Chapter 24 - Kekuatan Poseidon

"Aku akan membunuhmuuu!!!" Danny berteriak di atas paru parunya sembari melaju ke arah party Boob dan teman temannya.

Namun, saat dia akan mencapai mereka. Di depannya muncul sosok yang sangat tinggi, hingga dia bahkan harus mengangkat kepala untuk melihatnya Namun tak ada ketakutan di mata Danny. Dia mengayunkan lengan yang memegang pedang yang terbuat dari es itu ke arah sosok di depannya.

Swoooos

Dhaaaaak

Pedang es itu terhenti di udara, tanpa bisa bergerak ke depan. Apa yang menahan pedang itu adalah sebuah tangan yang terbalut oleh air. Sosok di depan Danny menghentikan ayunan pedangnya dengan tangan yang hanya berbalutkan air.

Sosok itu tak lain adalah Poseidon. Yang bertindak saat Danny kehilangan kendali. Meski Danny sudah melakukan perubahan dan mengeluarkan skillnya yang terbaik, tapi Poseidon menghentikannya dengan tangannya. Semua orang tercengan dengan kejadian ini, tak ada yang mengira Poseidon akan menghentikan Danny hanya dengan tangannya saja.

Meski Ma'an tidak mengatakan bahwa Danny adalah seseorang yang sangat kuat, tapi dia berani berkata bahwa Danny adalah satu dari 500 orang terkuat yang ada di bawah aliansi cabangnya, tapi Poseidon menghentikan serangannya dengan hanya tangan? kau pasti bercanda.

Ma'an tanpa sadar menoleh ke arah Rifki yang saat ini memiliki senyum di sudut kecil bibirnya.

Di tengah lapangan latihan Poseidon yang memegang pedang Danny dengan tangannya sedikit mencengkram kan cengkramannya dan....

Duaaar

Pedang Danny terpecah belah menjadi beberapa potong. Lalu Poseidon memandang Danny dan berkata.

"Aku bilang pertandingan telah berahir dan kau kalah, jika kau tak bisa menghargai sebuah pertandingan sebaiknya kau berhenti menjadi prajurit" bentak Poseidon ke arah Danny.

Melihat pandangan Poseidon dari atas yang mengarah ke arahnya, Danny merasa pandangan penghinaan dan merendahkan. Harga dirinya yang terluka karena kalah dari pertandingan semakin terhina dengan ini. Dia semakin kehabisan akal dan semakin kehilangan ketenangannya.

Saat itu tiba tiba dari bawah tempatnya berdiri keluar sebuah lingkaran berwarna biru yang semakin meluas ke sekitarnya.

"Aku Danny Danupati, keturunan dari bangsawan Danupati menyatakan kekuasaannya atas elemen air di sekitar tempatku berada sekarang. Tunduklah padaku sang bangsawan agung, dan buat musuh di sekitarku binasa!!" Danny, yang berubah menjadi sepenuhnya bangsa manusia air. mengucapkan sebuah kata-kata sembari lingkaran sihir di bawahnya membesar.

"Skill khusus keturunan aktif"

Nama skill : Water eksplosed

Keterangan : Skill yang di buat oleh seorang bangsawan bernama Danupati yang menguasai elemen tipe air ke tingkat tertinggi, dia bahkan bisa merebut penguasaan dari orang lain yang berada di sekitarnya. Skill yang bisa di turunkan ke keturunannya.

Tiba tiba semua molekul-molekul air di sekitar rentang lingkaran berwarna biru itu berkumpul semua ke arah Danny yang berada di tengah, termasuk air yang berada di tangan Poseidon. Itu berkumpul ke arah Danny dan memadat terus menerus ke arahnya.

Saat kepadatan air sudah sampai elemen lain di tolak bahkan udara, semua air itu meledak ke arah luar. Poseidon yang berada paling dekat dengan Danny terkena dampak ledakan terbesar. Namun sesuatu yang aneh terjadi, sebelum ledakan elemen air yang terkonsentrasi dengan kepadatan tinggi itu meledak semakin luas itu berhenti seperti waktu dunia terhenti.

