Kerangka raksasa tergeletak di seberang area yang luas dan tinggi. Setiap bagian dari kerangka masih tersusun rapi, sehingga membuatnya tampak seperti naga sungguhan yang mengawasi manusia di bawahnya. Posturnya alami; memancarkan aura yang mulia dan sakral, seperti masih hidup. Bahkan, tidak ada sedikitpun perubahan warna yang seharusnya muncul pada kerangka yang berusia jutaan tahun. Sebaliknya, kerangka tersebut terlihat cukup berkilau.
Mo Tiange merasa seperti sedang menonton adegan dari beberapa juta tahun yang lalu; binatang ilahi sejati berbaring di alun-alun, diam-diam memperhatikan manusia di bawahnya. Binatang itu tampak malas dan nyaman seolah-olah menerima persembahan manusia. Setiap gerakannya memperlihatkan kesucian dan keagungan binatang buas. Bahkan, energi yang terasa dari kerangka masih mencengangkan.
Mo Tiange perlahan melangkah maju untuk menatap kerangka naga ilahi kuno lebih dekat.