Chereads / Sinarnya yang berkilauan dan menyesakkan / Chapter 5 - Cintanya yang Penuh Kasih dan Lembut

Chapter 5 - Cintanya yang Penuh Kasih dan Lembut

Shi Guang terperanjat kaget, "Pelatih! Bukankah sudah disepakati bahwa dukungan dana menjadi hadiah bagi sang juara? Bagaimana bisa kau bilang aku serakah?"

Li Fangfei yang sedang berdiri di samping tidak bisa tinggal diam. Ia berjalan ke arah Shi Guang dengan sigap dan menatap Pelatih Wu. "Pelatih Wu! Untuk mendapatkan gelar juara, Shi Guang telah berlatih sangat keras setiap hari! Ketika yang lainnya tidak latihan, ia latihan setiap harinya. Ketika yang lainnya beristirahat, ia MASIH terus berlatih. Saat yang lain berlatih selama 4 jam, Shi Guang menjadikannya 8 jam. Bahkan beberapa kali ia berenang sangat keras hingga hampir ambruk karena kelelahan! Semuanya demi mendapat dukungan dana, sehingga…,"

"DEMI DUKUNGAN DANA?" Wu Xing memutus perkataan Li Fangfei dengan sangat keras. Dengan wajah yang semakin tampak gelap, ia membentak, "Ia adalah seorang atlet renang, bukan superstar! Apa yang atlet renang harus lakukan adalah fokus pada kemampuan renangnya, bukan pada hadiahnya, apalagi dukungan dana!"

Li Fangfei menatap Wu Xing dengan putus asa, "Kalau begitu, apakah He Xinnuo bukan seorang atlet juga?"

"Bagaimana bisa kau bandingkan mereka berdua?" Wu Xing menatap tajam Li Fangfei. Lalu ia mengalihkan pandangan ke Shi Guang dan mencoba membujuknya dengan memberinya saran, "Shi Guang, kau kandidat utama yang klub kita sengaja bentuk dan persiapkan. Komersial seperti itu hanya akan membuang-buang waktumu saja dan akan mempengaruhi latihanmu." Kemudian ia mengeraskan suaranya sambil memberikan tatapan dingin, "Untuk tugas yang tidak seberapa dan hanya akan menyibukkan seperti itu, lebih baik diserahkan pada kakak seniormu saja." Nada bicaranya mengandung sedikit paksaan.

Shi Guang menarik nafas dalam-dalam dan mencoba menahan segala amarahnya. Kemudian ia menekuk bibirnya dan memaksakan sebuah senyum keluar. Ia mempertimbangkan kata-kata yang akan diucapkannya dengan sangat hati-hati. "Pelatih, bagaimana bisa saya melakukan itu? Saya lebih baik membuang waktu dan mengganggu latihan saya sendiri. Saya saja yang melakukan hal yang menyibukkan dan menguras tenaga ini. Saya saja yang menderita. Dengan begitu, saya tidak akan merepotkan kakak senior saya yang rapuh, dan Pelatih tak akan bermasalah juga!"

Wu Xing, yang ditolak dengan lancang merasa sangat marah dan membentaknya keras-keras, "KAU SAMA SEKALI TAK TAHU TERIMA KASIH, YA? KAU BENAR-BENAR TELAH MENGECEWAKANKU YANG TELAH SENGAJA MEMBENTUK DAN MEMPERSIAPKANMU! JANGAN KAU KIRA KAU BISA MENYINGKIRKANKU HANYA KARENA TELAH MENDAPAT GELAR JUARA! JALANMU MASIH SANGAT PANJANG KE DEPAN!" Setelah mengutarakan kemarahannya, ia bergegas pergi.

'Kandidat utama yang sengaja dibentuk dan dipersiapkan oleh klub kita?' Shi Guang tersenyum miris.

Bagi Pelatih Wu Xing, Shi Guang dan He Xinnuo hanya bagaikan seorang anak kandung dan anak tiri. Secara otomatis, He Xinnuo adalah anak kandung sementara ia anak tiri. Tapi, hal yang paling lucu adalah bagaimana Pelatih Wu Xing merasa paling benar dan bijak, menyatakan bahwa apa yang ia lakukan adalah demi kebaikan Shi Guang.

Apakah di mata Pelatih Wu Xing, He Xinnuo merupakan Bunda Theresa dengan cahaya kemuliaan di belakang kepalanya, atau ia pikir Shi Guang bodoh? Seharusnya Shi Guang sedang merasakan suka cita memenangkan kejuaraan. Tapi saat ini, dia tidak merasakan apapun.

Dukungan dana...

Dan bahwa Lu Yanchen...

Setelah kembali ke asrama, ia langsung bergegas mandi dan membenamkan diri ke kasur. Namun, tak peduli berapa kali ia membolak-balikkan posisi tubuhnya, ia tidak bisa tidur. Pikirannya tak dapat dikendalikan dan terbayang terus di benaknya beberapa gambaran-gambaran aneh.

Ia membayangkan Lu Yanchen dalam ingatannya mendekatkan diri ke kupingnya yang sangat peka dan berbisik lembut dengan kedua bibirnya yang halus, "Semangat, begitu kau memperoleh gelar juara, aku akan mempersembahkan hadiahnya kepadamu."

Tawanya meledak, "Kau? Mempersembahkan hadiah kepadaku? Ya ampun, kau dan rasa tak tahu malumu! Apakah kau pikir hadiah tidak bisa diberikan oleh siapapun?"

"Pokoknya, berusahalah menjadi juaranya." Ia membelai lembut kepalanya. Kedua garis bibirnya sungguh lembut dan penuh kasih sayang.

Hari ini ia benar-benar telah mendapatkan gelar juara. Lu Yanchen pun muncul dan mempersembahkan hadiah kepadanya. Apakah semua itu hanya kebetulan saja; ketidaksengajaan? Ataukah... ada sesuatu hal yang lebih dari itu?

Pokoknya, malam ini bukanlah malam yang nyenyak untuk Shi Guang.

...

Namun, Shi Guang bukanlah satu-satunya. Hal yang sama ternyata juga dialami oleh Lu Yanchen. Ia baru pulang ke rumah Keluarga Lu di siang hari, penuh dengan aroma alkohol dan kantung kehitaman di bawah matanya. Ini membuktikan bahwa ternyata ia juga tidak tidur semalaman.