Bian menyuruh Edo untuk duduk di dapur, menemaninya sembari membuat sarapan. Bian mengambil beberapa lembar roti tawar lalu di masukkan ke dalam alat panggang roti.
"Mau selai rasa apa? Aku punya coklat, kacang dan blueberry?" tanya Bian.
"Coklat saja."
"Minumnya?"
"Kopi. Thanks, Bi."
"Sebut nama lengkap, kenapa? Duh, dah serasa jadi bibi nih."
"Anggap saja kau lagi belajar jadi calon istri yang baik." Edo terkekeh.
"Astaga, pikiranku belum sampai kesana," keluh Bian. "Baiklah, ini rotimu. Kopinya, tunggu ya?" ucap Bian seraya memberikan roti milik Edo.
Sesaat kemudian terdengar teriakan seseorang dari lantai atas membuat Bian dan Edo saling pandang satu sama lain.
"Apakah Dinda yang berteriak?" tanya Edo memastikan.
"Apa yang telah kak Dias lakukan?" tanya Bian dengan wajah penasaran.