Chereads / Kingdom of God : The Rise of The Tempest Kingdom / Chapter 29 - Tekat Yang Muncul Karna Cinta

Chapter 29 - Tekat Yang Muncul Karna Cinta

Beberapa hari sebelumnya di sebuah bangunan yang berada di atas pohon.

"Sayang, bisakah kau untuk tak pergi kali ini saja..? Perasaanku sangat tidak nyaman"

Kata seorang wanita yang memiliki telinga runcing, dia adalah seorang Elf.

Di hadapannya ada lelaki yang juga memiliki telinga runcing. Dia sedang menyiapkan anak panah, busur, dan sebuah dager yang berwarna hijau.

"Jangan hawatir sayang. Aku sudah melakukan pekerjaan ini selama hidupku"

Jawab lelaki itu dengan senyum paling tulus di wajahnya. Dari tatapan di matanya itu, dia sangat menghargai istrinya melebihi apapun di dunia ini. Dia rela mengorbankan apapun untuk kebahagiaan istrinya.

"Aku tau sayang. Tapi entah kenapa aku merasa seperti akan kehilanganmu, jika kamu pergi berburu kali ini. Bisa kah kau tidak pergi, kumohon?" Melas wanita Elf itu lagi.

"Kau tau aku tak bisa sayang. Aku berjanji akan ekstra hati-hati kalu begitu" Jelas laki-laki Elf itu sembari mengulurkan tangan ke arahnya dan membelai rambut berwarna keemasaann yang menggantung di pipi wanita cantik itu.

Sosoknya sangat cantik. Dari tampilan, lekuk tubuh, aura, bahkan mungkin bisa membuat para dewa dan malaikat iri. Kulitnya putih seputih salju di musim dingin, dan lembut selembut kain sutra. Juga kontur yang sempurna dari wajahnya, bulu mata lentik, tatapan yang lembut penuh kasih sayang, dan hidung yang indah. Sekarang dia tengah merenung mengungkapkan kesedihannya. Itu seperti seluruh dunia kehilangan cahaya saat ekspresi di wajahnya seperti ini.

"Sudahlah hanya doakan kepada dewa hutan dan dewi cahaya bahwa aku akan pulang membawa berkat dari hutan" Laki laki itu lalu mengarahkan tanganya keleher wanita itu dan menariknya, lalu mencium kening dari wanita yang sangat cantik itu.

Setelah ciuman itu, dia dengan ringan memeluk lelaki itu dengan penuh kelembutan. Lelaki ini tak lain adalah komandan dari pemburu yang sedang berkonflik dengan Fenrir.

.....

Di tepi hutan yang berbatasan dengan padang rumput, dua sosok saling kejar mengejar. Lebih tepatnya sebuah bayangan sedang mempermainkan seoranh laki laki yang tengah memegang busur di tangannya. Jika di amati lebih dekat maka akan terlihat sosok pada bayangan itu sebenarnya adalah Fenrir. Dan sosok laki-laki itu adalah Andro.

Keadaannya saat ini sangat menyedihkan, dia tercabik cabik di seluruh tubuhnya. Darah menetes ke baju yang dulu berwarna kehijauan yang mengakibatkan berubah menjadi merah darah.

Dia mengetahui bahwa lawan di depannya ini sangat kuat hingga bahkan jika ada beberapa puluh dari dia lagi di sini .Mereka akan tetap terbunuh tanpa ampun. Sesuatu yang mengganggu pikirannya adalah lawan didepanya ini seperti tak mau membunuhnya. Sebaliknya dia hanya bermain-main dengan Andro. Itu membuat Andro yang adalah pemburu profesional merasa frustrasi. Dia seperti merasakan nasip menjadi hewan yang di buru oleh sesuatu yang lebih kuat.

Dia bahkan sempat berfikir apakah ini hukuman dari dewa hutan karena dia memburu mahluk-mahluk hutan. Tapi Andro segera menghilangkan fikiran ini karena selama ini dia hanya berburu mahluk-mahluk yang sudah tua atau mahluk-mahluk lemah lainnya yang sekiranya tidak merusak ekosistem hutan. Dia sendiri adalah seorang Elf yang sangat menghargai hutan dan penghuninya.

