Tentu saja Rhode tidak berniat meninggalkan Matt sendirian. Dia pergi untuk memungut barang-barang jarahan.
Di pertempuran sebelumnya, Rhode mendapatkan banyak sekali EXP, tapi dia tidak mendapat banyak barang jarahan. Bagi pemain, barang-barang yang ada di puing-puing kapal terbang tersebut bisa dianggap sebagai harta, dan dia juga bisa menjarah mayat-mayat untuk menemukan harta pribadi mereka. Tapi akhirnya dia mengurungkan niatnya. Bagaimanapun juga, orang-orang tersebut berperan dalam menyelamatkan hidupnya. Sangat tidak pantas baginya untuk menjarah harta mereka setelah mereka tewas.
Walaupun menemukan barang jarahan itu penting, tapi Rhode juga berhasil mendapatkan sesuatu yang lebih penting. Itu adalah sesuatu yang saat ini berada di genggaman tangannya – sebuah bijih hitam. Menurut arsip-arsip yang ada di Dragon Soul Continent, bijih ini merupakan hasil dari kondensasi jiwa-jiwa yang mati yang kelak akan berubah menjadi sebuah Soul Core. Benda tersebut mengandung kekuatan sihir yang besar dan bisa digunakan untuk banyak hal. Soul Core bisa ditanamkan ke dalam senjata dalam bentuk batu permata atau digunakan sebagai bahan pembuat senjata sendiri untuk membuat senjata jenis Soul Weapon. Bagi para Mage, Soul Core merupakan bahan pembuat senjata yang istimewa. Selain itu, benda ini sangat susah ditemukan. Inilah alasan mengapa harga benda ini sangat mahal di Dragon Soul Continetn. Dan bagi seorang Spirit Swordsman seperti Rhode, benda tersebut benar-benar berharga.
Karena Soul Core merupakan benda yang dibutuhkan untuk membangkitkan roh.
Saat ini Rhode berada di bagian dalam hutan. Dia mengangkat tangan kanannya; Soul Core yang ada di telapak tangannya memancarkan aura gelap. Dalam suasana yang hening, angin sepoi-sepoi menyapu dedaunan, dan cahaya bulan bersinar di dedaunan yang terjatuh. Beberapa saat kemudian, lingkaran sihir di tangan Rhode mulai bersinar. Kemudian, sebuah pemberitahuan sistem muncul di hadapannya.
[Soul Core ini telah terkontaminasi. Apakah kau ingin membersihkannya?]
"Bersihkan."
Cahaya terang sekali lagi bersinar di tengah kegelapan malam. Garis-garis sihir muncul dan mengelilingi jari-jari Rhode, termasuk Soul Core yang berada di telapak tangannya. Dengan kekuatan suci, kabut hitam yang sebelumnya menyelubungi Soul Core tersebut menghilang. Bentuk aslinya terlihat sekarang – sebuah batu permata transparan berbentuk telur yang memancarkan cahaya biru terang. Batu tersebut bergetar seakan-akan berjuang menetas dari telurnya.
[Soul Core ini telah berhasil dibersihkan. Apakah kau ingin membangkitkannya?]
"Bangkitkan."
Getaran batu permata itu bertambah keras. Dan dengan suara 'krak' pelan, batu itu pecah; garis-garis sihir berwarna biru muncul keluar dari dalam batu, berputar cepat dan berubah ke dalam bentuk kartu, dan akhirnya jatuh perlahan ke telapak tangan Rhode.
Perasaan sejuk dan nyaman menyelimuti tubuh Rhode. Dia hanya bisa terkejut, dan secara bersamaan dia juga mengetahui dengan makhluk macam apa dia mengikat perjanjian. Dia mengeluarkan deknya dan melihat sebuah Burung Roh berwarna hijau yang melayang di angkasa.
