Chereads / Jalan Menuju Surga / Chapter 37 - Turnamen Dimulai

Chapter 37 - Turnamen Dimulai

Turnamen Pewaris Pedang pun dimulai.

Yang pertama maju adalah murid sword washing yang bernama Chen Ling.

Chen Ling sudah menjadi bagian dari inner sect selama tujuh tahun dan ia mendapatkan pedangnya lima tahun yang lalu, namun ia tidak bisa mencapai level Perfect Preservation hingga hari ini, dimana ia akhirnya memenuhi persyaratan untuk berpartisipasi dalam turnamen ini.

Ia terlihat begitu tenang setelah berlatih Kultivasi dan menunggu selama beberapa tahun, sesuatu yang tidak biasa bagi orang seumurannya. Ia tidak memperdulikan perhatian yang ditujukan padanya oleh para penonton atau tekanan yang dibebankan padanya, sebagai petarung pertama yang naik ke panggung, ia justru memfokuskan dirinya pada performanya.

Kilatan cahaya pedang yang jernih namun dingin bagai salju, keluar dari lengan bajunya, meninggalkan retakan di lereng gunung dengan air yang perlahan mengalir, sebelum kembali padanya.

Ia melompat ke atas pedang terbangnya, sebelum pedang itu berada di dekatnya dan mulai mengendarainya ke atas lereng - lereng gunung, mempertunjukkan kemampuannya mengendarai pedang yang sudah sangat terlatih.

Suasana di sekitar sungai sangat sunyi.

Para perwakilan yang berada di panggung batu yang dikelilingi awan - awan, yang berasal dari Sekte Hanging-Bell, Daze, Kota Zhaoge, dan Biara Water-Moon, beserta beberapa perwakilan dari sekte - sekte lain, termasuk Principal Justice dari Kuil Fruit Formation. Semua tetap berada di tempat duduk mereka dan hanya berdiam diri.

Tahun ini adalah untuk pertama kalinya Sekte Mirror mengirimkan perwakilan untuk mengamati Turnamen Pewaris Pedang dari Sekte Green Mountains. Ketidaktahuannya terlihat jelas, ketika ia tidak menyadari keheningan yang ada di lereng - lereng gunung itu, ia bertepuk tangan dan memuji Chen Ling, setelah melihatnya mengendarai pedang terbangnya di antara puncak - puncak gunung dengan mudah dan terlihat begitu kuat.

Chen Ling mendaratkan pedangnya di sebuah batu yang ada di sungai.

Seorang tetua dari Puncak Shiyue yang bertanggung jawab atas Turnamen Pewaris Pedang lalu bertanya tanpa ada sedikitpun perubahan pada ekspresi wajahnya, "Pedang dari puncak gunung yang mana yang ingin kamu warisi?"

Ekspresi di wajah Chen akhirnya terlihat gugup dan ia menjawab dengan suara yang terdengar sedikit kering, "Kemampuan apa yang saya miliki? Saya tidak berani memilih."

Sambil berkata, ia melihat ke arah para master dari banyak puncak gunung yang berada di panggung dengan penuh harap, namun juga dengan penuh kegelisahan.

Di Turnamen Pewaris Pedang, setiap master dari sembilan puncak gunung hanya bisa memilih satu orang murid pewaris pedang, sehingga mereka semua akan memilih dengan sangat hati - hati, dikarenakan oleh batasan itu.

Chen Ling tahu bahwa level Kultivasi nya tidak lebih unggul dari teman - temannya, sehingga ia tidak berharap untuk diperebutkan oleh puncak - puncak gunung itu Ia hanya berharap agar bisa dipilih oleh salah satu puncak gunung.

Lereng - lereng gunung itu sangat sunyi, tanpa ada satu suara pun terdengar dari sana.

Setelah beberapa lama, keheningan itu pun menjadi sangat memalukan.

Mereka yang tidak memenuhi persyaratan untuk berpartisipasi dalam turnamen ini, yang berdiri di sekitar sungai, merasa kalau mereka tidak mampu untuk terus melihatnya.

Saudari Yushan memalingkan kepalanya, ia terlalu gugup untuk terus melihat kejadian itu.

Di tengah keheningan yang menakutkan itu, Chen Ling masih terlihat tenang, ia bersikeras mengangkat kepalanya, seperti seorang penjahat yang menantikan hukuman yang akan dijatuhkan padanya.

Ia tahu jika ia menundukkan kepalanya atau memperlihatkan kekecewaannya, maka para masters itu akan beranggapan bahwa Hati Pedangnya tidak stabil.

Dan ia kemudian harus menunggu tiga tahun lagi.

Perwakilan dari Sekte Mirror itu juga merasa malu. Melihat ekspresi dari tamu - tamu undangan yang ada di sekitarnya, ia tidak tahu kemana ia harus meletakkan tangannya, yang tadinya bertepuk tangan. Ia sama sekali tidak mengerti, bagaimana bisa seorang murid yang begitu luar biasa, seseorang yang bisa dianggap sebagai orang yang akan difavoritkan untuk dilatih, bukan hanya di Sekte Mirror, namun juga di Sekte Green Mountains... malah menjadi seseorang yang tidak diinginkan oleh seorang pun?

