Chapter 45 - Rifki Vs Hoborc

Melihat pasukannya di tekan sedemikian rupa oleh makhluk yang dia anggap rendah, pemimpin Orc sangat marah, dia mengambil senjatanya yang merupakan sebuah great sword dan melaju ke depan.

Dia mulai mengayunkan great sword yang di pegang-nya dengan hanya satu tangan itu ke arah pasukan Tempest. Para pasukan lalu mengangkat perisai mereka untuk memblokir serangan itu, namun yang menunggu mereka adalah kekuatan tolakan yang amat besar membuat mereka terlempar kebelakang.

Beberapa prajurit mencoba untuk mengepung pemimpin Orc itu namun tak ada satupun yang bahkan bisa menghadang-nya. Kekuatannya sungguh menjijikkan.

Dengan amarah pemimpin Orc mengayunkan great sword ke depan ke belakang dan ke samping, dia juga beberapa kali menendang prajurit-prajurit yang mencoba mendekatinya. Apa yang membuatnya lebih marah adalah mereka semua tak kenal namanya lelah. Meski sudah berkali-kali di lemparkan mereka tetap saja bangkit dan kembali menyerangnya.

Pertahanan mereka juga sangat kuat, bahkan perisai aneh mereka juga sangat keras, membuat great sword yang dia banggakan selama ini tak bisa membelah perisai bundar aneh itu menjadi dua.

Pernah beberapa kali dia mencoba merebut perisai dengan satu tangan yang lain, tapi saat dia akan memukul dengan great swordnya selalu ada teman dari mereka yang melindungi mereka. Kerjasama yang gila dari pasukan di hadapannya ini membuat pemimpin Orc itu semakin marah.

Di tengah kemarahannya itu dia tiba-tiba merasakan hawa kehadiran yang sangat kuat di depannya. Seketika itu dia mengabaikan semua yang ada di sekitarnya dan melihat ke arah itu.

Dia melihat seorang manusia yang terlihat masih muda, namun aura yang di pancarkan-nya sangat mengerikan, bahkan dia merasa bergidik merasakan aura manusia ini.

"Aura raja?" gumamnya.

Meski sangat sedikit, manusia di hadapannya ini memancarkan aura raja, aura yang sama yang di pancarkan oleh pemimpin yang memerintahkannya untuk memperluas wilayah.

Dia lalu menjadi semakin serius dan mencengkram greatswordnya lebih keras lagi.

"Increase magic deff"

Nama Skill : Increase Magic Deff (Buff/Aktif)

Keterangan : Menambah magic deff target sebesar 10%

Kualitas : Normal Skill

Waktu Skill : 30 menit

Colldown : 1 jam

"Increase physical deff"

Nama Skill : Increase Physical Deff (Buff/Aktif)

Keterangan : Menambah Physical deff target sebanyak 15%

Kualitas : Normal Skill

Waktu Skill : 30 Menit

Colldown : 1 Jam

"Attack up"

Nama Skill : Atack Up (Buff/Aktif)

Keterangan : Meningkatkan attack target sebanyak 20%

Kualitas : Normal Skill

Waktu Skill : 30 Menit

Colldown : 1 Jam

"Defense up" (skill normal : menambah defense 20% lvl 2)

Nama Skill : Defense Up (Buff/Aktif)

Keterangan : Meningkatkan Defense target sebesar 20%

Kualitas : Normal Skill

Waktu Skill : 30 Menit

Colldown : 1 Jam

"Smooth bersek"

Nama Skill : Smooth Bersek (Spesial Buff/Aktif)

Keterangan : Membuat pengguna meningkatkan seluruh statistiknya sebesar 30%

Kualitas : Spesial Skill

Waktu Skill : 10 Menit

Colldown : Sehari sekali

Pemimpin Orc itu langsung menggunakan beberapa skill yang meningkatkan kekuatannya dengan lipatan. Dia lalu langsung berlari ke arah pemuda manusia itu dengan kecepatan yang mengagumkan, sungguh tak terbayangkan sebuah sosok yang begitu besar memiliki kecepatan yang begitu mengagumkan.

Ada beberapa pasukan lawan yang mencoba menghalangi jalannya yang menunjukkan bahwa sosok itu mungkin adalah sosok penting. Yang membuatnya semakin bersemangat untuk melawannya.

