Chereads / Kingdom of God : The Rise of The Tempest Kingdom / Chapter 28 - Kau Pasti Bercanda?

Chapter 28 - Kau Pasti Bercanda?

Di atas pepohonan ada beberapa siluet yang sedang melompat antara dahan ke dahan. Salah satu orang itu mendekat ke pemimpin kelompok tersebut.

"ketua, sandri terbunuh" kata orang itu.

Mendengar perkataannya ketua itu mengerutkan keningnya. Tak pernah dalam fikirannya dia akan salah mengenali mangsa dan malah menjadi mangsa untuk mahluk lain.

"Jangan di pedulikan cepat lari saja!" katanya.

"baik"

...

Sementara itu di bawah, kelompok yang mengendarai kuda juga sedang kabur dari sesuatu.

Namun setelah kelompok itu melewati sebuah daerah, di belakang mereka tak ada apapun yang mengejar.

Namun mereka tau bahwa mereka sedang di kejar, itu karena mereka merasakan hawa dingin di punggung mereka.

Perasaan di kejar sesuatu tanpa tahu apa itu memang sangat menyesakkan.

Tiba-tiba salah satu teman mereka yang berada di sisi paling luar barisan menjerit dan menghilang.

Namun mereka tak berhenti untuk menyelamatkan teman mereka, mereka sudah di latih untuk menuruti perintah apapun perintah itu.

Jika di perintahkan untuk kabur. Maka mereka hanya akan kabur. Tanpa mempedulikan hal lain.

...

Sedikit di belakang kelompok yang sedang lari ketakutan, Fenrir sedang menggigit seseorang di leher orang itu. Darah berceceran dimana-mana di karenakan gigi-gigi Fenrir yang sangat tajam.

Meski begitu Fenrir tidak suka menyiksa mangsanya dan langsung membunuhnya dengan satu gigitan.

Dia membiarkan kuda yang di naiki orang tersebut dan melemparkan mayat orang itu. Lalu dia kembali melompat ke dalam bayangan untuk melanjutkan perburuannya.

Dia harus menyelesaikan perburuan ini sebelum mananya habis.

Kelompok itu terus berlari tanpa mempedulikan teman mereka yang hilang satu persatu.

Sebelum pengejaran ini, mereka datang dengan sekitar 20 sampai 25 orang penunggang kuda.

Sedangkan sekarang, mereka tinggal 15 orang. Meski begitu mereka terus saja lari tanpa mempedulikan teman2 mereka yang menghilang entah bagaimana.

"Oh dewi hutan, tolong berikan keselamatan untukku, aku ingin pulang dan menemui istriku yang baru saja melahirkan" gumam salah satu orang yang sekarang berada di paling tepi barisan.

Saat dia sedang fokus untuk mengendalikan kudanya, dia melihat dari kejauhan ada sebuah bunga di jalannya.

Teman-teman lainnya tak mempedulikan bunga itu dan hanya melewatinya saja.

Namun dia ingat bahwa bunga itu adalah bunga kesukaan istrinya yang ada di rumah. Dengan spontan dia mengendalikan kudanya untuk menghindari bunga itu.

Bersamaan dengan dia menghindari bunga itu, dari depan tempat dimana jalurnya dulu berada tiba-tiba keluar sesosok dari dalam bayangan pohon yang besar.

Sosok itu menerkam ke arah dimana dia tadi ada dengan sangat cepat. Saat dia melihat sosok itu, bulu kudungnya berdiri mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Sosok itu sangat besar, itu hampir sebesar kuda yang di kendarainya. Jika saja dia tak menghindari bunga itu, mungkin sekarang tubuhnya berada di tanah. Dan lehernya berada di rahang mahluk itu.

Meski hanya sekilas dia bisa melihat dengan jelas sosok apa itu. Itu adalah sosok serigala bayangan. Bulunya yang lebat dan berwarna hitam serta mata hitam polosnya yang mengerikan dan sedikit kabut yang ada di sekitar tubuhnya.

