Chapter 43 - Penyerangan

Penampilan mencolok mereka menyita beberapa perhatian saat awal mereka menjadi prajurit di desa. Penampilan mereka yang sangat cantik meski jelas bahwa mereka adalah laki-laki membuat beberapa orang terkagum-kagum. Rambut perak mereka yang indah tertiup angin karena pakaian dari pemanah yang sangat sederhana untuk menunjang mobilitas mereka. Mata yang berwarna hijau kekuningan juga menambah aura kecantikan mereka, dan juga telinga runcing panjang itu yang menandakan bahwa mereka adalah bangsa paling sombong di Paradox World, bangsa Elf (Cr:Enaknya nyebutnya gimana? Pake Elf atau Peri aja?) setelah Rifki terjun langsung ke pengaturan Desa dia tak begitu terkejut melihat 5 Peri ini. Bahkan sebenarnya dia mendapat laporan yang rutin dari kelompok Danny bahwa mereka adalah bakat mengejutkan dalam seni keterampilan memanah.

Setelah memasuki lapangan latihan militer, Rifki berdiri di depan mereka semua. Tiba-tiba sebuah aura yang sangat megah membanjiri mereka dari arah Rifki. Aura-nya begitu menakutkan hingga bahkan ada angin yang tertiup ke arah luar dari pusat Rifki berdiri.

"SALAM YANG MULIA" Saat itu dengan kompak para prajurit memberi salam ke arah Rifki.

Rifki melambaikan tangannya dan menghadap ke arah mereka dengan tatapan serius.

"Beberapa dari kalian mungkin sudah terbiasa dengan penaklukan sebuah desa sebelum bencana dan beberapa bahkan sudah terbiasa dengan hal itu. Namun itu adalah masa saat jendral kalian Poseidon ada bersama kalian yang menjamin kemenangan hampir 100%. Namun saat ini Poseidon belum bangun dari koma dan kalian hanya akan di pimpin oleh Muriel, meski dia kuat masih akan menjadi masalah karena lawan kita saat ini bukanlah desa biasa seperti sebelumnya"

"Kelompok yang kita lawan kali ini adalah kelompok dari ras Orc yang terkenal dengan kekuatannya, bukan hanya Orc biasa mereka adalah ujung tombak dari ras Orc yang di kabarkan mulai memperluas kerajaan mereka. Aku harapkan kedisiplinan dari kalian saat menaklukkan mereka. Jangan pernah ragu, bunuh yang melawan hindarkan para wanita, lansia, dan anak-anak. ITU JELAS?"

"YA TUAN" Para prajurit menjawab dengan serentak menggambarkan kedisiplinan militer mereka.

"Baiklah berangkat dan dapatkan kemenangan!!" Teriak Rifki ke arah mereka memberi semangat para prajuritnya.

"Siap Laksanakan"

Setelah itu semua pasukan yang berjumlah 1300 itu berjalan bersama-sama menuju ke kamp Orc yang jaraknya sekitar 80km itu.

Perjalanan di mulai saat siang hari dan mereka tiba di dekat tempat itu sekitar hampir malam hari. Mereka lalu mulai mendirikan perkemahan di hutan dan mengirim pengintai untuk mengintai para Orc yang berada di balik tembok yang terbuat dari kayu tersebut.

Di sebuah tenda yang terbuat dari kayu-kayu sederhana Rifki sedang duduk bersama beberapa orang dengan di terangi sebuah batu cahaya. Mereka ber-empat membahas bagaimana caranya menyerang kamp Orc ini. Dari laporan pengintai mereka mengetahui bahwa ada sekitar 4000 pasukan Orc yang bisa bertarung dan ada sekitar 1000 yang tak bisa bertarung, hal hal yang di anggap tak bisa bertarung itu antara lain Orc wanita, anak-anak, lansia dan yang mungkin cidera karena ekspedisi mereka memperluas daerah. Rifki mengira bahwa mungkin kelompok mereka adalah salah satu kelompok yang di tunjuk untuk mengendalikan wilayah ini.