Rifki juga menyadari kedatangan pemimpin Orc ini, dia melihat sosok yang begitu besar hampir 2,5 meter yang berlari dengan kecepatan yang sangat mengagumkan membuatnya sangat terpana, namun meski begitu tak ada jejak ketakutan di matanya, hanya keyakinan yang di pancarkan dari mata Rifki yang terlihat sangat tajam itu.

Setelah sampai di depan Rifki.Pemimpin Orc itu melambaikan great swordnya dengan semua tenaganya ke arah Rifki mencoba membelahnya menjadi dua potongan dengan sekali tebasan.

Melihat serangan datang ke arahnya, Rifki mencondongkan tubuhnya ke belakang dengan margin yang sangat tipis, membuat pemimpin Orc itu terkejut. Jika saja Rifki terlambat bahkan sedetik maka dia akan mati tidak peduli apa. Setelah serangannya meleset pemimpin Orc itu berputar dengan momentum serangan awal dan mencoba menyerang kembali ke arah Rifki.

Setelah menghindar ke depan. Rifki lalu melaju ke depan dengan sangat cepat dan mencabut pedang katana yang ada di pinggangnya.

Pedang ini adalah pedang yang di buat Korik atas permintaan Rifki dulu, butuh beberapa saat yang cukup lama untuk Korik menyelesaikan senjata ini karena kriteria yang sangat tinggi dari Rifki.

Setelah pedang itu jadi ,Rifki bahkan tidak mencobanya terlebih dahulu dan langsung membawanya ke pertempuran ini, karena Rifki yakin kepada Korik bahwa pekerjaannya pasti memuaskan.

Memang Korik tak mengecewakan Rifki, sesaat setelah dia mencabut pedang itu dia menebas ke arah atas dimana di sana ada lengan dari pemimpin Orc yang tengah berputar karena akan menyerang Rifki dengan putaran gaya saat dia menebas yang pertama tadi.

Dengan sangat mudah pedang itu membelah lengan Orc itu seperti tahu, namun ajaibnya adalah pedang itu berhenti setelah beberapa cm masuk ke dalam daging Orc itu.

Reputasi Orc memiliki tubuh yang sangat tangguh memang bukan hanya isapan jempol, jika itu adalah lengan Poseidon, Danny, atau bahkan Muriel bisa di pastikan lengan mereka akan terputus.

Merasakan sakit dari lengannya yang memegang great sword pemimpin Orc mengencangkan lengannya membuat lengannya sekeras mungkin agar pedang itu tak semakin dalam, setelah itu dia melompat mundur menghindari Rifki.

Melihat bekas luka yang ada di lengannya pemimpin Orc sedikit terkejut, dengan pedang yang sekecil itu orang ini bisa menembus lengannya yang dia yakini sangat keras ini, jika saja dia telat sedikit untuk mengeraskan lengannya mungkin lengannya akan putus.

Melihat kesigapan pemimpin Orc yang mundur setelah di serang itu membuat Rifki sedikit terkejut juga, untuk bisa berfikir tenang dan mundur segera setelah dia merasa lawannya kuat bukan hanya sekedar mempunyai kekuatan mentah saja. Namun juga memiliki ketenangan pikiran. Meski begitu dia juga masih membawa sifat dasar dari Orc yang tergesa-gesa.

Melihat pemimpin Orc di depannya yang mundur, Rifki tak memberi waktu lama baginya untuk bersantai, dia langsung menyusul pemimpin Orc itu dan melambaikan pedangnya.

Melihat serangan datang dari orang di depannya, pemimpin Orc tak berani bersantai dan menyilangkan great sword untuk menangkis serangan itu.

Keduanya saling bertukar serangan dengan intensitas yang sangat tinggi, masing masing serangan mereka bertujuan untuk titik-titik rawan dari tubuh mereka. Dengan pedang katana Rifki dia mengincar bagian-bagian tubuh yang rawan seperti persendian-persendian pemimpin Orc. Sedangkan pemimpin Orc mengincar leher atau badan Rifki yang bisa dia potong dengan mudah menggunakan great swordnya.

