Monika merasa tidak tenang di ruang kantor butik miliknya. Ia berjalan mondar-mandir sambil memainkan ujung kuku jarinya.
Ddddrrrrtttt, sebuah panggilan masuk dari sepupunya membuat Monika bergerak cepat mengangkat ponselnya.
"Bagaimana?" kata Monika memulai percakapan.
"Diluar dugaan, Perdana Mentri justru semakin mengagumi dr.Dirga. Operasi pada putrinya berjalan baik. Bahkan perdana mentri akan menggelontorkan dana investasi untuk pembiayaan alat medis dan Obat-obatan di rumah sakit. Ini kabar baik untuk rumah sakit cabang disini tapi buruk untukmu."
"Apa? Menyebalkan! Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus segera membuat rencana baru" kata Monika gusar.
"Bagaimana jika kau membalik keadaan."
"Apa maksudmu?" tanya Monika tidak mengerti.
"Ada baiknya jika kau bisa membuat Putra yang berada disini dan Dirga kembali ke Indonesia."
"Aku tidak mengerti dengan pikiranmu itu" Monika meninggikan nada suaranya.