Chapter 31 - Perkembangan

Di kejauhan ada sosok setengah manusia setengah hewan yang tengah berdiri di atas air.

Dia memiliki kulit berwarna biru dan mata seperti mata kucing.

Telinganya berbentuk aneh mirip dengan sirip ikan namun tebal.

Dia memakai armor berwarna merah darah yang terlihat sangat menakutkan. Di beberapa lokasi tubuhnya dia memiliki sesuatu yang terlihat seperti sirip ikan.

Jika orang di benua ini melihat sosok tersebut mereka akan tau jika dia adalah mahluk dari bangsa Dekan dari pedalaman lautan.

Dia membawa sebuah senjata yang sangat unik. Senjata itu seperti tongkat yang di gabungkan dengan dua pedang.

Pedang bermata satu (saber) di taruh di kedua sisi tongkat dengan sisi tajamnya menghadap berlawanan. (kalo pengen tau senjatanya bisa cari di mbah google : Zhen dekan Rohan online)

Dia juga memakai anting-anting aneh di sebelah kanan telinganya. Anting-anting itu memiliki bentuk seperti trisula namun lebih mirip seperti sebuah perahu yang memiliki tiga tiang, dua berada di masing masing sisi dan satu berdiri di tengah lebih tinggi dari yang lain.

Di dahinya juga ada sebuah lambang berbentuk aneh yang memancarkan sebuah aura yang sangat megah, aura itu bisa membuat mahluk-mahluk tingkat rendah ketakutan.

Mahluk-mahluk laut di sekitar dirinya ini sudah pergi sangat jauh darinya. Bahkan dari auranya saja terlihat bahwa dia sangat kuat.

"Huh disini trisula sialan itu lari. Kau tak mau tunduk padaku, dan kau tunduk pada mahluk rendahan..?"

"Aku pangeran Rec'Deca, Cyrll Ren tidak terima mahluk tingkat rendah di pilih senjata semi dewa sialan itu, dan aku seorang bangsawan tidak bisa memilikinya"

"Biarkan pangeran ini memberi kalian mahluk rendahan sedikit pelajaran tentang aturan dunia Paradox ini. Haha...."

Tawanya sangat mengerikan sehingga bahkan air di bawahnya beriak.

Pandora, Poseidon, Muriel, dan Rifki tak menyadari kehadiran mahluk ini meski dia sudah dekat dengan desa.

Itu menandakan bahwa dia bahkan lebih kuat dari Ma'an yang datang beberapa bulan yang lalu.

Setelah tertawa dengan puas Cyrll memasuki air dan berenang ke arah desa Tempest.

Dia berenang dengan sangat cepat, sirip yang menonjol dari tubuhnya menyebapkan air mengalir dengan lancar dari sela-sela tubuhnya.

Bahkan tanpa itupun dia masih bisa berenang dengan sangat cepat. Karena air adalah habitat alaminya.

Sementara itu di desa Tempest.

Pembangunan terjadi di mana-mana, bangunan hunian, bangunan ekonomi, bangunan pemerintahan.

Semua bangunan-bangunan yang di butuhkan sebuah kerajaan untuk berdiri sedang di kerjakan dengan kecepatan yang mengagumkan.

Baru beberapa bulan Rifki berada di dunia ini tapi dia sudah membangun sebuah desa dan di tingkatkan dari desa tingkat rendah menjadi desa tingkat tinggi.

Sehingga memungkinkan untuk sebentar lagi di tingkatkan ke kota tingkat rendah

Meski masih banyak hal-hal yang perlu di bangun untuk mencapai itu, seperti sistem pemerintahan, sistem kemiliteran, sistem perdagangan, sistem sumber daya, dan masih banyak lagi.

Tapi Rifki yakin bahwa sebelum satu tahun dia akan dapat mendirikan kota.

Selain dari prospek pembangunan, desa tempest juga berfokus pada pasukan. Dengan kepemimpinan Poseidon dan Muriel.

