Chereads / Memanggil Pedang Suci / Chapter 11 - Menemukan Jalan Keluar dari Hutan

Chapter 11 - Menemukan Jalan Keluar dari Hutan

Sebagai seorang pedagang yang sering berkelana, Matt tentunya sudah pernah melihat seekor serigala sebelumnya, namun dia bersumpah demi lima Naga Pencipta bahwa dia tidak pernah melihat serigala sebesar itu.

Tubuhnya hampir setinggi manusia normal, dan bulu tebalnya berkilau dalam cahaya keperakan. Saat ini, serigala itu sedang tertidur sembari menikmati hangatnya cahaya matahari sore. Ekornya berayun bolak-balik, seakan-akan tidak ada beban dalam hidupnya. Lize menahan napas melihatnya, mengikuti Rhode dari belakang secara diam-diam. Sebagai prajurit bayaran, Lize tahu betapa berbahaya dan menakutkannya makhluk buas ini. Dia tidak segugup pedagang gemuk di belakangnya yang bahkan tidak berani bernapas, dan memandang Rhode, menunggu perintahnya.

Silver Wolf, Moon Soul, merupakan hewan buas tipe Elite berlevel 10. Meskipun monster ini tidak dikategorikan sebagai bos, dia tetap berbahaya.

Di dalam game Dragon Soul Continent Online, monster-monster dikategorikan menjadi 3 jenis: Hewan Buas, Hewan Buas Raksasa, dan Iblis Hewan Buas. Seekor Hewan Buas hanyalah monster biasa sedangkan Hewan Buas Raksasa adalah Hewan Buas yang sudah hidup lama dan berevolusi akibat faktor-faktor eksternal. Mereka sangat ganas dan berbahaya. Dan begitu Hewan Buas Raksasa membangkitkan jiwanya, mereka akan berubah menjadi Iblis Hewan Buas. Di tahap ini, akan semakin sulit melawan mereka karena mereka tidak akan bertarung hanya dengan mengandalkan tubuh mereka.

Walaupun level Silver Wolf tersebut masih berada di bawah level Wind Serpent Lord dan membunuhnya tidak akan sulit, tapi…

Rhode secara tidak sadar melirik ke arah dua orang yang mengikutinya.

Jika ini adalah game, maka dia tidak akan ragu membunuh monster tersebut demi mendapatkan EXP dan materi tambahan. Karena ukuran danau Moonlight yang besar, dia tidak perlu menghabiskan banyak tenaga. Melihat isyarat Rhode, Lize dan Matt saling berpandangan dan mengikutinya untuk segera pergi dari situ. Sayangnya, keberuntungan tidak menyertai mereka.

Prak! Ketika Matt berbalik, dia tidak sengaja tersandung dan jatuh ke tanah, mematahkan ranting di bawah tubuhnya dengan suara keras.

Pada saat ini terjadi, Rhode segera bergegas kembali ke arah mereka dan mengangkat tangan kanannya. Tidak lama, suara kicau burung terdengar di tengah udara dan sesosok hijau muncul di tangannya, yang juga bergegas ke arah Matt dan Lize.

Bum!! Disertai dengan suara benturan keras, sebuah lolongan pelan terdengar dari arah belakang. Lize dan Matt berbalik dan terkejut melihat Silver Wolf besar tersebut yang sebelumnya berada jauh di belakang mereka telah bergerak mendekati mereka dari arah belakang. Namun tiba-tiba tubuhnya yang besar terlempar ke arah tanah seakan-akan terhantam oleh sebuah kekuatan misterius.

Setelahnya, sebuah bayangan melintas cepat.

Ketika Matt tersandung, perasaan Rhode menjadi tidak enak. Lagipula, dia tahu kalau di hutan Silver Moon, Silver Wolf memiliki persepsi tertinggi ketiga di antara para monster. Untungnya dia memiliki pengalaman serupa yang sama merepotkannya karena kebodohan beberapa NPC.

Walaupun indranya tidak setajam itu hingga bisa memprediksi setiap gerakan serigala tersebut, tapi berdasarkan pengalaman Rhode menghadapi Silver Wolf, dia bisa membuat keputusan tepat waktu. Dia tahu kalau Silver Wolf tersebut sudah menyadari keberadaan mereka bahkan saat dia tertidur dan tidak menyerang mereka. Berdasarkan karakteristiknya, monster tersebut baru akan menyerang saat malam tiba nanti.

Sementara itu, Rhode menilai bahwa lebih baik dia mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu berdasarkan pengalamannya.

Dan keputusannya tepat.

Silver Wolf tersebut sama sekali tidak menyangka bahwa Rhode bisa menyerang secepat itu. Menghadapi serangan Burung Roh milik Rhode, makhluk tersebut terlambat memberikan reaksi. Serangan roh tersebut mengenai tubuhnya, melemparkannya sejauh beberapa meter.

Serigala besar tersebut terbaring di atas tanah, namun sebelum dia bisa bangkit dari serangan tadi, Rhode telah menghampirinya dengan kecepatan luar biasa. Dia kemudian merentangkan tangan kanannya.

"Cage!" (Bahasa Peri: Berubah)

Burung Roh miliknya melayang ke tangannya, berubah menjadi kartu, dan warnanya berubah dari hijau menjadi putih. Rhode tidak perlu melihatnya; dia membalik tangannya sambil memegang kartu itu erat-erat, dan melaju kearah Silver Wolf.