Itu tak lain juga sosok yang pemimpin mereka perintahkan untuk di buru. Setelah entah bagaimana dia berhasil menghindari terkaman srigala bayangan itu, dia langsung meningkatkan kecepatan kudanya.

"Ohh dewi, terimakasih karna kau mengabulkan doaku" gumamnya.

.....

"Bagaimana dia bisa menghindari terkamanku?"

"aku yakin bahwa dia tadi tak mengetahui posisiku"

"ah sial karena aku tak berhasil membunuhnya, manaku tak lagi terisi"

Skill membuntuti dalam bayangan memang sangat mengerikan, namun skill itu punya beberapa kelemahan. Salah satunya adalah, pemakaian mana dalam jumlah yang lumayan besar, dan jika dia tak berhasil membunuh mangsa yang di incarnya, maka mana yang di gunakan untuk memasuki bayangan tak akan di kembakikan.

Setelah dia gagal satu kali ini Fenrir kehilangan momentum skillnya dan harus mengejar kelompok itu dengan berlari.

Tanpa menunggu waktu lama dia langsung berlari dan mengejar kelompok itu sembari menunggu mananya kembali terisi.

.....

"Ketua regu, ketua regu" teriak salah satu orang dari kelompok itu.

"ada apa..?" balas ketua dari team penunggang kuda.

"Aku tau bagaimana dia membunuh saudara-saudara kita"

"Huh..? Bagaimana..? Dari mana kau bisa tau?"

"Dia bersembunyi di bayangan. Kenapa dia bisa sangat cepat mengejar kita adalah karena dia masuk ke dalam bayangan. Dan kenapa saudara-saudara kita tak bisa menghindar karena dia menerkam kita dari depan pas ke leher kita"

"bagaimana bisa aku tau karena saat kita melewati padang bunga tadi, aku berusaha menghindari bunga-bunga karena bunga itu adalah bunga faforit istriku. Dan tanpa sengaja saat aku menghindar ke samping, dia muncul dari depan tempatku tadi dan menerkam ke arahku"

"hmmmm jadi begitu. Kalau begitu mari kita cari tempat yang tanpa bayangan. Jika kita terus berada di bawah bayang-bayang hutan yang sangat lebat ini maka kita akan menjadi mangsanya terus menerus"

Setelah mengatakan itu, pemimpin itu meletakkan jarinya di mulut dan meniupnya. Lalu keluar sebuah siulan dengan pola-pola khusus seperti sebuah kode.

Di atas pepohonan pemimpin kelompok yang sedang memikirkan bagaimana untuk bisa lolos mendengar sebuah suara dari salah satu ketua regunya.

Mendengar dengan seksama sinyal apa yang di beritahukan dia ahirnya bisa merasa lega. Ternyata kelompok kuda menemukan bagaimana untuk lari dari mahluk itu.

Namun dia juga memberitahukan bahwa kelompok berkuda berkurang hampir setengahnya.

Hatinya merasa buruk. Meski kematian tak jarang saat mereka berburu, tapi mati hampir setengah jumlah kelompok sangat memalukan bagi pemimpin ini.

Mungkin saat dia kembali ke kerajaan dia akan menerima hukuman mati dari ratu. Fikirnya.

Proses kejar-kejaran itu berlangsung terus menerus. Fenrir yang kehilangan keuntungan skillnya tetap bisa membunuh sebagian orang dari kelompok itu. Setelah sekitar 10 tersisa skill Fenrir bisa di gunakan lagi. Tanpa basa-basi Fenrir langsung melompat ke bayangan.

"Sial, bagaimana mungkin ada srigala bayangan yang sangat kuat seperti itu" gumam pemimpin kelompok kuda yang sekarang merasa frustasi.

Meski mereka mengetahui bagaimana saudara-saudara mereka terbunuh sebelumnya tapi semua itu seperti sia-sia. Karena tanpa dia bersembunyi dalam bayanganpun kecepatan srigala untuk mengejar mereka sangat cepat juga.

"Ayooo cepatlah, berapa jauh lagi tempat itu..?" gumamnya.

Setelah itu terdengar jeritan lagi dari sebelah kanannya. Dia hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat sambil terus memacu kudanya.