Pasukan desa tempest berkembang sangat cepat. Banyak misi-misi yang di selesaikan Rifki tanpa harus dia turun tangan mengerjakan.

Rifki pun sesekali juga membantu pelatihan pasukan. Dia juga terkadang berkeliling daerah sekitar untuk mendapatkan Exp dari membunuh monster.

Apa yang di sesalkan Rifki adalah bahwa di sekitar danau ini sangat sedikit pemukiman yang bisa di taklukkan desa Tempest dan tunduk di bawah kekuasaan Rifki.

Itu di karenakan sejarah kelam yang ada di balik terbentuknya danau atau teluk yang sangat besar ini.

Selain terus menerus mengasah kemampuan dan mendapatkan Exp. Rifki sesekali mengemukakan ide ide tentang senjata senjata yang bermanfaat untuk di buat oleh pandai besi Tempest.

Korik yang saat ini adalah pandai besi paling terampil dari Tempest sangat terkejut dengan ide-ide Rifki tentang senjata-senjata itu.

Apalagi senjata jarak jauh yang di sebut Sniper. Jika Korik bisa membuatnya maka seorang prajurit biasa dapat membunuh seorang dalam jarak yang sangat jauh tanpa di ketahui.

Itu akan membantu sebuah pasukan ketika akan menyerang sebuah benteng. Mereka bisa membunuh para pengawas dan penjaga benteng dari kejauhan mengakibatkan pasukan pertahanan terlambat untuk bereaksi dan memudahkan pasukan penyerang untuk menyerbu benteng.

Dan ajaibnya lagi adalah senjata tidak harus menggunakan mana atau tenaga dalam. Itu hanya memakai sebuah bubuk kimia yang di proses melalui serangkaian proses rumit.

Meskipun Korik sangat tertarik dengan senjata yang sangat mengagumkan itu dia juga cukup kecewa karena mereka masih tidak bisa membuat hal tersebut meski tau bagaimana metode untuk membuatnya.

Namun selain senjata yang di sebut kepala desa "Senapan" ada juga berbagai senjata yang menarik bagi Korik.

Contohnya adalah Bayonet, sebuah pisau yang hanya di buat dari besi biasa yang bisa di temukan di tambang mana saja.

Namun daya serang dari senjata berukuran sedang ini bahkan lebih mengerikan dari pedang para prajurit.

Jika pedang para prajurit di buat dengan tujuan untuk menyayat tubuh lawannya. Maka bayonet di buat untuk merobek tubuh lawannya.

Dengan hanya satu ujung tajam. Pegangan yang kokoh. Bentuknya yang sedikit kecil membuat bayonet sangat mudah di gunakan.

Dan ada juga sebuah tombak yang di beri nama Dory.

Dory memiliki panjang sekitar dua sampai tiga meter. Dory memiliki pegangan dengan diameter dua inci dan terbuat dari kayu khusus. Mata tombaknya berbentuk daun datar dan dibuat dari besi, dengan bagian penyeimbang berupa duri yang dibuat dari perunggu.

Jika dulu para Infrantri membawa Perisai dan pedang satu tangan. Maka pasukan Tempest membawa Pedang, Perisai, Bayonet, dan Dory ini.

Juga kepala desa menginstrusikan Korik untuk merubah bentuk dari perisai yang di buatnya.

Korik diinstruksikan untuk mengubah bentuk perisai kedalam bentuk lingkaran sempurna dengan dua pegangan. Pegangan dari perisai itu juga sangat unik, itu di tunjukkan untuk bisa di masuki sebuah lengan.

Jadi satu pegangan sebelah kanan adalah untuk memegang perisai seperti biasa namun kita dapat memasukkan separuh lengan kita (sampai siku) dan menggenggam pegangan yang berada di sebelah kiri.

Sementara itu ada sebuah pelindung yang melindungi lengan kita. Jadi pegangan perisai itu lebih mirip seperti sarung tangan yang memiliki sebuah perisai besar di atasnya.