Namun itu jelas bukan menghentikan waktu, tapi ledakan airlah yang terhenti, mungkin lebih tepat menyebut kendali dari ledakan itu telah terebut.

"Dengan memadatkan tekanan air dan menghilangkan semua elemen yang lain memang bisa membuat sebuah ledakan yang sangat mengerikan, bahkan mirip dengan ledakan dari elemen api gunung berapi dan elemen bumi gempa bumi, namun ada dua kesalahan dari apa yang kau lakukan. Pertama kau harus sepenuhnya mengendalikan elemen air di sekitarmu. Dan kedua... Musuhmu adalah aku" Poseidon berceramah sembari tangannya di depan seperti memegang sesuatu.

Lalu dia mencengkram tangannya dan mengayunkan ke belakang, air yang terhenti seperti pemberhentian waktu itu mengikuti gerakan tangan Poseidon dan bergerak kebelakangnya.

"Aku Poseidon dewa perairan tak ada di dunia ini yang berelemen air bisa mengalahkanku" Jelas Poseidon.

Poseidon lalu mengayunkan tangannya kembali ke arah Danny dan mencengkramnya. Air itu mengarah ke Danny dan berkumpul di sekitarnya membentuk sebuah bola air namun, dengan tekanan yang sangat tinggi, membuat Danny tergagap gagap. Meski dia adalah mahluk air, dia tetap saja membutuhkan udara untuk bernafas tidak hanya air sepenuhnya.

Melihat Danny yang semakin menderita Ma'an melesat ke arah Danny dan mengayunkan tangan ke arah gelembung air itu, dari tangannya muncul seperti sebuah asap kegelapan, Rifki yang melihat ini sedikit mengerutkan keningnya.

Saat tangan Ma'an mencapai gelembung itu kabut berwarna hitam menyebar keseluruh gelembung air dan menyerap ke dalam gelembung air itu. Gelembung air yang kemasukan kabut berwarna hitam itu perlahan lahan berubah warna menjadi kegelapan.

Poseidon yang semula mengendalikan gelembung air juga sedikit mengerutkan keningnya, saat kabut hitam menyentuh gelembung airnya, entah bagaimana kabut itu berhasil masuk ke dalam gelembung. Padahal Poseidon sepenuhnya mengendalikan pengaturan elemen di dalam gelembung bahkan elemen udarapun tak dapat masuk kedalamnya. Namun kabut berwarna hitam aneh ini bisa masuk dan mempengaruhi kendalinya terhadap gelembung air ini.

Setelah kabut itu masuk ke dalam gelembung. Ma'an menarik tangannya dan menghentakkan tangannya ke belakang, gelembung mengalami sedikit guncangan dan tiba tiba terpecah menjadi air hitam yang berceceran ke arah tanah. Danny, yang berada di dalam langsung terjatuh sembari berlutut di tanah karena kehabisan nafas, dia sudah kembali kebentuknya semula setengah mahluk laut dan beastkin.

Ma'an lalu berbalik ke arah Poseidon dan menangkupkan tangannya sembari sedikit membungkuk.

"Mohon maafkan kelancangan murid kecil hamba ini, dia masih sangat muda dan belum begitu berpengalaman dengan dunia luar. Jadi dia pasti akan merasa arogan di hadapan orang yang baru di temuinya." Dia juga menoleh ke arah Rifki dan membungkuk.

Murid lainnya dari Ma'an juga menangkupkan tangan dan merunduk ke arah Rifki juga. Melihat ini Rifki hanya tersenyum ke arah mereka dan berkata.

"Yaah setelah semua ini hanyalah perlatihan tanding biasa, jadi jangan terlalu di fikirkan. kesalahan-kesalahan pasti terjadi jadi mari kita beristirahan" Setelah itu Rifki mengangguk ke arah Ma'an dan murid muridnya dan di balas dengan anggukan mereka, lalu Rifki meninggalkan lapangan.

