Begitu Ye Zhenji pergi, Mo Tiange menatap lantai yang telah dibasahi teh dengan linglung dan tetap diam untuk beberapa saat.
Di sela-sela itu, ia hanya merasakan pikirannya kembali berantakan. Ia bahkan tidak bisa mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkannya.
Beberapa saat kemudian, ia akhirnya mengayunkan lengan bajunya, menggumamkan mantra sederhana untuk menghilangkan bekas tumpahan teh.
Tiga tahun... Ia tiba-tiba tertidur selama tiga tahun. Jika bukan karena tubuhnya menjalani periode mendapatkan nutrisi yang panjang seperti yang diceritakan Zhenji, ia benar-benar tidak akan percaya ia telah tertidur selama tiga tahun.
Dalam mimpi yang berlangsung selama tiga tahun, ia memahami prinsip "seseorang mungkin merasa bahagia ketika mereka memperolehnya, namun tidak merasa sedih jika mereka kalah," namun ia tidak pernah menduga apa yang menunggunya adalah berita seperti itu.