Di bagian pojok kanan atas terdapat setengah lingkaran berwarna biru (yang menggambarkan atribut kartu tersebut), dan di bagian pojok kiri atas terdapat huruf V yang tertera di situ. Sedangkan di bagian kedua sisi bawahnya, terdapat dua angka kecil yang tertera di situ yaitu '2'. Rhode membalikkan kartu itu, dan tiba-tiba sebaris teks muncul di permukaannya.
[The Soaring Spirit Bird (Elemen Angin): Unit Terbang, Bisa Digabung. Serangan: Memberikan efek lumpuh pada musuh dengan kemungkinan sebesar 10%, tidak memberi efek apapun pada musuh yang memiliki perlindungan sihir. Skill Spesial: Phantom Wind (Skill ini hanya berefek pada unit terbang)]
[1/10 dari Dek Langit telah didapatkan, The Soaring Spirit Bird]
Keberuntunganku sedang bagus hari ini...
Rhode tertawa. Roh tipe terbang merupakan salah satu roh terpenting bagi seorang Spirit Swordsman. Selain itu, elemen angin dari roh ini bisa menembus pertahanan barang-barang non-magis, membuat perlengkapan pelindung biasa tidak berfungsi di hadapannya. Jarak serangannya yang mencapai panjang 30 meter juga cukup jauh, dan dia juga punya kemampuan istimewa. Sekarang dia bisa menjamin keselamatan mereka bertiga; bahkan jika mereka bertemu dengan musuh tipe bos, dia yakin dia masih bisa menang.
Tapi hal yang paling menyedihkan adalah statusnya. Hingga saat ini, status STR, VIT, AGI, INT dan status lain milik Rhode masih tersembunyi, hal ini membuatnya gelisah. Tubuh ini adalah tubuh aslinya, tapi tubuhnya telah berubah total. Dia yakin statusnya melebihi status normal manusia biasa, tapi ketidaktahuannya akan kondisi tubuhnya membuat dirinya merasa tidak tenang. Ketika kau pikir kau akan mati, tapi ternyata kau selamat – itu sih tidak masalah. Lain halnya ketika kau berpikir kau akan selamat, tapi ternyata kau tewas, maka itu adalah akhir segalanya. Dan karena dia tidak mengetahui statusnya, dia hanya bisa terus maju dengan mengandalkan pengalamannya.
Setelah pertempurannya dengan Wind Serpent Lord, dia mendapatkan beberapa petunjuk mengenai statusnya. Bagaimanapun juga, informasi Wind Serpent Lord sebagai bos merupakan sesuatu yang dia pelajari secara terperinci sebelumnya. Dari pertempuran tersebut, dia bisa mengira bahwa status kekuatannya kurang lebih sama dengan prajurit yang membawa pedang pada umumnya, dan status vitalitasnya juga cukup tinggi. Sejak dirinya datang ke dunia ini, walaupun dia telah mengalami beberapa situasi yang krisis dan berbahaya, sepertinya tubuhnya dapat menyembuhkan cukup banyak luka. Di saat seperti ini, sayang dia belum bisa menemukan seorang Mage yang bisa memberinya peningkatan status agar dia bisa mengetahui statusnya sendiri.
Tiba-tiba, dia mendengar sebuah suara dari pepohonan. Rhode mengernyitkan dahinya dan menurukan tangan kanannya. Cahaya yang berasal dari lingkaran sihir di tangan kanannya menghilang dan kartu yang dipegangnya juga ikut lenyap tertelan angin. Setelah disegel sebagai kartu dan hubungannya dengan sang pemilik dikonfirmasi, kartu yang tersegel tidak menampakkan wujudnya lagi; kartu tersebut akan tersimpan di dalam lingkaran sihir seorang Spirit Swordsman yang disebut sebagai 'Sepuluh Dek Roh Terkuat', dimana kartu tersebut tinggal menunggu majikannya untuk memanggil dan menggunakan kekuatannya.
