Sekolah adalah sebuah panggung.
Kazefuru Ooike memeriksa penampilan dan pakaiannya untuk yang terakhir kalinya dan memberikan senyuman yang selalu ia latih sebelum meninggalkan rumah.
Dibanding dengan orang-orang biasa yang menyia-nyiakan masa muda mereka yang berharga, ia dengan cepat memahami sifat dasar dari kehidupan di sekolah, dan setiap hari ia selalu berpakaian rapi untuk menghabiskan hari-harinya di sekolah dengan sempurna.
Sama seperti aktor di panggung, dia selalu memamerkan penampilannya yang mempesona, dengan keanggunan yang luar biasa, dan cara berkomunikasi yang lancar, sehingga memberikan kesan yang mendalam pada orang-orang yang melihatnya. Status ketenarannya pun menjadi sangat tinggi karena hal itu.
Mencari jadi diri? Masa remaja? Kenikmatan? Haha, hal itu hanya cita-cita rendahan dari orang-orang bodoh dan biasa yang tidak mengerti apa-apa tentang realitas. Masa depan hanyalah kabut kabur bagi mereka – selain menghabiskan waktu mereka, apa yang bisa mereka lakukan?
Kazufuru Ooike sudah bisa melihat realita dunia ini dari dulu dan ia sudah membuat rencana detail untuk masa depannya. Baginya, sekolah adalah batu loncatan pertama dari kehidupan bermasyarakat, dan ia berniat untuk berdiri di posisi tertinggi dari lingkunan masyarakat sekolah yang relatif lebih sederhana agar mendapat awalan yang baik saat ia sudah mulai masuk ke masyarakat.
Sudah jelas, kesan orang lain padanya sangat baik dan nilainya juga luar biasa. Langkah selanjutnya adalah mendapatkan posisi di OSIS. Namun tujuan tertingginya adalah… mendapatkan pasangan yang luar biasa.
Dan siapa yang bisa menandingi sang ketua OSIS, Natsuya Yoruhana?
Saat dia berjalan ke sekolah dan melihat sisi feminimnya, sudut mulut Kazufuru Ooike naik ke atas, kemudian ia pergi untuk menyambutnya dengan akrab.
"Sekretaris Ooike dan Ketua Yoruhana… mereka berdua terlihat seperti sebuah lukisan jika bersama…"
"Keduanya memiliki memiliki nilai dan penampilan kelas atas, dan mereka adalah elit yang memasuki OSIS saat masih menjadi siswa baru. Mereka terlalu sempurna!"
"Apakah benar mereka tidak berpacaran dengan satu sama lain?"
Mendengarkan bisikan di sekitarnya, rasa bangga menggeliat di hati Kazufuru Ooike, tapi dia dengan hati-hati menyembunyikan perasaanya, tetap tanpa ekspresi sambil melanjutkan percakapannya dengan Natsuya.
Kebanyakan orang di sekitarnya tahu kalau Natsuya Yoruhana itu berasal dari keluarga kaya dan berkuasa, tetapi mereka sepenuhnya tidak tahu mengenai kekayaan keluarganya.
Namun, Kazufuru Ooike berbeda. Meskipun semua pengetahuannya berasal dari hasil browsing internet, informasi kekayaan keluarga Yoruhana sangat mengejutkan.
Dia tidak mengerti kenapa seorang wanita dengan level setinggi itu malah bersekolah di SMA Genhana. Tanpa ragu, ini adalah kesempatan yang luar biasa baginya, bahkan mungkin sekali dalam seumur hidup!
Selama Kazufuru berhasil mendapatkan perhatiannya, ia bisa-bisa tidak perlu bekerja keras selama beberapa puluh tahun dalam hidupnya!
Saat dia menyadari hal ini, dia bekerja dengan lebih keras untuk semakin mendekat dengan wanita cantik dan brilian dari keluarga yang masyhur ini. Dan pada saat ini, dia adalah salah satu pria di sekolah yang paling dekat dengan Natsuya Yoruhana.
Hampir setiap siswa di sekolah mengenali mereka berdua sebagai pasangan yang sempurna, dan berdasarkan sikap ketua kepadanya, Kazufuru Ooike juga beripikir demikian.
Sampai hari ini.
"Orang itu akan pindah ke kelasmu hari ini, jadi tolong jaga dia baik-baik, Ooike-kun."