Setelah lama berdiskusi akhirnya mereka memutuskan rencana dan menyelesaikan diskusi itu.

Keesokan paginya para pengintai mengabarkan bahwa para Orc membuat beberapa kelompok dan keluar dari camp mereka, kelompok tersebut tersebar ke segala arah, mungkin mereka berburu atau mengintai daerah sekitar. Saat salah satu kelompok datang ke perkemahan prajurit desa Tempest tanpa memberi aba-aba para prajurit langsung membersihkan kelompok Orc yang hanya terdiri dari 5orang ini.

Namun meski begitu pembersihan Orc ini tak semudah yang tersirat. Para prajurit harus mengepung mereka dengan beberapa orang dan melukai Orc sedikit demi sedikit sebelum membunuh mereka. Setelah kejadian itu Rifki memerintahkan untuk pengintai tetap menjalankan tugasnya kembali.

Saat hari ini berahir, ahirnya Rifki mendapatkan laporan bahwa para Orc beberapa telah kembali ke kamp mereka meski begitu ada juga beberapa kelompok yang tidak kembali termasuk kelompok yang menjelajah ke arah perkemahan desa Tempest.

Menerima laporan itu Rifki dan para petinggi semakin yakin dengan rencana mereka. Mereka lalu memerintahkan pasukan untuk membuat beberapa lubang di sekitar perkemahan di mana lubang itu nanti akan di isi dengan tombak dari kayu di dalamnya. Mereka lalu menutupi hal itu dengan dedaunan dan sedikit tanah. Untuk menghindari jebakan itu Rifki memberikan tanda khusus yang hanya di ketahui oleh para prajurit.

Setelah dia membuat banyak lagi jebakan di sekitar tempat perkemahan dia kembali menunggu hingga fajar datang keesokan harinya.

Fajar akhirnya datang, matahari membawa sinar yang menyinari hutan dengan keindahannya serta pohon-pohonnya yang menjulang ke langit tinggi. Namun sinar matahari hari ini akan di takdirkan untuk berubah menjadi merah darah.

Rifki memerintahkan para tentara untuk bersiap bergerak sewaktu-waktu karena dia akan menyerang hari ini. Setelah sekitar tengah hari lewat seorang pengintai dari desa tempest kembali dan melaporkan.

"Mereka sudah berangkat sekitar 1 jam yang lalu" jelasnya.

"Baiklah, Para pasukan siapkan dirimu. Serang semuanya, hancurkan kamp itu, bebaskan jika ada tawanan, tangkap semua orc wanita, lansia, dan anak-anak. Bunuh semua yang melawan kita akan menyerang secepan mungkin dan kembali ke sini secepat mungkin"

"SERAAAAANG" Teriak Rifki lantang yang membuat darah para pasukan Tempest terbakar.

"Seraaaaaang" Teriak pasukan Tempest dan bergerak maju menyerang perkemahan orc tersebut.

Seketika saat suara Rifki meninggalkan kerongkongannya dan memasuki telinga para Prajurit mereka langaung bergegas ke arah kamp para Orc dan mulai menghancurkan kamp tersebut.

Meski banyak Orc yang meninggalkan kamp mereka untuk mengintai dan berburu namun masih ada beberapa Orc yang di tinggalkan untuk menjaga Kamp mereka. Namun mereka semua adalah prajurit pemula dari para Orc. Saat mereka yang ada di menara pengawas melihat bahwa ada penyerangan mereka langsung mencoba untuk berteriak ke arah belakang mereka (desa mereka). Namun belum sempat mereka berteriak tiba-tiba dari belakang mereka melesat sebuah panah yang langsung menancap ke leher para penjaga menara itu. Mereka bahkan belum sempat mengeluarkan suara sebelum di tusuk oleh panah di belakang leher mereka.

Karena keberhasilan para pemanah Elf yang membunuh para pengawas di menara, yang sebenarnya cukup mengagumkan karena akan sangat sulit memanah di jarak yang begitu jauh. Membuat penyerangan ini menjadi lebih mudah. Orang-orang yang tak tau bahwa pengawas mereka sudah mati masih santai santai melakukan kegiatan keseharian mereka.