Poseidon dan para goblin juga mengikuti Rifki meninggalkan lapangan, meninggalkan kelompok Ma'an di lapangan.

Para murid yang semula berada di pinggir lapangan segera berlari ke arah Ma'an dan Danny yang sekarang tak sadarkan diri.

Diyosa yang pertama berkata. "Aku tak mengira para prajurit Humagoblin yang hanya generasi ke 4 bisa mengalahkan Danny generasi ke 5. Yah meski dia sombong dan meremehkan mereka namun kemampuan-kemampuan mereka setara dengan seorang petualang kelas C+. meski kekuatan Danny cukup besar, jika harus berurusan dengan 5 petualang rank C+ dengan keadaan tidak siap siapa saja pasti akan kalah" Jelasnya ke arah Ma'an.

"Aku juga berfikir begitu, apalagi si Poseidon itu. Jelas-jelas Danny mengeluarkan skillnya untuk mengendalikan seluruh elemen berbasis airnya, tapi orang itu bisa merebut kembali kendali Danny dari elemen air dengan sangat mudah. Bahkan tanpa skill apapun. itu mengagumkan" Balas Bahhar dengan kekaguman di nadanya.

"Aku menganalisa jika saja si Poseidon itu menggunakan skill, tapi aku terkejut bahwa dia tak menggunakan skill apapun untuk melawan skill Danny. Itu murni kekuatan pasifnya" Jawab Brill sembari memegang kacamatanya seperti seorang ahli.

"Tidak salah kita hanya menyelidiki tempat ini, masih banyak misteri yang di sembunyikan oleh orang itu. Saat kita tiba pun tekanang yang kita berikan tak berefek terhadap semua mahluk hidup di desa ini. Itu membuatku merasa aneh. Dan saat aku menyerang gelembung tadi aku harus menggunakan beberapa skill sebelum bisa menembus gelembung aneh yang di buatnya itu. Seperti aku melawan skill Danny sendiri" Jelas Ma'an sembari memegang tangannya.

Dia masih mereasa keanehan saat melawan Poseidon tadi, dia merasa dia melawan skill Danny bukannya Poseidon. Padahal jelas jelas gelembung itu di buat menggunakan pengaturan Poseidon namun dia tak merasakan itu.

"Sudahlah mari kita bawa Danny ke tempat beristirahat dulu, kita fikirkan kedepannya nanti" Shafaf memecahkan keheningan.

Lalu Bahhar mengangkat Danny dan membopongnya di pundaknya. Mereka semua lalu pergi ke tempat yang telah di siapkan Pandora untuk beristirahat. Saat sampai di tempat Danny berbaring di sebuah tempat tidur yang terbuat dari jerami yang dilapisi oleh kulit dari hewan buruan yang telah di jahit. Itu mirip seperti sebuah kasur dari jaman moderen.

Amatari mengulurkan telapak tangannya ke arah hewan yang berada di pundaknya dan hewan itu mengeluarkan sebuah air liur dari mulutnya. Setelah itu Amatari mengulurkan tangannya ke arah mulut Danny dan cairan itu di minum Danny.

Setelah beberapa saat Danny mendapat kembali kesadarannya dan masih sedikit kelelahan.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Ma'an yang berada di sampingnya.

"Aku baik baik saja. Maafkan kesalahanku tuan" Danny meminta maaf dengan ekspresi penyesalan di wajahnya.

"Sudah jangan di fikirkan, itu bisa menjadi pelajaran berharga untukmu, jangan pernah meremehkan lawan lawanmu di kemudian hari" jawab Ma'an menasehati anak didiknya yang masih ceroboh ini.

"Baik tuan, aku akan mengingat kekalahan hari ini menjadi pelajaran berharga" Jelas Danny sembari berwajah sedih.

"Baguslah jika kau bisa belajar sesuatu" balas Ma'an dengan anggukan.