Sambil tersenyum, kalimat dari Natsuya Yoruhana mengaduk emosi gelap di dalam hati Kazufuru Ooike, tapi tentu saja ia tidak akan membiarkan perasaan itu muncul.
"Akan kulakukan."
Seigo Harano.
Baru-baru ini nama itu memberikan kesan kepada Kazufuru Ooike, karena untuk memindahkannya ke SMA Genhana, Natsuya Yoruhana sampai menggunakan koneksi keluarganya.
Sebagai anggota OSIS, dia juga membantu bagian dari proses pemindahan Seigo dan melihat fotonya dalam dokumen.
Seigo Harano adalah seorang anak laki-laki yang sangat tampan.
Hal ini menyebabkan Kazufuru Ooike merasa sedikit terancam.
Foto itu mungkin telah diedit; mungkin aslinya orang itu tidak setampan yang ada di foto. Ia hanya dapat menghibur dirinya sendiri secara diam-diam dengan memikirkan hal tersebut.
Tahun 1, kelas 5.
Ketika Ooike memasuki kelas, dia menemukan kalau murid pindahan itu menjadi topik hangat di kelas.
"Aku dengar siswa baru itu laki-laki, semoga dia tampan!"
"Eh, bukan perempuan?"
"Aku penasaran kenapa di saat-saat seperti ini."
"Aku dengar kalau ketua menggunakan koneksinya untuk memungkinkannya untuk masuk; mungkin dia memiliki hubungan dengan ketua?"
"Mungkin dia adalah tuan muda dari keluarga kaya?"
Ooike mempertahankan senyumannya saat ia menyapa teman-temannya, dan ketika mereka bertanya tentang murid pindahan itu, ia hanya tersenyum dengan sopan sebagai jawaban.
Tiba-tiba, seisi kelas terdiam.
Ooike ikut melihat arah pandang semua orang dan melihat dua orang yang sudah diduganya.
Kahei Watari dan Takashi Kobayashi.
Anak laki-laki pertama memiliki tinggi 1,9 meter dan sedikit gemuk. Alisnya tebal dan lebat, dan dia membawa ekspresi gelap yang menakutkan.
Anak laki-laki yang satunya memiliki rambut berwarna ungu dan mengenakan anting-anting. Dia memiliki bibir tipis dan mata sipit. Pembalut luka yang pucat meliliti tangannya, ekspresinya terkesan dingin dan antisosial.
Mereka adalah berandal terkenal dari kelas 5, tahun pertama.
Legenda mengatakan kalau mereka berdua memiliki rekor yang luar biasa karena sebelumnya mereka pernah mengalahkan tujuh atau delapan preman, dan ketika mereka bertindak bersamaan, tatapan mereka saja cukup untuk menakuti preman rendahan.
Meskipun ada banyak legenda tentang perkelahian mereka di luar sekolah, mereka tidak pernah bertindak di sekolah. Namun, ini bukan karena takut, tetapi karena mereka memang tidak cukup peduli untuk melakukan hal itu.
Setiap kali mereka muncul bersama di kelas, atmosfer yang menakutkan tanpa sadar menyebabkan semua orang berhenti berbicara, sehingga keheningan luar biasa saat ini menyebar ke seluruh ruangan.
Mereka tidak peduli dengan reaksi teman-teman sekelas mereka, dan mereka terus mengobrol kepada satu sama lain saat mereka berjalan menuju ke sudut kelas.
"Bagaimana tadi malam?"
"Aku mengalahkan delapan… tidak banyak."
"Aku sendiri hanya mengalahkan tiga belas, tidak cukup."
"Mari kita lanjutkan malam ini."
"Baik."
Percakapan sederhana yang mereka lakukan dengan satu sama lain terasa sangat menakutkan sampai pada titik di mana semua orang yang mendengarnya merasakan detak jantung mereka bertambah dengan cepat.
Ketika mereka duduk di kursi mereka dan menutup mata untuk beristirahat, suasana kelas kembali rileks, dan percakapan biasa dimulai kembali.
'Hmph, dasar orang bodoh' Kazufuru Ooike diam-diam mengejek mereka.
Dia memandang rendah preman-preman sampah masyarakat yang sok kuat. Meskipun ia terpaksa mengakui keterampilan mereka dalam kekerasan berhasil memberi orang lain sebuah tekanan yang sangat sulit untuk dihindari.
