Chapter 32 - Penyerangan

Bruaaaaaaaark

Sebuah suara yang sangat keras tiba-tiba terdengar dari arah tempat kontruksi pelabuhan. Rifki terkejut mendengar suara itu. Dia bahkan tidak merasakan kehadiran orang itu hingga tiba-tiba dia menyerang.

Pandora yang tengah berdiri di hadapan Rifki juga tercengang. Dia juga tak bisa merasakan kehadiran orang ini sebelum dia menyerang.

"Maaf tuan, aku gagal merasakan kehadiran ini" Sambil meminta maaf Pandora berlutut di depan Rifki.

Rifki tak menjawab, dia hanya menoleh ke arah danau dengan kening di kerutkan. Bahkan bukan hanya Pandora, dia sendiri gagal merasakan kehadiran penyerang ini. Setelah beberapa saat dia merasakan aura Poseidon dan Muriel yang melaju menuju pelabuhan.

Bahkan mereka juga baru menyadarinya. Sepertinya orang yang datang sekarang bukan orang sembarangan. Rifki bangkit dari tempat duduk, lalu menyuruh Pandora untuk bangkit dan mengikutinya.

Setelah dia keluar dari Main hall. Rifki merlihat pilar air melesat ke udara setinggi 10 meter dari arah danau. (ane pake B.ingris aja ya biar ga susah, kek gimana gitu kalo pake Bangunan utama. Kurang dapet hehe)

"Umumkan perintah, suruh semua orang tua, anak-anak, wanita, dan pengrajin untuk berlindung. Lainnya, laki-laki dewasa dan sehat harus mengambil senjata di Korik dan datang ke pelabuhan segera" perintah Rifki.

"Baik yang mulia"

Rifki memerintahkan Pandora untuk mengungsikan para penduduk tanpa menoleh ke Pandora yang membuat Pandora merasa sedih. Dia berfikir bahwa mungkin Raja marah karena kegagalannya merasakan aura ini.

Di sebuah rumah yang terlihat indah dengan banyak bunga di sekitarnya Claritha menggigil sembari memeluk dua anak kecil yang terlihat sangat menggemaskan. Claritha adakah penduduk asli dunia Paradox, jadi dia merasakan penindasan yang di berikan penyerang ini.

Dia sangat akrab dengan aura yang di pancarkan penyerang ini, itu tak lain adalah aura dari mahluk yang sangat jarang muncul di benua Valinor. Ras Dekan.

Dari aura yang di pancarkan itu, Clarita merasakan penindasan Ras yang sangat kental. Orang ini berasal dari kelas ras yang lebih tinggi daripada Claritha.

Anehnya anak kecil yang di bawa Rifki hanya merasa takut karena aura yang di pancarkan orang itu, bukan penindasan kelas Ras, yang mengejutkan Claritha. Meski dia tak mengerti dari kelas ras tingkat berapa orang itu. Claritha bisa menebak bahwa dia mungkin dari kelas bangsawan tingkat tinggi. Namun bahkan dengan tingkat itu anak yang di bawa Rifki tak merasakn penindasan.

Sementara itu di tempat lain....

Di kebun buah Kreskep ada beberapa orang yang tengah merawat pohon buah Kreskep yang masih kecil. Mereka berkebun dengan sangat serius dan teliti. Meski terkadang mereka sesekali bercanda. Meski begitu mereka tetap sangat serius menjalankan pekerjaan mereka.

Di antara orang orang ini beberapa sosok yang lebih gagah dan memancarkan aura berbeda mengamati para pekerja.

Mereka tak lain adalah party yang sempat menyerang Fenrir dan di tuntun Fenrir untuk ke desa Tempest. Sudah berbulan-bulan mereka di hutan dan persediaan mereka hampir habis. Untung saja mereka bertemu Fenrir dan mengetahui lokasi desa baru ini.