Selama bertahun-tahun dia menjadi pemimpin regu pemburu. Dia tak pernah salah mengidentifikasikan buruannya yang sudah tua atau yang lemah berkemungkinan meninggal. Tapi kali ini dia membuat sebuah kesalahan, bukan hanya kesalahan biasa, namun sebuah kesalahan amat besar yang mengakibatkan anggotanya banyak yang mati.

Sekarang semua sisa anggotanya telah selamat dan hanya dia yang tertinggal di hutan. Dia sempat meminta ampunan pada srigala yang berada di hadapannya ini. Anehnya dia mengucapkan kata kata itu tanpa sadar. Dan yang lebih aneh lagi adalah bahwa srigala bayangan di depannya ini bisa membalas perkataanya.

Beberapa suku Elf memang memiliki kemampuan untuk berbicara dengan hewan. Namun itu adalah sebuah kemampuan khusus dari ras Elf lain. Dan pastinya itu bukan kemampuan dari ras Andro.

Jadi saat Srigala itu membalas perkataan Andro dia sangat terkejut dan langsung berfikir bahwa Srigala di depannya ini adalah mahluk ras tinggi. Harapannya untuk bertaham hidup meredup. Sudah lebih setengah jam dia bertempur dengan srigala ini. Dari pada menyebutnya bertempur, mungkin lebih pantas untuk menyebutnya permainan untuk Srigala itu.

Andro mencoba untuk melewati srigala itu dan berlari ke arah padang rumput dimana tempat yang tidak terkena bayangan dari pepohonan, namun Srigala ini sangat mengerikan. Selain kekuatannya yang menakutkan, kecepatannya lebih gila. Apalagi jika dia sudah masuk ke dalam bayangan. Sepertinya jarak tak berarti di hadapannya.

Andro di permainkan seperti tikus yang berlari mencari lubang untuk kabur. Dan Srigala di hadapannya seperti dewa, bukan lagi hanya kucing. Meskipun realitasnya berkata bahwa dia tak akan bisa hidup selamat kembali ke desanya. Hati nurani dan tekatnya tak mengijinkan Andro untuk menyerah.

Setiap kali Andro akan menyerah dia akan selalu ingat sosok yang tersenyum dari kejauhan dan melambaikan tangannya ke arah Andro. Sosok yang sangat cantik, bahkan dewa dewi akan iri jika harus di bandingkan dengan wajah dan lekuk tubuh wanita itu. Tersenyum ke arahnya dan melambaikan tangan sembari bergumam

"Kau harus kembali sayang"

Dengan air mata yang jatuh ke pipinya tanpa dia sadari. Andro yang melihat bayangan itu mengembalikan tekatnya yang sebelumnya akan runtuh menjadi tekat baja, dia terus bertahan meski tubuhnya sudah penuh dengan luka yang dalam dari cakaran Srigala bayangan itu.

Di sisi lain...

"Elf ini gila, meski tubuhnya terluka seperti itu, dia tetap berdiri dan berusaha untuk lari ke padang rumput itu"

"mungkin dia berfikir bahwa jika tak ada bayangan aku tak bisa mengejarnya lagi"

"tapi tekat yang ada di matanya itu...."

Bahkan Fenrir yang adalah mahluk yang bisa di setarakan dengan dewa merasakan kegigihan tekat dari Elf yang berada di depannya. Alasan Fenrir tak mengahirinya dengan cepat adalah karena dia berfikir untuk mempermainkan Elf ini yang sudah berani merusak pertempuran main-mainnya dengan kuda yang sedikit lebih kuat dari mahluk-mahluk yang selama ini di temui Fenrir.

Namun saat dia akan menikmati santapannya ini si sialan Elf ini mengganggunya yang membuat Fenrir sangat sangat marah. Namun sekarang dia tak lagi bisa mengahiri hidup Elf sialan ini sesuka hatinya, setiap dia akan menyerang titik fital Elf ini. Dia merasakan sebuah rasa bahaya yang entah bagaimana selalu menghantuinya.