Rifki mengatakan bahwa tugas utama pasukan infanteri bukanlah untuk meratakan lawan lawannya, namun untuk melindungi apa yang berada di samping atas bawah dan belakangnya. sehingga seorang infanteri tidak boleh membiarkan perisai yang di pegangnya jatuh.

Bahkan ada sebuah ungkapan dalam pasukan Tempest bahwa lebih baik kehilangan nyawamu dari pada harus kehilangan cengkraman prisaimu saat bertempur.

Itulah betapa pentingnya sebuah perisai untuk pasukan Tempest.

Selain dari senjata-senjata itu, Rifki juga memberi tahu Korik tentang baju pelindung yang ternyata sedikit lebih baik dari baju pelingdung dunia ini.

Pengetahuan pengetahuan baru yang di terima Korik dari Rifki membuatnya sangat bersemangat.

Dia mencoba membuat cetak biru dari benda-benda yang di beri tahukan Rifki. Dan bereksperimen membuatnya.

Sementara Korik sangat fokus dengan pengembangan senjata desa.

Poseidon dan muriel berfokus pada pelatihan pasukan desa. Mereka melatih pasukan dengan disiplin tinggi, sehingga membuat pasukan pasukan desa Tempest menjadi pasukan elit.

Selain itu Rifki juga mengajari pasukan Tempest formasi pertempuran.

Formasi pertama yang Rifki ajarkan kepada pasukannya adalah phalanx. Kenapa Rifki memilih formasi ini?

Rifki adalah seseorang yang menghargai setiap kehidupan rakyatnya. Entah itu dari kalangan atas atau bahkan dari kalangan terbawah.

Formasi phalanx adalah formasi yang saling melindungi. Formasi itu bukanlah formasi yang hanya prajurit-prajurit berbaris dan berkumpul.

Namun formasi phalanx adalah sebuah formasi kesatuan yang sangat solid. Setiap orang yang berada di dalam Formasi saling membantu satu sama lain.

Sebuah formasi yang menuntuk kerjasama dan kekompakan antar prajurit.

Kefleksibelannya dan mobilitasnya juga sangat mengagumkan mengakibatkan formasi ini sangat baik untuk menyerang bahkan bertahan.

Rifki juga mengajarkan beberapa taktik taktik militer. Seperti gerilya, hide and seek, menyelinap, dan sebagainya.

Rifki benar benar membuat pasukannya belajar informasi informasi moderen yang membuat pasukannya lebih fleksibel.

Meski perkembangan jumlah penduduk desa Tempest tidak sangat cepat dikarenakan jumlah desa di sekitar danau yang sedikit.

Namun dia tetap menjalankan hal ini yang menjadi pondasi dari kemiliterannya.

Selain dari kemiliteran Rifki juga menerapkan sistem pemerintahan yang cukup terperinci saat ini.

Jumlah penduduk di desanya saat ini sudah menyentuh angka di sekitar 600 orang. Yang membuat pengaturan antar penduduk juga harus lebih terstruktur.

Rifki memerintahkan Pandora untuk memilih seseorang dari beberapa kepala keluarga dan mengelompokkan mereka. Seseorang yang di pilih itu lalu bertanggung jawab untuk memimpin kelompok dan mengawasinya. (mirip RT/RW di indonesia lah)

Selain itu karena jumlah penduduk yang bertambah maka kebutuhan panganpun juga meningkat. Jadi Rifki memerintahkan Pandora untuk mulai mencari tanaman yang bisa di budidayakan selain dari buah Kreskep.

Dia juga mencari informasi adakah tanaman yang mirip dengan padi, gandum, atau jagung di dunia ini. Meski nama mereka bukan itu tapi ternyata ada tanaman yang mirip ciri-cirinya dengan itu.

Meski di kabarkan tanaman itu hanya ada di benua Einhoren. Benua manusia.