Tidak lama setelah itu, bel berbunyi.
Guru kelas mereka, seorang wanita berkacamata bujang yang berumur dua puluh sembilan tahun itu, masuk ke dalam kelas, dan wajahnya sangat merah.
"Erm… semua orang seharusnya sudah mendengar kabar kalau ada seorang siswa baru yang akan bergabung dengan kita hari ini."
Setelah penjelasan sederhana itu, ia menunjuk ke luar pintu, dan gerakannya cukup gerah sampai-sampai ia tampak seperti sedang menggoda.
Seorang anak laki-laki masuk ke kelas.
Saat dia berjalan masuk, semua orang di kelas menarik nafas mereka secara bersamaan.
Murid baru itu tinggi dan tampan, dengan wajah indah, rambut pendek rapi, dan ekspresi sedikit malu… meskipun ia mengenakan seragam sekolah bergaya barat yang sama seperti orang lain, ia entah bagaimana berhasil mengeluarkan kesan karismatik, seolah-olah ia adalah seorang bangsawan di sebuah perjamuan!
Dalam waktu singkat saat ia berjalan dari pintu ke podium kelas, waktu terasa lambat.
Hampir semua gadis di kelas moodnya meningkat tajam hanya dalam beberapa detik, sementara hampir semua anak laki-laki menunjukan wajah yang muram.
Apa-apaan! Kenapa lelaki tampan itu datang kesini!?
Sebenarnya, jika ia hanya seorang lelaki tampan pada umumnya, Kazufuru tidak akan terlalu terganggu. Namun, karena orang didepan mereka sudah jelas adalah seorang lelaki super tampan dengan peringkat-S, anak-anak itu bergumul dengan emosi yang kompleks.
"Halo semuanya, namaku Seiji… *Uhuk!*, Seigo Harano. Saya pindah di saat seperti ini karena berbagai alasan, jadi mohon jagalah saya mulai sekarang."
Seiji tersenyum lembut pada semua orang.
Batuk, karena gugup dia hampir dengan tidak sengaja menyebutkan nama aslinya.
Tiba-tiba ada keributan besar di kelas yang disebabkan oleh para gadis.
"Dia sangat tampan! Hei, bukankah menurutmu dia mirip dengan artis Hidemi Kimura?"
"Eh? Menurutku dia lebih seperti Mitsuaki Kaneshiro?"
"Dia tinggi, tampan, dan memiliki atmosfer yang hebat mengelilinginya. Aku tidak bisa menahannya lagi…"
"Dia bahkan lebih tampan dari Ooike-kun!"
Ketika Kazufuru Ooike mendengar namanya dibanding-bandingkan dengan murid pindahan itu, wajahnya mulai musam, dan jantungnya ikut berdenyut dengan kencang juga.
Harapan Kazufuru Ooike menjadi sia-sia, murid pindahan itu tidak sekedar tampan, namun dia adalah pemuda super tampan seperti idola tingkat supermodel yang terlihat lebih tampan dari fotonya!
Dia langsung menyadari mengapa ketua OSIS telah menghabiskan begitu banyak upaya untuk membantu orang ini pindah sekolah. Sayangnya, hal yang baru ia pahami membuatnya semakin tenggelam ke dalam jurang.
Selain dia, ada satu orang lagi yang merasa jatuh jauh ke dalam jurang.
Orang itu adalah Mika Uehara.
Meskipun Mika sudah menduganya, ketika pindahan Seiji disambut dengan banyak kegembiraan, dia sebenarnya merasa tidak bahagia.
Ya, benar-benar tidak bahagia.
Dia menyemberutkan mulutnya, dan bergumam di hatinya: 'Huh, ada apa dengan semua keributan ini? Sebelumnya dia hanyalah otaku gemuk.'
Ironisnya, perasaannya sendiri hampir sepenuhnya tumpang tindih dengan salah satu perasaan dari idola sekolah, Kazufuru Ooike si sekretaris OSIS.
Sang guru menyuruh Seiji untuk duduk di meja kosong yang berada di ujung, dan ia kebetulan melewati meja Mika saat berjalan ke mejanya.
Mika meliriknya, dan ia melirik kembali dengan senyum.
Kemudian, dia duduk di kursinya dan menyalami teman di sekitarnya dengan tenang.