Dua kartu yang tersegel di deknya berada di Lingkaran Keenam, yang berarti mereka merupakan 'Roh Raja' dengan rank terendah – perbedaannya adalah 'Tanda Bintang' tidak mempunyai elemen, sedangkan 'Burung Roh' memiliki elemen angin.
Rhode tidak berniat untuk menunjukkan kemampuannya di depan orang-orang untuk saat ini. Meskipun dalam game sudah diketahui lama sekali bahwa Spirit Swordsman merupakan pekerjaan eksklusif yang pernah ada jaman dahulu di Dragon Soul Continent, dan pemain hanyalah pewaris dari kelas ini. Mereka berpetualang demi membangkitkan kejayaan dari kelas Spirit Swordsman yang dulu dipandang sebagai pahlawan. Namun semua ini hanyalah omong kosong dan melihat reaksi Matt dan Lize, sudah jelas bahwa mereka tidak tahu mengenai kelas ini. Maka dari itu, susah bagi Rhode untuk berbicara lebih jauh. Lagipula, memberikan sedikit kesan misterius pada dirinya bukanlah hal yang buruk.
Ketika Rhode berbalik, dia melihat Lize yang berjalan ke arahnya.
"Lize, kenapa kau ada di sini?"
"Ah…tidak, tidak ada apa-apa, tuan Rhode."
Lize menggelengkan kepalanya, merasa agak gelisah.
"Aku hanya…aku hanya ingin memeriksa lukamu…mungkin ada yang bisa kubantu…"
Saat dia berbicara, suaranya semakin pelan. Kedua tangannya menggenggam kelima pakaiannya.
Bukan hanya Rhode yang menyadari ada sesuatu yang aneh pada Lize. Matt juga menyadarinya karena dia adalah pedagang yang sering bepergian, dan karenanya ia memiliki insting yang bagus untuk mengamati segala sesuatu. Sedangkan alasan Rhode bisa menyadarinya karena pengalamannya sebagai pemimpin guild di Dragon Soul Continent Online. Harus dipahami bahwa game berbeda dengan kehidupan nyata dan orang cenderung menutup dirinya di balik avatar yang mereka ciptakan, jadi mereka harus lebih waspada dibandingkan dengan kehidupan nyata.
Dalam game, untuk menyatukan guildnya, Rhode harus memperhatikan beberapa hal dengan detail karena kebanyakan pemain bermain game hanya untuk bersenang-senang dan bukannya sebagai media untuk berkompetisi. Jika dia ingin guildnya untuk mencetak rekor-rekor baru dan memperoleh kesuksesan, bakal susah nantinya jika ada pemain yang tidak memahami hal itu. Karena itu penting bagi Rhode untuk mengamati gejolak emosi dan suasana hati kawan-kawannya.
Di matanya saat ini, jelas sekali bagi Rhode bahwa Lize membutuhkan seseorang untuk bergantung dan karenanya dia merasa agak gelisah. Rhode dapat melihat bahwa gadis itu sangat terpukul bukan hanya karena rekan-rekannya yang tewas, tapi juga karena rasa takut dan waswas tentang masa depannya.
Rhode telah mengamati gadis tersebut sejak pertempuran sebelumnya dan berpikir bahwa dia telah melakukan tugasnya dengan baik. Dia bisa memberikan sihir penyembuhan pada temannya dalam waktu yang singkat dan menghilangkan status debuff mereka. Lalu, saat Lize memberikan sihir pelindung untuknya, waktu pemberian sihir itu benar-benar tepat. Untuk kelasnya, kecepatan respon Lize memang luar biasa. Bahkan, saat di ujung tanduk, gadis itu masih terlihat percaya diri dan mampu melancarkan sihirnya tanpa ragu.
Namun, gadis yang gemetaran di depannya telah sepenuhnya kehilangan kepercayaan diri dan hanya ada satu alasan yang menyebabkan hal tersebut.