Dia sudah mencoba beberapa kali membunuhnya secara instan namun setiap kali Fenrir akan membunuhnya, nalurinya berkata jika dia tetap melanjutkan gerakan pembunuh itu dia akan sangat terluka bahkan mungkin kematian.

Jadi untuk Hewan setingkat Fenrir dia menimbang keuntungan dan kerugian. Tugasnya bukanlah untuk membunuh Elf ini melainkan mengeksplorasi daerah sekitar agar tuannya dapat menyiapkan strategi untuk pembangunan desa di masa depan.

Keduanya saling menatap untuk waktu lama, Fenrir tau bahwa Elf di depannya ini tengah memulihkan kekuatan sedikit demi sedikit.

Meski dia mendapatkan banyak keuntungan karena hutan lebat ini membuat bayangan di tanah yang mana itu adalah surga bagi Fenrir, tapi dia juga tak lupa bahwa Elf juga hidup dari kekuatan alam.

Bahkan sempat beberapa kali Fenrir menurunkan penjagaannya dan tubuhnya terpukul oleh cabang pohon yang di kendalikan oleh Elf di depannya ini. Meski itu bukan cidera serius yang menyebalkan, Elf di depannya ini sangat cerdik dia selalu menyerang di titik yang sama terus menerus.

Bahkan jika tubuhnya terbuat dari berlian dan di serang di tempat yang sama terus menerus berlian tersebut akan memiliki bekas.

Setelah saling menatap untuk beberapa lama Elf itu membuat gerakannya. Fenrir melihat tekat yang semakin tumbuh di tatapan itu hingga membuatnya sedikit merinding. Tapi itu hanya sesaat dan dia kembali fokus ke pertempuran. Ini mungkin konfrontasi terahir mereka berdua.

"baiklah aku mempertaruhkan semuanya di sini sekarang" fikir Andro.

Setelah itu dia melempar busurnya ke atas kepala Srigala bayangan itu, dan berlari ke arah srigala itu, dia bertekat jika memang dia tak bisa pergi maka dia akan mengorbakan dirinya sendiri dan melukai srigala ini separah mungkin hingga dia tak bisa membahayakan desa tempatnya tinggal.

Setidaknya orang yang paling dia cintai tak akan mendapatkan bahaya oleh mahluk yang mengerikan ini. Dia menggertakkan gigi dan berlari kedepan, tangan kanannya berada di belati yang bertempat di pinggangnya. Selama pertempuran ini Andro tak pernah menarik belati ini atau bahkan memeganya, tapi saat ini dia mencengkram tangan kanannya ke belati ini.

Saat Andro memegang belati Fenrir merasakan perubahan aura Andro yang tadinya adalah aura alam dan aura alami pemburu. Sekarang berubah menjadi aura pembunuhan. Ini adalah aura dari seorang assasin.

Andro berlari kedepan dan menarik belati dari sarung yang ada di pinggangnya dan tiba- tiba aroma obat-obatan menyebar ke udara seperti sebuah wabah. Itu langsung menyebar beberapa ratus meter di sekitar tempat mereka.

Ras Elf terkenal dengan kemampuan mereka yang berhubungan dengan elemen Alam dan cahaya. Jika di beberapa dongeng-dongeng di ceritakan bahwa racun itu adalah keahlian dari ahli sihir kegelapan atau kematian, kenyataannya para Elf juga memiliki keahlian di bidang racun.

Jika para penyihir kegelapam dan penyihir kematian ahli dalam sihir racun kimia maka Elf adalah ahlinya di bidang racun alami.

Keunggulan mereka dengan alam membuat mereka bisa mempelajari berbagai komponen alam yang sangat berlimpah. Dan alam bahkan menyediakan racun yang sangat mematikan. Setelah aroma herbal melayang di sekitar mereka. Fenrir merasakan perubahan.