Kedua dari mereka tidak merespon, jadi Seiji berasumsi kalau mereka adalah berandalan yang Mika ingatkan untuk ia hindari – Kahei Watari dan Takashi Kobayashi.
Selama Seiji tidak mengganggu mereka, rasanya tak akan ada masalah. Lagipula, Seiji tidak memiliki alasan untuk ikut campur dalam urusan mereka.
Saat ini, ia sedang menikmati rasanya kembali ke sekolah
Setelah merasakan pahitnya dunia nyata akhirnya ia mengerti betapa berharganya hari-hari di sekolah.
Diawal kelas, ia membuka sistem, dan ia menyadari kalau pilihan [belajar di kelas] yang telah lama berwarna abu-abu akhirnya bisa dipilih. Ia langsung memilih pilihan itu. Kemudian, ia dipenuhi niat untuk belajar, dan ia bisa berkonsentrasi secara penuh. Ia tidak memperhatikan hal lain kecuali sang guru dan papan tulis…
Setelah kelas.
Setelah Seiji lepas dari status [belajar], ia melihat kalau ia sudah dikelilingi oleh teman sekelasnya.
Dan yang mengelilinginya hanya perempuan!?
Mereka berbincang tanpa henti. Dengan bau parfum dan bau sedap lainnya yang datang dari badan mereka, Seiji sedikit kewalahan dengan pertanyaan mereka.
"Harano-san, kenapa kamu pindah disaat seperti ini?" Ini merupakan pertanyaan yang normal.
"Harano-san, hal seperti apa yang kau sukai?" Ini adalah pertanyaan bertele-tele.
"Harano-san, apa kamu punya pacar?" Ini adalah pertanyaan yang blak-blakan.
"Harano-kun, kamu normal atau gay?" Orang ini pasti suka boys-love…
…
"Okay, berhenti!"
Di saat Seiji kesulitan, suara jelas dari seorang perempuan tiba-tiba terdengar, yang mengakibatkan para gadis menjadi terdiam.
Seiji melihat ke arah pembicara, dan melihat, "lelaki tampan" berbadan proporsional dengan rambut peraknya yang sedikit panjang dan senyuman yang sedikit invasif sedang memasuki kerumunan gadis-gadis.
"Waktu bicara sudah habis – waktu yang tersisa milik pemiliknya yang asli. Sekarang silahkan mundur, terima kasih!"
"Apa yang kamu katakan? Pemilik… pemilik aslinya – apa-apaan!" Mika Uehara yang sedang malu tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh "Lelaki tampan" ini.
"Bagaimana dia bukan milikmu? Ia pindah kesini karenamu, dan kalian tinggal bersama. Bahkan kalian berangkat ke sekolah bersama bukan?""Lelaki tampan" ini menunjukan senyuman licik.
Setelah hening sejenak, para gadis itu terkejut dan menatap mata Mika yang matanya terbuka lebar!
"Tidak sama sekali! Dia… ketua… dia… dia cuma penyewa di apartemen keluargaku!" Mika Uehara panik karena melihat lirikan tajam yang tertuju padanya, dan pipinya memerah dengan cepat karena malu. Bahkan, ia terlalu gugup sampai-sampai mengeluarkan perkataan yang tidak jelas.
"Penyewa? Hanya itu saja? Kalian tahu, teman-teman…"
"Aku mohon, Chiaki, berhentilah! Semuanya jadi salah paham!" Mika memohon kepada temannya dengan matanya yang berair.
Seiji tersenyum malu.
"Anda pasti Chiaki Wakaba bukan? Teman baik Mika – dia pernah memberitahuku sebelumnya."
"Oh, jadi kamu langsung memanggilnya Mika, iyakan? Hehe…" Senyuman dari gadis tomboy dengan pakaian laki-laki itu memiliki makna yang dalam. "Itu benar, namaku Chiaki Wakaba. Senang bertemu denganmu, Seigo Harano." Ia mengambil pose tampan sebelum menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengannya. Jika orang lain yang berpose seperti itu, rasanya akan terlihat 'dipaksakan', tetapi saat Chiaki melakukannya, tidak terlihat aneh sama sekali; bahkan seakan-akan pose tampan itu diciptakan olehnya.
"Senang bertemu denganmu." Seiji tersenyum kembali dan menjabat tangannya.