Akhirnya, terdengar suara yang berasal dari lereng - lereng gunung itu.

Setelah mendiskusikannya, Puncak Yunxing memutuskan untuk menerima Chen Ling. Mungkin mereka mengingat, bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk memenangkan beberapa orang murid yang sangat berbakat dari puncak - puncak gunung yang lain.

"Elder Chen, apakah kamu bersedia untuk belajar Teknik Pedang Burung Purba?"

Chen yang merasa begitu bahagia, menjawab dengan suara yang bergetar, "Iya, murid ini bersedia!"

Setelah itu, ia dengan cepat menaiki pedang nya dan terbang ke atas untuk bergabung dengan rekan - rekannya dari Puncak Yunxing yang berada di suatu tempat di lereng - lereng gunung itu.

...

...

Kemudian, beberapa murid yang lain pun naik ke panggung untuk mendemonstrasikan level Kultivasi dan teknik pedang mereka.

Para murid inner sect ini telah berlatih selama bertahun - tahun di Sungai Sword Washing dan mereka semua telah mencapai level Perfect Preservation, dengan beberapa dari mereka sudah hampir mencapai level Inherited Will, dimana mereka dapat mengendarai pedang terbang mereka dengan begitu mudahnya, seperti seekor burung yang terbang di antara puncak - puncak gunung dan memperlihatkan kelihaian teknik pedang mereka. Pedang - pedang terbang mereka pun berbelok dan berputar, membentuk sebuah layar cahaya, yang tidak akan bisa ditembus, bahkan oleh air terjun yang berada dalam jarak sepuluh kaki dari mereka.

Ji Yuanliang, Sikong Yiming, dan Qi Faying, yang namanya berulang kali muncul di buku catatan dari banyak puncak gunung, dipilih setelah melewati beberapa kali diskusi.

Lereng gunung itu sangat sunyi. Perwakilan dari Sekte Mirror juga telah belajar dari kesalahannya dan tidak lagi mengutarakan pendapatnya. Ia hanya sesekali melemparkan pandangannya ke panggung batu yang berada jauh di dalam awan, bertanya - tanya apakah Ketua Sekte dari Sekte Green Mountains turut hadir di sana dan apakah dia, seperti yang dikabarkan, sama seperti Gurunya, Immortal Taiping, yang juga berlatih ilmu magis yang tiada tanding.

Sang Principal Justice dari Kuil Fruit Formation menutup matanya, ia juga menjalankan tasbih yang ada di tangannya menggunakan jari - jarinya.

Para murid perempuan dari Biara Water-Moon dan Puncak Qingrong pun berkumpul, mereka berbincang - bincang dengan berbisik dan kelihatan begitu akrab. Suara tawa mereka terdengar seperti denting lonceng perak.

"Sangat membosankan."

Para tamu undangan dari Sekte Hanging-Bell duduk di bagian barat dari panggung batu itu.

Seorang gadis muda yang berumur sekitar tiga belas atau empat belas tahun merasa seakan ada yang menggelitik matanya, ketika ia memandangi air di celah batu yang ada di bawah kakinya.

Ia mengusap matanya dan kemudian menguap, lonceng kecil yang tergantung di telinganya yang begitu indah pun berdenting.

Kedua lonceng kecil itu terbuat dari perak. Apakah gadis kecil ini seorang utusan silver-bell yang berkedudukan tinggi?

"Apa yang kamu tahu?" ujar seorang wanita muda yang mengelus rambut gadis itu dengan lembut, "Sekte Green Mountains adalah Sekte Pedang Besar, teknik pedang nya mungkin terlihat membosankan, namun teknik itu sebenarnya adalah teknik yang sangat rumit."

"Tapi, tetap saja membosankan, pedang digenggam di sini, pedang yang lainnya dipegang di sana. Tidak ada yang menarik tentang pedang - pedang itu."

"Kalau aku tahu ini akan begitu membosankan, Aku tidak akan mau datang kemari." protes gadis kecil dari Sekte Hanging-Bell itu, sambil memainkan bibirnya.

Tiba - tiba terdengar keributan dari dasar lereng gunung, gadis itu kemudian berdiri dan menoleh, ia mendapati kalau kerumunan orang yang ada disana menjadi sedikit gelisah. Perhatiannya tertuju pada pemuda ramping yang sedang berjalan menuju ke sungai dan ia lalu berkata, "Lihat, Bibi Guru! Apa itu orangnya, yang tadi kau beritahukan padaku, orang yang memiliki kualitas Dao alami?"

...

...

Liu Shisui sampai ke sungai.

Suara sorak - sorai terdengar dari kedua sisi sungai.

Keributan itu samar - samar terasa di antara lereng - lereng gunung dan ada banyak pasang mata yang tertuju padanya.

Di bagian tertinggi dari lereng gunung yang tinggi itu, Principal Justice dari Kuil Fruit Formation pun membuka matanya, tamu dari Da Ze bahkan berdiri dan perwakilan dari Sekte Mirror yang tadi berjalan menuju ke ujung lereng gunung, tampak sedang melihat ke bawah.

