Dinda menanti dengan sabar, kalimat yang akan diucapkan oleh Dias. Dinda terbaring di atas ranjang dengan tangan kanan memegangi ponsel yang menempel pada telinga kanannya.
"Hemm aku hanya mau bilang, apa kau mau menjadi pacar kontrakku?" kata Dias ragu tapi akhirnya terucap juga.
"Apa?!"
Dinda terlonjak kaget, seketika ia terduduk di atas ranjang. Gila! Monster labil ini berkata apa? Pacar kontrak? Apa-apaan ini? Apa rencananya kali ini? Batin Dinda.
"Aku sudah menduganya kamu pasti akan terkejut mendengar permintaan ku ini. Tapi aku tidak peduli. Aku cuma mau tau jawabanmu. Aku ..." Dinda memotong ucapan Dias.
"Tentu saja aku tidak ..." ucapan Dinda terpotong.
"Stop! Jangan jawab sekarang. Pikirkan saja dulu. Aku punya penawaran menarik sebagai imbalannya. Kau mau tau apa imbalannya? Kita bertemu di cafe coffe saat jam makan siang besok. Pikirkya baik-baik dan beri aku jawabanya besok." Kata Dias.