"Na, dari dulu Axl maunya cari duit yang banyak, terus nikah muda dan jadi ayah yang baik buat anak- anak Axl. Emang salah sama cita- cita Axl? Masa Axl bercanda ditanya begitu sama orang? Axl selalu jawab jujur kalo diwawancara sama wartawan," jawab Axl.
Leona masih berusaha mencerna kata- kata Axl. "Xel... jujur aja, Leona belum ngerti tentang hidup ini, mau dibawa hidup Leona belum bisa ngelihat itu dengan jelas, Leona tu beda banget sama Axl."
"Maksud Leona apa sih? Axl nggak ngerti, marhaebwa... (katakan)"
Leona tersenyum tipis. "Axlneun sedari kecil udah punya tujuan jelas, bahkan selalu konsisten, Axl juga punya passion yang banyak—Axl selalu berusaha menggapai semua cita-cita Axl, mulai jadi idol—Leona tahu gimana Axl latihan drum setiap hari, selalu belum puas dengan kemapuan sendiri dan selalu ngerasa belum jago. Axl selain itu juga punya passion di bidang IT, Axl berhasil masuk SNU jurusan yang dimauin—berusaha maksimal di perkuliahannya juga. Dan masih banyak lagi... Sedangkan Leona... Axl udah debut hampir enam tahun, Leona bahkan udah pupus harapannya jadi idol. Kuliah Leona? Leona harus kerja keras lagi buat mewujudkn mimpi Ec;aire yang lain."
Axl melihat wajah pacarnya berkaca-kaca.
"Leonaya... No... cheongmal naeui saranghaneun yeppeo yochinne... (Kau benar- benar pacarku yang sangat cantik dan yang paling kucintai). Jebal, jangan katakan hal seperti itu... Jadi enak Axl dipuji pacar sendiri..."
Leona mengerucutkan bibirnya bergaya imut.
Leona dan Axl menyudahi pembicaraan mereka berdua. Mereka berdua pergi meninggalkan cafe tersebut. Mereka pergi ke supermarket. Axl dan Leona masuk ke sebuah super market. Mereka mengambil kereta dorong untuk mengangkut barang yang akan dibeli.
Axl memilih- milih sayuran, sedangkan Leona mencari makanan-makanan kecil. Setelah setengah jam terkumpulah bahan makanan yang mereka ingin beli. Mereka pun pergi menuju kasir
Leona kaget karena belanjaannya dan belanjaan sang pacar berbanding terbalik. "Xel, ini ga salah belanjaan kamu?"
Barang belanjaan Axl adalah sayuran, ayam, dan beberapa bumbu bumbu dapur sedangkan Leona bahan makanan mie instant, bubur instant, dan beberapa makanan ringan.
"Emang napa belanjaan Axl? Ada yang salah?" tanya Axl polos.
Leona tercengang dengan kelengkapan bumbu-bumbu yang dibeli oleh Axl. Mreka pun tiba di kasir—mereka membayar semua belanjaan tersebut. Mereka pun kembali ke rumah—rumahnya Axl. Rumah Axl memang sedang kosong karena kedua orang tua Axl sedang liburan sedangkan adiknya sedang kerja kelompok dan menginap di rumah temannya.
"Na, masuk duluan aja. Ini kuncinya." Axl memberikan Leona kunci rumahnya. "Axl aja yang bawa semua belanjaannya."
Leona masuk ke rumah Axl lebih dahulu sementara Axl sibuk membawa kantong belanjaan dari mobil.
Axl mengakut semua belanjaan. Dia membereskan bumbu dan bahan yang dibelinya—dimasukannya ke dalam kulkas. Axl mulai beraksi untuk menunjukan keahliannya memasak. Hari ini dia berniat memasak nasi goreng ayam.
Axl menunjukan keahliannya yang lain yaitu memasak ala chef handal. Axl bisa mengiris, menumis, menggoreng, dan membalikan makanannya seperti sudah sangat ahli. Axl memang selalu total jika belajar sesuatu, tidak mau setengah- setengah. Wajar saja jika fansnya banyak yang menjadikannya sebagai husband material.
Akhirnya setelah satu jam menunggu, makanan pun telah siap dihidangkan. Mereka makan malam di meja makan pinggir kolam renang rumah Axl.
Leona mencicipi suapan pertama. "Nyam.. nyam.. nyam... enak banget Xel!"
"Enak Na? Wah... syukur deh!"
"Iya enak banget, Xel! Pantes fans- fans kamu mau kamu jadi suami mereka."
Axl mengelak. "Aisssh... jangan mulai deh Na! Mereka kan Cuma bergurau. Kau cemburu sama Tea-creme?" ledeknya.
"Ya ga mungkin cemburu lah! Kan aku juga Teacreme!" balas Leona.
Akhirnya setelah setengah jam, mereka pun selesai makan malam.
