"Apa sebaiknya kamu di rumah saja, tidak perlu kerja di rumah sakit lagi. Atau kamu cukup kerja di klinik saja agar hanya Aku yang menggodamu. Aku tidak rela Kamu selalu di dekati Ari, di tambah lagi Risa sering mengganggumu dengan mulut besarnya itu" Dirga mencium ubun-ubun Winda, ia begitu menyayangi gadis dihadapannya itu.
"Hahaha ... ternyata Kamu menguntitku ya?" Winda senang mengetahui jika Dirga begitu menjaganya dengan mengawasi dari kejauhan dan tidak bertindak gegabah. Winda merasa Dirga tidak terlalu kekanak-kanakan lagi sekarang, ia bersyukur kekasihnya ini menghargai apa yang diucapkannya. "Tenang saja, Aku bisa menjaga diriku" katanya lagi.
"Huft, tapi pemuja disekelilingmu yang membuatku khawatir" Dirga memasang mulut cemberutnya.
"Uugh ... imutnya kekasihku ini" Winda menjadi gemas dan mencubit pipi Dirga.
"Aku serius" protes Dirga.
"Aku justru khawatir denganmu yang tiba-tiba membawaku ke ruangan ini" sindir Winda.