'Sial! Brengsek! Kali ini aku tidak akan membiarkanmu' kata Dirga menggertakkan giginya.
Dirga segera berbalik dan menepuk bahu Putra hingga membuatnya refleks berbalik. "Buughh" satu pukulan berhasil mendarat di rahang kiri Putra begitu ia membalikkan tubuh.
"Kyaaa ..." Winda memekik membekap mulutnya sendiri. "Hentikan!" Winda segera menghampiri Dirga dan Putra, ia mencegah Dirga berbuat lebih banyak.
"Jaga ucapanmu!" kata Dirga dengan suara beratnya, ia sudah mencengkeram kerah baju Putra dan hendak melayangkan tinjunya lagi.
"Hentikan Dirga" kata Winda merayu.
"Menjauh, biar aku selesaikan masalahnya dengan si brengsek ini" kata Dirga.
"Tidak, Dirga! Apa yang kamu lakukan? Kami hanya mengobrol biasa, aku sedang bersama Dinda tadi, lalu Dinda menerima telfon dan Putra hanya menemaniku sambil menunggu Dinda kembali" Winda dengan cepat menjelaskan karena takut Dirga lebih salah faham.