Axl dan Leona duduk di pinggir kolam renang. Kali ini Axl memasang wajah serius, menatap wajah Leona. Mereka berdua berada di bawah langit yang sama dan memandang langit yang sama.
"Na... " Axl terbata-bata ingin menucapkan nama pacarnya tersebut.
"Kenapa Xel?"
"Udah kenyang kan?"
"Udah kok."
Axl tampak ingin mengatakan sesuatu sesuatu namun merasa ragu. "Kamu... hmmm..." Axl memulai percakapan pentingnya namu tetap terbata-bata. "Kalau... aku tag buat jadi istri aku tiga tahun lagi mau nggak?"
Axl mengeluarkan sebuah kotak perhiasan yang isinya kalung berbentuk Love. Dia meletakannya di samping tempat duduk yang mana jarak antara ia dan Leona duduk.
Leona sesaat shock. "Xel... jadi ini suprise yang sesungguhnya? Leona ya..." Ia terdiam sejenak. "Hmmm.... Kalau Axl mau ngelamar Leona dari sekarang, hmmm..."
"Axl janji nggak akan ngelarang Leona tetep jadi apapun yang Leona mau, Leona bebas jadi yang Leona mau."
"Ya emang terserah Leona... Tapi... Leona maunya masih mau lulus keluliah, berkarir, membahagiakan ortu dulu dengan uang Leona, gimana dong?"
"Jujur ya Na, Axl mau nikah di usia 25, Axl emang dari dulu mau nikah umur segitu. Axl ga akan keberatan kalo Leona mau kerja dan mau ngasih kebahagianna buat ortu Leona dulu. Jadi mau ga kalo umur kita 25 kita nikah? 4 tahun lagi kita nikah!"
Leona memeluk Axl. "Kok kamu gemes sih Axlku? Kamu serius ngelamar aku buat 4 tahun lagi?
Axl memasang wajah kaget. "Na... kamu... " Wajah Axl memerah.
"Udah lah Xel... soal itu ntar kita pikirin lain kali aja... Aku udah nerima lamaran kamu buat empat tahun lagi!"
Mereka berdua berdansa diiring musik.
Axl mendekat ke tubuh Leona, perlahan memeluknya erat. Leona memejamkan matanya. Bibir Axl menyentuh bibir Leona dengan halus. Sebuah kecupan manis di bibir Leona baru saja mendarat.
Mereka pun larut ke dalam suasana, Axl menggendong tubuh Leona dan membawa Leona ke kamarnya.
Axl menaruh Leona di kasurnya. Mereka pun melanjutkan kecupan yang belum selesai. Axl mencopot kencing baju kodok Leona. Leona membantu Axl membuka kaosnya.
Mereka pun menikmati malam yang panjang berdua.
"Xel, Leona mau jujur... Kalau Axl bukan cowok pertama yang... Leona menjauhkan Axl tiba- tiba.
Axl terkejut. "Aku ga peduli Na... Aku cinta sama kamu apa adanya."
Leona pun mengangguk.
"Leona, aku mau pasang..."
"Pasang apa Xel?"
Axl pun memasang cameranya.
"Kamu mau buat video?" Leona tersipu malu.
"Aku mau buat video ini karena aku buktiin cinta aku ke kamu... " Axl meyakinkan Leona.
"Aku yang pertama kan buat kamu Xel?" tanya Leona.
"Iya Na... ini pertama buat Aku... Sanders Hyung udah ngasih tahu Aku caranya."
"Iya harus tahu Xel, biar Aku ga hamil!"
"Kalo kamu hamil ya aku juga bakal tanggung jawab kok Na! Tapi Kamu percaya kan Na, ini tuh aku lakuin karena aku cinta kamu?" tanya Axl sekali lagi.
"Iya aku percaya kok sama kamu Xel!"
Flashback selesai.
***
[Seoul, Winter 2015]
Axl melihat kamarnya dan memikirkan kembali hubungannya dengan Leona. Cintanya dengan Leona selama ini tulus, Ia bahkan sudah berjanji akan menikahi Leona. Namun rencana tinggalah rencana.
Axl memegang sebuah CD yang berisi rekamannya dengan Leona di masa lalu. Axl sudah menghapus rekamannya dengan Leona di laptop maupun di memory card kameranya. Ia merasa bersalah pernah memiliki rekaman dengan Leona. Ia pun berniat membakar rekaman yang bentuknya kini sudah berbentuk CD tersebut.
Axl sudah memasang api di tungku perapian rumahnya dan berniat melemparkan CD tersebut ke dalam api. Namun tiba- tiba tangan Axl berhenti saat akan melemparkan CD tersebut.
Batin Axl. Tunggu- tunggu.... apakah aku dan Leona benar- benar tak ada harapan? Apakah Aku harus melakukan hal nekat? Apakah Aku memang seharusnya menikahi Leona?
**