Pada saat itu, kartu putih tersebut menusuk kaki kanan sang serigala, memakunya di atas tanah. Kemudian, pedang putih muncul di tangannya.

"---!!!"

Silver Wolf itu melolong kesakitan. Monster tersebut membuka matanya dan menatap manusia di hadapannya dengan ganas. Ketika dia mencoba berdiri, dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh lagi.

Rhode pun bersiap-siap untuk menyerangnya lagi.

Dia mengamati gerak-gerik Silver Wolf itu. Salah satu ciri khas Hewan Buas tipe Elite adalah kecepatan mereka yang gesit. Jika dia tidak bisa mengatasi kecepatannya, pertarungan ini tidak akan berjalan baik. Saat ini Rhode sudah melukai salah satu kakinya, yang membatasi gerakan Silver Wolf itu. Selanjutnya akan lebih mudah bagi Rhode.

Walaupun kakinya terluka parah, Silver Wolf tidak panik. Dia menatap target di depannya dan ketika pedang Rhode berusaha menusuknya kembali, monster itu mengayunkan cakarnya ke arah Rhode.

Tapi Rhode sudah menduga serangan balik itu. Dia membalik tangan kanannya dan berhasil melukai tangan Silver Wolf, yang sekarang terlihat penuh darah. Setelah meringis kesakitan, monster itu melihat ujung pedang berkilau yang ditusukkan ke arahnya.

Pukulan telak!

Skill Blade of Destruction dengan mudah menembus bulu-bulunya yang terlihat seperti sisik.

Memekik kesakitan, tubuh Silver Wolf terlempar ke udara, menghantam sebuah pohon dan terjatuh ke atas tanah. Setengah tubuhnya dipenuhi oleh darah, bahkan organ dalamnya pun terlihat.

Pemandangan tersebut benar-benar mengerikan. Bahkan Rhode yang berencana memberikan pukulan terakhir juga memasang muka masam. Bagaimana pun juga, di dalam game, sebuah pukulan telak hanya ditunjukkan dengan angka dan tidak terlihat sejelas ini. Walaupun dia sudah memahami hal ini karena dia telah melihatnya saat bertarung dengan Wind Serpent Lord, apa yang terjadi di depannya masih terlihat menjijikkan.

Setelah terkena serangan dari Burung Roh dan pedang milik Rhode, serigala tersebut sudah mencapai batasnya. Lolongannya yang mengancam perlahan berubah menjadi rengekan. Serigala itu mencoba berdiri, namun Rhode tidak memberi ampun kepadanya. Dia mengangkat pedang Tanda Bintangnya dan menusuk kepala monster itu, menghabisi nyawanya.

Pertarungan tersebut terasa lama, walaupun sebenarnya hanya berlangsung selama semenit dua menit. Lize dan Matt hanya bisa menangkap sekilas bayangan Silver Wolf yang jatuh, dan kemudian, tiba-tiba saja Rhode sudah menghabisi nyawa makhluk itu.

Baik Lize maupun Matt merasa terkejut. Mereka berdua tahu bahwa Silver Wolf itu bukanlah monster sembarangan. Lize bahkan berpikir jika rekan-rekannya ada di sini, mereka akan sedikit kerepotan untuk menghabisi monster itu. Dan saat melihat pertarungan Rhode, dia tidak terlihat seperti sedang membunuh seekor serigala. Malahan, dia terlihat seperti sedang membunuh seekor ayam!

Di sisi lain, perasaan Matt lebih campur aduk. Ketika dia tersandung tadi, dia sudah pasrah akan nasibnya. Dia tahu konsekuensi dari sikap cerobohnya dan rasa ketakutan saat melihat Silver Wolf tersebut berlari ke arahnya. Tapi dia sama sekali tidak menyangka akhirnya akan seperti ini. Monster tersebut memang menyadari keberadaan mereka bertiga, tapi dia sudah terlanjur tewas duluan sebelum memangsa mereka.

Walaupun sudah tidak ada bahaya yang menghampirinya, pedagang itu masih merasa ketakutan. Dia memandang pemuda yang berdiri tidak jauh darinya dengan perasaan gelisah. Dia tahu ini adalah akibat perbuatannya. Bagaimana kalau Rhode meninggalkannya?

Biasanya dia tidak akan mengkhawatirkan hal-hal seperti ini karena dia punya penjaga yang melindunginya setiap saat yang sudah dia bayar sebelumnya. Tapi kasusnya berbeda sekarang; pemuda di hadapannya bukanlah penjaga maupun prajurit bayarannya. Dia memiliki hubungan setara dengannya; jika dia tidak senang padanya, dia bisa saja meninggalkan Matt di sini. Jika itu terjadi, maka tamatlah riwayatnya!

"Ini…a…aku tidak…"

Pedagang gemuk tersebut mengeluarkan keringat dingin. Dia menjilat bibirnya, berusaha mengatakan sesuatu, tapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Pada saat ini, dia melihat Rhode telah berdiri kembali, kemudian dia berbalik dan memandangnya dengan tenang.

"Hati-hati kalau jalan."

Matt tidak bisa melakukan apa-apa selain menganggukkan kepalanya.