Nafas Dika serasa berhenti untuk sepersekian detik, tubuhnya tersentak mendengar pertanyaan Winda. Hal tersebut membuat Winda dan Dirga semakin penasaran. Dirga dan Winda menatap Dika dengan tak sabar.
Dika menelan salivanya dengan kepayahan. Tenggorokannya mendadak mengalami musim kemarau.
Dika menjadi semakin gugup karena ditatap oleh Winda dan Dirga dengan cara seperti itu. Tapi Dika harus menghadapinya, dia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terus mengganggu di pikirannya.
Hmm, tunggu, Aku harus mulai bicara dari mana? Karena ingin tau tentang masa lalu kak Ana, aku jadi lupa jika masih harus menjelaskan tentang dr.Ana. Ini masalah yang cukup serius bahkan melibatkan nama baik rumah sakit. Semoga aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan jalan damai. Semoga dr.Dirga berbesar hati memaafkannya.
"Hmm, kenapa dengan dr.Ana?" tanya Dika gugup.