak akan menghindar, kakak akan menunjukkan diri kakak, ketika kakak sudah bisa bangkit.... sehingga kamu bisa melihat kakak yang dulu... Ketika itu, baru kau putuskan akan kembali lagi pada kakak atau tidak??
Elin mengangguk, dia harus membuat ini cepat selesai karena pertemuan organisasi sudah mulai dari 1 jam yang lalu dan dia sudah sangat terlambat...
Ayo, kakak antar pulang Rizal mencoba berdiri dan mengulurkan tangannya pada Elin!!!
Maaf kak, tapi Elin akan pulang bareng Rama...
Rizal terlihat mulai akan emosi lagi...
Elin bisa melihat dari perubahan mimik mukanya,
Kak, come On...
Rama kebetulan mau kenalan sama Ira... Dia minta di cariin pacar, jadi Adek sudah janji mengenalkan Rama sama Ira hari ini...
Kakak jangan keburu cemburu ya!!!
ciihhh... Rizal mencoba menahan emosinya, dia tidak ingin Elin menolak menemuinya lagi nanti, kalau dia ngamuk di sini...
Ya... kamu memang selalu yang paling baik, dan sampai kadang nga paham bedain orang suka dan tidak suka... Tapi kakak tetap ingin kamu yang seperti ini, biar mereka yang merasakan sakitnya mencintai tanpa disadari senyum Rizal licik...
Baiklah, hati2 ya..
Kamu naik apa?? Sambil melihat Rama...
Rama tersenyum menang, sambil menekan kunci mobilnya...
Damn!!! Bocah ini bawa BMW... Pasti bapaknya tajir dalam hati Rizal, dia kelihatan sangat kesal...
Elin yang melihat Rizal langsung mencoba tersenyum, ayo kak, pulang ujarnya... Elin tau, Rizal pasti akan mengantarnya sampai ke Mobil Rama, Rizal terbiasa membukakan mobil untuknya jika mereka berdua sedang pergi...
Ayo masuk ujar Rizal...
Dan kamu, jangan pernah berpikir macam2 soal Elin... Dia bukan tipe wanita yang bisa kau menangkan hatinya hanya karena materi!!!
What ever?! Yang pasti aku masih dalam proses memberikan yang terbaik, bukan orang yang sudah memberikan hal buruk padanya!!!
Rizal hampir saja, menonjok muka Rama kalau bukan dia melihat Elin membuka kaca mobil memanggilnya!!
Kak, kami duluan ya...
Hati2 dijalan, jangan terlalu ngebut dan langsung pulang kerumah ya... sambil mencoba menenangkan Rizal dengan memegang jaket yang dipakai Rizal... Karena dia tidak mau Rizal mengikuti Rama dan berbuat yang dia tidak inginkan...
Ma, makasih ya!! Maaf aku sampai merepotkanmu mengantarku!!
Aku senang kok Lin, kamu mau diantar sama aku!!
Masalah tadi, maaf ya!! Aku tau kamu mau membantuku...
Tapi Rizal punya emosi yang buruk, dia adalah atlet Karate dengan Ban Hitam, aku nga mau kamu terluka karenanya...
Rama menoleh sambil berbinar2 matanya...
Rizal adalah anak bungsu dari 5 bersaudara, dia sangat dimanja sama seluruh anggota keluarganya, sehingga kadang membuat dia sangat Egois... Emosinya jadi tidak stabil ketika apa yang diinginkannya tidak tercapai...
Karena apa pun yang diinginkannya akan dipenuhi oleh orang tua dan saudaranya!!
"Kamu sampai segitunya memahaminya Lin, kalian sepertinya sangat cocok..."
Aku anak tunggal Ma, kadang aku pun seperti itu, , , tapi syukur orang tua ku mengajarkan aku tanggung jawab sama diri sendiri... Jadi jika aku membuat masalah, aku sendiri yang harus menyelesaikannya...
Aku tadi hanya fokus meredakan emosinya, karena takut dia melukaimu??
"Aku malah takut, dia melukaimu??"
Rizal memang emosian tapi tidak pernah sekalipun dia melukaiku ma, jika dia marah atau cemburu... Buruknya dia akan melukai orang yang menyukaiku tapi bukan aku, dia lebih memilih dirinya sendiri yang terluka dari pada aku yang terluka... Elin sambil tertawa kecil... Pantes kamu tadi sampai emosi Ma, itu yang kamu pikirkan...
"Bukannya tadi dia menggenggam tanganmu sampai berbekas itu!"
Ya, itu karena dia nga mau aku kabur darinya!! aku sengaja tidak mengatakan itu sakit dengan sangat jelas, karena takut dia akan seperti tadi, kamu lihatkan, bagaimana dia berlutut dan menangis?! Tapi apakah kamu tadi mendengar aku ngomong sakit? tanya Elin
"Iya, bahkan sangat jelas jawab Rama..." Masak sih??! Padahal aku hanya berbisik lo Ma, telinga mu tajam sekali ujar Elin...
"Rama juga bingung, kok dia merasa mendengar Elin ngomong kalau tangannya sakit padahal jarak mereka cukup jauh"
Ah sudahlah pikirnya!!!
Ma, aku nanti stop di rumah itu saja ya!! Loh, emang rumah mu dimana? Masih kedalam lagi, tapi aku ada rapat organisasi komplek dan aku sudah telat 1, 5 jam cuman gara2 Rizal...
Rizal membuka kan pintu untuk Elin...
Maafkan belum bisa ngajakin kamu mampir ya!! Lain kali aku traktir makan ya ujar Elin...
"Kalau traktir Ngopi dirumahmu gimana?"
Elin tertawa sambil memukul lengan Rama, kamu nga kapok ya sama kejadian hari ini??
"Nga' sama sekali nga' jawab Rama" cengar cengir...
Eh Lin, itu ada yang ngeliatin ke arah sini terus...
Elin menoleh dan melambaikan tangan sambil tersenyum...
Oh itu, salah satu pengurus kenapa dia di luar ya tanya Elin...
Udah kamu lanjutlah, sudah malam ini, nanti kamu di cariin...
"Kebetulan hari ini, aku nga' bawa sendok Lin, jadi mami nga' mungkin nyariin aku..."
Iya , kamu memang nga' bawa sendok, tapi kamu bawa noh BMW sambil nunjuk mobil Rama...
"Ya ampun, aku sampai lupa, itu mobil memang lebih dicariin dari pada anaknya ini, Rama tertawa sambil menepuk kepala Elin"
Eh sorry kelepasan
Elin mencoba merapikan rambutnya lagi, udah sana pulang...
"Kamu masuk gih, aku liatin dari sini"
oke baiklah, sekali lagi terima kasih ya Ma... see you... Elin berjalan berbalik meninggalkan Rama...
Tatapan cowok itu bikin merinding gumam Rama... dia langsung masuk ke mobil dan pulang...