Para tamu yang datang berkunjung, menunjukkan ketertarikan mereka yang besar pada Liu Shisui, atau setidaknya, rasa ingin tahu.

Sudah tersebar luas di dunia kultivasi kabar bahwa Liu Shisui memiliki kualitas Dao yang alami dan ia adalah orang ketiga yang memiliki kualitas Dao yang alami di Sekte Green Mountains dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Siapapun yang memiliki kualitas Dao yang alami pasti merupakan satu-diantara-satu-juta-orang jenius dalam Kultivasi. Akan sangat beruntung bagi sebuah sekte jika bisa menemukan satu orang murid seperti itu dalam waktu seratus tahun. Jadi, keberuntungan yang dimiliki oleh Sekte Green Mountains benar - benar membuat sekte - sekte lainnya iri.

Zhuo Rusui dan Zhao Layue masing - masing berasal dari Laut Barat dan Kota Zhaoge dan keluarga mereka memiliki latar belakang yang istimewa, karena mereka memiliki koneksi dengan dunia Kultivasi, sehingga mereka lebih mudah untuk ditemukan. Namun, Liu Shisui kabarnya adalah seorang anak kecil yang tinggal di sebuah desa terpencil dan tidak memiliki hubungan dengan dunia Kultivasi, jadi bagaimana bisa Sekte Green Mountains menemukannya?

Melihat pemuda yang sedang berdiri di batu yang ada di tengah sungai itu, orang - orang dari sekte - sekte lain itu pikirannya dipenuhi dengan pemikiran - pemikiran yang rumit.

Liu Shisui yang berdiri di batu yang ada tengah sungai, sama sekali tidak terpengaruh oleh keributan itu, ia hanya fokus pada satu hal, yang mana hal itu ada menarik keluar pedangnya.

Pedang terbangnya melayang naik dari tanah tanpa ada bayangan, maupun cahaya pedang, pedang itu tiba di lereng gunung yang berjarak tiga puluh kaki jauhnya dari dia dalam waktu yang sangat singkat.

Semuanya hening dan bahkan tidak ada riak yang muncul di permukaan air sungai yang mengalir, namun ada sebuah lubang bundar yang sangat kecil, yang muncul di lereng gunung itu.

Pemandangan yang terlihat biasa - biasa saja ini, memancing beberapa teriakan yang penuh keterkejutan dari lereng - lereng gunung.

Liu Shisui melipat dua jari di tangan kirinya, ia menggunakan teknik pedang yang paling umum dari Kitab Pedang untuk membuat pedang terbangnya kembali padanya dari lereng gunung itu.

Ia lalu dengan nekat melangkah menuju ke sungai itu, dan mendarat tepat di atas pedang nya seraya ia terbang ke atas, setelah meninggalkan bayangan di belakangnya. Dengan kecepatan yang terus bertambah, pedang terbang itu berubah menjadi cahaya hijau, yang hanya dalam waktu beberapa detik telah terbang keluar dari lereng - lereng gunung dan menciptakan suara desingan yang menusuk telinga, menembus awan - awan yang ada disana.

Saat orang - orang mengangkat kepala mereka untuk melihatnya, ia sudah berubah menjadi titik hitam yang ada di langit, berada jauh di atas sembilan puncak gunung.

Beberapa saat kemudian, Liu Shisui kembali dengan masih berada di atas pedangnya, wajahnya tidak terlihat memerah sama sekali, jantungnya pun masih tetap tenang dan nafasnya juga teratur. Ia lalu membungkukkan badan, namun tanpa mengucapkan sepatah katapun, seakan ia tidak melakukan apa - apa.

Suara sorak - sorai yang tiba - tiba terdengar, memecahkan ketenangan yang ada di antara lereng - lereng gunung itu.

"Bagus! Hebat! Luar Biasa!"

Teknik pedang Liu Shisui memang terlihat sederhana, namun sebenarnya sangat stabil dan seimbang, tanpa memerlukan hal - hal lain, benar - benar sebuah teknik pedang yang dikejar oleh Sekte Green Mountains.

Walaupun level nya masih relatif rendah, namun hal itu dipertunjukkan oleh seorang pemuda yang masih berumur empat belas tahun, yang telah memperlihatkan aura dari seorang pendekar pedang hebat. Wajar, jika hal itu mendapat apresiasi dari orang - orang.

"Apakah dia yang memiliki kualitas Dao yang alami?" gumam gadis kecil dari Sekte Hanging-Bell.

Di umurnya yang masih sangat muda, gadis itu telah menjadi seorang utusan silver-bell, tentunya pengalamannya pastilah bukan pengalaman yang biasa saja. Namun, karena haus akan hal - hal yang menarik, ia merasa kalau pengalamannya masih belum cukup.

Sesaat kemudian, matanya terlihat begitu bersemangat.

Seorang murid muda yang emosinya tampak stabil, terlihat sedang berjalan menuju ke batu yang ada di tengah sungai dan ia kemudian berdiri di depan Liu Shisui.

"Kakak Liu, bisakah kamu memberiku petunjuk."