Saat mereka tengah mengamati para pekerja yang merawat pohon kreskep mereka tiba-tiba merasakan bulu di tubuh mereka berdiri.

Sebuah aura yang sangat mengerikan tiba-tiba muncul dari arah danau di belakang mereka. Aura yang sangat kuat yang sebanding dengan petualang kelas S.

Mereka saling memandang satu sama lain dan mengangguk di antara mereka sendiri. Lalu mereka semua pergi ke arah penginapan yang di siapkan desa Tempest untuk mereka.

Meski ada penyerangan dan beberapa orang menyadari penyerangan itu, tapi penduduk desa tak ada yang panik. Mereka dengan teratur mengatur diri ke sebuah tempat dan berkumpul di sana.

Saat para penduduk bertanya-tanya siapa penyerang itu, mereka melihat nona Pandora yang berjalan ke arah mereka.

Pandora terlihat sangat suram, pandangannya sedikit tidak fokus dan sepertinya pikirannya ada di mana-mana.

Dia menginstruksikan perintah Rifki kepada para penduduk. Penduduk yang menerima instruksi dari kepala desa langsung bersiap siap. Para wanita, lansia, dan anak anak bersiap untuk mengungsi. Sedangkan para laki laki pergi menuju bengkel senjata.

Di tempat yang sedikit jauh dari desa, dimana terlihat padang rumput yang membentang beberapa kilometer, dua ekor serigala bangun dari tidur mereka.

Mereka merasakan aura menindas yang berasal dari desa dan segera berdiri. Mereka melolong ke udara membuat beberapa hewan di sekitar mereka waspada. Entah apa yang sebenarnya terjadi, para hewan itu langsung berkumpul ke satu tempat dengan rapi.

Abima yang melihat ini menoleh ke arah desa dan kehawatiran bisa terlihat di tatapannya.

Tanpa menunggu perintah lebih lanjut Shiro dan Kuro berlari ke arah desa dengan sangat cepat. Mereka anehnya juga tak terlihat seperti tertindas oleh tingkat ras penyerang ini.

Sementara itu di barack pelatihan tentara.

Danny dan teman temannya sedang berlatih bersama beberapa tentara Tempest. Hari ini adalah jadwal mereka berlatih bersama.

Rifki meminta Danny untuk melatih pasukannya secara indifidu. Rifki berkata kekuatan sebuah pasukan akan juga meningkat jika kekuatan setiap indifidu dalam pasukan itu meningkat.

Maka dari itu Danny yang juga sangat tertarik dengan desa ini tak menolak acara Rifki dan bersama dengan teman temannya mengajari tiap-tiap indifidu dalam pasukan dari desa Tempest.

Saat itu dia tengah beristirahat setelah putaran latian energi dan para prajurit juga sedang istirahat, saat tiba-tiba dari arah pelabuhan terdengar suara ledakan yang memekakkan telinga, yang membuat Danny dan kawan-kawan terkejut.

Setelah suara ledakan itu, sebuah aura dari prajurit tingkat tinggi melesat kesegala arah membentuk sebuah gelombang, membuat Danny dan kawan-kawannya terkejut.

Meski mereka jarang merasakan aura ini mereka sangat akrab bahkan hafal dengan aura ini. Aura ini milik salah satu raja dari aliansi kerajaan 7 lautan milik raja Sinbad. Dan dari auranya Danny bisa mengatakan bahwa ini milik salah satu orang terkuat di antara mereka bertujuh. Raja kerajaan Samudra terbesar di Paradox World samudra Slitheren. Raja Atlantis Dhanie Ren.

Nama mereka yang sedikit mirip membuat Danny mengagumi raja ini, meski mereka dari Ras yang berbeda Danny sangat mengagungkan Raja ini.

Dia juga pernah dua atau tiga kali bertemu langsung dengan raja ini dan berbincang dengannya.