Hal yang membuat pemimpin Orc kebingungan adalah cara Rifki memanfaatkan gerakan sekecil mungkin untuk menghindari serangannya, dari pada menangkis kekuatan tebasan-nya dengan mentah, Rifki mengalihkan lintasan tebasan pemimpin Orc dengan katana-nya, sedangkan pemimpin Orc harus mengerahkan hampir semua kelincahan dan indranya untuk menghindar atau memblokir serangan Rifki yang mengarah ke titik-titik kritis.

Meski mereka berdua saling balas membalas serangan, kenyataannya pemimpin Orc tengah terdesak, dengan dia mengaktifkan skill-skillnya yang menambang atribut dasar pada statusnya, dia masih sedikit demi sedikit di rugikan dalam pertempuran ini.

Sementara mereka berdua tengah terikat dalam pertempuran antara pemimpin, para pasukan Tempest juga tak tinggal diam. Muriel memerintahkan para prajurit untuk membunuh atau menangkap semua Orc yang melawan atau melarikan diri.

Akibat dari jatuhnya lebih dari 1500 Orc karena skema licik Tempest sisa prajurit yang masih lebih banyak dari Tempest telah kehilangan kemauan mereka untuk berjuang, jadi mereka segera melarikan diri, menyisakan hanya beberapa Orc yang melawan para prajurit.

Dihadapkan dengan pasukan yang hanya berjumlah kurang lebih 300 namun mampu menahan mereka yang berjumlah hampir 10x lipat jumlah mereka, siapa yang tidak ketakutan..?

Setelah sesi pengejaran dan pembunuhan Orc yang tak mau menyerah, akhirnya semua Orc di tangkap. Menambahkan dengan jumlah Orc yang di tangkap sebelum ini ada total sekitar 4000 Orc dengan 2500 Orc bisa bertarung.

Sekarang hanya sisa pemimpin Orc yang tengah bertarung dengan Rifki. Saat ini pemimpin Orc itu telah penuh dengan luka di sekujur tubuhnya, jika tadi serangan Rifki hanya bertujuan di titik-titik rawan tubuhnya, kali ini serangannya menjadi acak kemanapun pedang tipis itu pergi, setiap kali Rifki mengayunkan pedangnya ke arah pemimpin Orc itu pasti akan selalu meninggalkan bekas luka di tubuh Orc itu.

Saat Rifki melihat bahwa prajuritnya telah selesai dengan urusan mereka, dia lalu merubah ekspresinya. Tatapannya menjadi tajam dan seringai di mulutnya yang ada sedari awal mereka bertempur hilang, aura yang di pancarkan-nya juga berubah, menjadi sangat menakutkan.

Pemimpin orc yang melihat ini bergidik di sekujur tubuhnya. Bagaimana mungkin seorang manusia memiliki aura yang sangat menakutan ini?

Saat dia tengah berfikir kenapa hal itu terjadi, tiba-tiba sosok di depannya telah menghilang entah ke mana, dia sangat terkejut dengan perubahan tiba-tiba ini dan tertangkap tidak siap.

Namun karena pengalamannya berada di medan pertempuran yang sangat kaya dia mampu bereaksi dengan sangat cepat. Reflek, dia langsung melihat ke arah kanan. Tidak ada orang, lalu ke arah kiri. Masih tidak ada orang. Saat dia akan mencoba menoleh ke belakangnya dia merasakan sesuatu yang aneh dari bawah lehernya. Kepalanya tak lagi menuruti perintah otak untuk melihat ke arah belakang.

Otak juga mengirimkan rasa dingin namun panas dari arah leher, bersamaan dengan itu kesadarannya entah bagaimana beransur-ansur hilang. Di depan matanya dia tiba tiba melihat sebuah tubuh setinggi hampir 2,5 meter yang berdiri tegak namun tanpa kepala, dan di belakang tubuh tanpa kepala itu manusia yang tadinya menghilang menarik kembali pedang yang seperti telah di ayunkan itu.

"Eh????" saat pemimpin Orc itu menyadari apa yang sebenarnya terjadi, kesadarannya menghilang dari mukabumi ini.

Glebuk

Suara dari sebuah benda berat jatuh ke tanah terdengar, menandakan berakhirnya perlawanan pemimpin Orc yang di lawan Rifki. Dari sorot mata kepala yang terputus dari lehernya itu, dia masih terkejut bagaimana bisa dia mati.