Namun tiba-tiba dari arah gerbang depan. Duaaar sebuah suara ledakan keras terdengar membuat para orc di dalamnya kaget. Para Orc biasa langsung berlari untuk berlindung sedangkan para penjaga kota bergegas untuk menyambut para tamu tak di undang ini.

Para penjaga kota yang melihat prajurit berpakaian lengkap menyerang mereka sedikit tercengang. Sejak kapan di daerah sekitar sini ada sebuah desa yang memiliki pasukan dengan perlengkapan seperti ini. Pikir mereka.

Meski begitu mereka tetap menghadapi para penjajah yang masuk ini, karena mereka yakin bahwa para prajurit ini sangat lemah. Itu adalah pemikiran dasar dari setiap ras Orc di dunia ini bahwa mereka adalah ras terunggul dalam hal kekuatan Fisik dimana mereka mengklaim lebih kuat dari pada manusia atau Beast.

Kedua pasukan akhirnya saling bentrok dan para Orc pun tercengang dengan kenyataan yang berada di depan mereka. Para Orc di takdirkan memiliki kekuatan yang lebih superior dari pada manusia. Dengan tinggi sekitar 2 meter mereka juga memiliki badan besar serta masa otot yang melebihi manusia. Wajarnya dengan keunggulan tubuh itu, mereka bisa menekan para manusia ini namun kenyataannya merekalah yang di tekan. Para manusia ini sangat licik, karena mereka memiliki keunggulan dalam angka mereka menerapkan strategi 1orc 3 orang.

Jadi 1 Orc akan di hadapi dengan 3 orang di sekitarnya. 2 orang bertugas untuk memblokir dan membatasi gerakan Orc dan yang lainnya menyerang Orc dengan membabi buta. Bahkan setelah menerapkan hal itu, masih banyak lawan mereka yang bebas berkeliaran di kamp mereka, yang membuat para penjaga kamp sangat marah.

Selain menghadapi 1 orc dengan 3 manusia ada juga prajurit dari pihak lawan yang adalah seorang Hobgoblin yang kekuatannya setara dengan seorang Orc. Mereka berhadapan satu lawan satu dengan sengit.

Sebenarnya setelah pasukan desa Tempest memasuki kamp Orc itu, kamp itu di takdirkan untuk di runtuhkan. Bahkan tak memerlukan waktu lama bagi para prajurit untuk membereskan segala hal. Mereka membunuh sekitar 800 pasukan penjaga kamp dan menangkap sekitar 700 Orc yang tak bisa bertempur. Sisanya yang lain di bunuh oleh pasukan Rifki. Setelah itu Rifki memerintahkan para pasukannya untuk menjarah semua sumber daya yang bisa di jarah dan dengan cepat meninggalkan kamp itu. Mulai dari penyerangan sampai penjarahan, hanya butuh waktu sekitar beberapa jam saja bagi para pasukan desa Tempest. Yang membuktikan kekuatan dari pasukan ini. Setelah itu mereka semua berlari dan membawa para sandra kembali ke kamp mereka, tak lupa mereka juga meninggalkan jejak-jejak di bekas perjalanan mereka.

Saat sore hari pengintai kembali dan melaporkan bahwa beberapa kelompok Orc telah kembali dari ekspedisi mereka. Setelah mereka melihat kamp mereka yang sudah hancur dan teman-teman mereka terbunuh mereka sangat marah dan membabi buta mencari di sekitar. Akhirnya lebih banyak para Orc yang datang dari ekspedisi mereka dan mulai ikut mencari juga. Setelah itu mereka menemukan jejak darah di sebuah rumput yang mengarah ke timur. Tanpa basa-basi salah seorang Orc yang tingginya hampir 2,5 meter memimpin kelompok Orc yang tersisa itu dan menuju ke perkemahan desa Tempest.

Setelah mendapatkan laporan dari pengintai Rifki memerintahkan para pasukannya untuk bersiap-siap di lingkaran luar dari jebakan yang mereka pasang tempo hari. Malam ini di takdirkan menjadi malam yang penuh darah.