Winda mendesah pelan setelah melihat Oma, 'Ugh ... kesan pertama berjumpa dengan Oma juga tidak berjalan dengan baik waktu di pesta ulang tahun Dinda. Belum sempat Aku memperbaikinya sebelum pertemuan ini, ah... menyesalnya. Akankah semuanya berjalan lancar dan akan baik-baik saja?' pikir Winda dalam hati. Ada rasa takut akan kegagalan lagi dalam lubuk hati Winda, 'Jangan sampai itu terjadi lagi, mungkin aku tidak akan sanggup menghadapinya untuk kedua kalinya. Cukup waktu itu saja, Aku mohon jangan sampai 'ENGKAU' renggut lagi kebahagian yang sudah di depan mataku. Selangkah lagi ... ya selangkah lagi menuju pintu bahagia' Winda coba menyemangati dirinya sendiri.
"Sayang ..." Bunda menyenggol bahu putrinya, Winda segera tersadar dari lamunannya.
"Ah ... iya Bunda" jawab Winda lirih sambil menoleh ke arah Bunda. Bunda memberi isyarat dengan matanya bahwa Tn.Vian sudah berada di depannya dan menyapanya.