Namun dia terkejut, raja yang berada sangat jauh ini datang ke desa Tempest tempat terkecil ini.

Saat memikirkannya dia merasa sangat khawatir. Mungkinkan Atlantis akan menyerang desa Tempest ataukah Tempest hanya kebetulan berada di jalan tempat Atlantis akan menyerang kerajaan Elf.

Jika memang begitu maka perintah raja Sinbad untuk bekerja sama dengan desa kecil ini akan terganggu, pikirnya.

Dia lalu berdiskusi dengan teman-temannya dan berencana untuk menghampiri raja dan memberi tahu bahwa desa ini menandatangani perjanjian dengan Raja Sinbad.

Namun ada hal yang mengganggu Danny. Kenapa Raja Dhanie menyerang desa secara pribadi?

Dia adalah seorang raja yang memerintah beribu-ribu ras lautan dan memiliki jutaan prajurit di bawah kepemimpinannya. Logikanya dia tak akan menyerang desa kecil ini sendirian. Namun Danny tak bisa memikirkan lagi kenapa aura raja itu berada di sini.

Setelah jeda singkat dia dan teman-temannya bergegas menuju ke arah pelabuhan.

Sama halnya dengan yang lain Poseidon dan Muriel saat itu tengah berlatih bersama. Lebih tepatnya latih tanding. Meski mereka tidak mengeluarkan seluruh kekuatan mereka sehingga menghancurkan tempat sekitar, tapi pertempuran mereka tetap fantastis.

Kecepatan gerakan mereka sangat mengerikan, jika rakyat biasa melihat ini. Mereka hanya akan melihat sebuah bayangan saja. Mereka saling bertempur dengan menahan kekuatan mereka dan tetap saja masih ada beberapa tempat yang di hancurkan.

Saat mereka tengah berdebat tiba-tiba dari arah pelabuhan terdengar suara.

Duaaaaar

Tanpa menunggu atau berfikir apapun Poseidon dan Muriel langsung bergegas ke arah pelabuhan. Saat terdengar ledakan itu, saat itu pula aura yang mengerikan terpancar dari arah pelabuhan.

Saat di perjalanan Poseidon mengangkat tangannya ke arah perkemahan prajurit tempest. Tiba-tiba dari sebuah rumah sederhana sebuah senjata melayang ke arah Poseidon. Itu adalah Trisula yang muncul saat Poseidon di panggil ke dunia ini.

Saat dia menggenggam trisula itu aura Poseidon langsung meningkat sampai beberapa kali lipat. Membuat orang yang memandangnya ketakutan.

Sementara itu di pelabuhan sendiri....

Rendy dan seorang raksasa tengah mendiskusikan sesuatu tentang pembangunan pelabuhan desa Tempest. Raja mengataka bahwa pelabuhan yang di bangun di danau ini sebenarnya hanya untuk sementara. Raja berkata bahwa dia ingin mendirikan sebuah pemukiman di atas danau ini kelak.

Namun karena raja memiliki perjanjian perdagangan dengan orang, beliau menunda rencana pembangungan kerajaan di atas danau dan malah membangun pelabuhan.

Meski Rendy ingin membangun sebuah pemukiman yang memungkinkan saudara sudaranya mendapat tempat tinggal yang layak namun Rendy tak mau mengabaikan perintah raja.

Apapun yang di perintahkan raja untuknya, dia akan melakukan segalanya sepenuh hati tanpa keluhan.

Saat mereka tengah berdebat tentang sesuatu tiba-tiba dari bawah air keluar sesosok yang seperti manusia tapi jelas bukan manusia.

Raksasa yang adalah ras asli dari dunia Paradox terkejut dan tanpa sadar bergumam.

"De-de-Dekan...?"

Rendy terkejut dengan apa yang di dengarnya. Dari teman teman barunya ini, dia mengerti bahwa ada beberapa ras yang ada di Paradox World. Dan dekan adalah salah satunya.