"Kau, pulang denganku?"
Dinda cukup kagum dengan usaha bosnya, dan ia sedikit penasaran kenapa sejak kemarin bosnya itu ingin mengantarnya pulang. Hemm tapi jika teringat sikapnya kemarin, Dinda menjadi tidak mau menerima tawarannya. Lebih baik pulang naik taksi online atau bus.
Dias masih menanti jawaban dari mulut Dinda yang tidak kunjung keluar. Namun Dias menahan diri untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang tak seharusnya ia ucapkan.
"Tidak" kata Dinda kemudian.
Dias terkejut karena ia benar-benar ditolak niat baiknya. Ingin dia bertanya alasannya tapi Dias terlalu gengsi untuk bertanya lagi atau memaksanya.
"Ok, thanks."
"Untuk apa?"
"Sudah mengobatiku."
"Nggak apa, aku ikhlas kok. Baiklah, aku pulang sekarang."
Dias ingin menahan Dinda yang sudah sampai di ambang pintu keluar tapi diurungkan. Harga dirinya masih terlalu tinggi.