Setelah berlari entah siapa tau berapa lama, dan jumlah anggotanya hanya tinggal 6 orang lagi dari kejauhan dia melihat padang rumput tanpa pepohonan di sekitarnya.

Dia merasa seperti melihat surga dan berteriak.

"Ada padang rumput di depan, cepat, percepat kuda kali...."

Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, dari depan tiba-tiba muncul sosok dari bayang-bayang pohon dan melompat ke arahnya.

Dengan skill yang di asahnya selama bertahun tahun dia reflek menarik tali dari kudanya ke arah samping dan menjatuhkan dirinya juga.

Tangan bayangan itu mengayun ke arah dia menghindar dan cakar-cakar yang sangat tajam itu mengenai pundak bagian kirinya dan merobek bajunya.

Setelah dia terjatuh dia cepat-cepat bangkit dan berlari dengan darah berceceran di pundaknya. Bahkan dia tak melihat ke arah belakang.

Meski dia tau mungkin dia bahkan tak akan selamat dia masih berusaha untuk lari.

"Ohhh refleknya lumayan bagus. Selain dari orang yang entah bagaimana bisa menghidari aku tadi yang satunya ini seperti dia memiliki insting untuk bertahan hidup"

Setelah Fenrir meleset dari orang itu dia langsung mengejarnya.

Ketua regu itu merasakan hawa dingin di punggungnya dia tau bahwa mahluk itu sekarang mengejarnya.

Dengan segala kekuatan yang dia punya. Dia terus berlari tanpa peduli dengan keadaan belakang.

"Sedikit lagi, ayo tinggal sedikit lagi"

Jarak antara dirinya dengan padang rumput tinggal sedikit lagi. Dia tetap berlari dengan tenaga terahirnya.

Tiba-tiba dari belakangnya ada cakar yang mengayun kepunggung pemimpin itu.

Tapi suara yang keluar bukanlah suara robekan daging melainkan tubrukan dari benda keras.

Claaaank

Mendengar itu pemimpin regu sedikit berbalik dan melihat pemimpin kelompok memegang sebuah belati dan menghadang cakar seekor srigala bayangan yang sangat besar.

"Cepat lari, jangan pedulikan akuu."

"Ketuaaa"

Melihat ketua regunya menyelamatkan hidupnya dia berencana untuk pergi dan membantu, tapi dari atas tiba-tiba turun beberapa sosok yang menangkap lengannya dan menyeretnya menjauh.

"ketuaaaaaaa" teriakannya bergema di belakang punggung ketua yang sedang menahan cakar Fenrir yang sangat besar itu.

Fenrir sedikit terkejut dengan sosok yang berhasil menghentikan cakarnya ini. Dia mengamati lawannya.

Lawannya terlihat mirip dengan manusia kecuali dari warna kulit, mata dan telinyanya.

Warna kulit orang ini sedikit lebih ke hijau terang, yang menbuat mereka akan sangat sulit di temukan jika berada di semak-semak.

Mata mereka sangat besar, mungkin sekitar satu setengah kali ukuran mata manusia, yang memungkinkan mereka untuk mendapat pandangan yang lebih jelas kepada keadaan sekitar.

Dan telinga mereka terlihat runcing, yang memungkinkan mereka untuk mendengar suara-suara yang sangat kecil.

Fenrir lalu menarik kaki dari orang itu dan sedikit melompat kebelakang. Orang itu juga sedikit melompat ke belakang dan memandang Fenrir.

"Hahahaha, siapa kau...?" tanya Fenrir.

Melihat bahwa Srigala bayangan di depannya ini bisa berbicara pemimpin kelompok itu sedikit terkejut.

Ada ketidak percayaan di matanya, namun dia cepat menenangkan diri dan memasang ekspresi biasa lagi.

"Aku Andro ras Elf dari kerajaan Mira. Maaf lancang tapi aku tak tau jika kau memiliki kesadaran. Aku memohon maafkanlah aku dan kelompokku"

Mendengar perkataan orang di depannya, Fenrir tertawa terbahak bahak. Dengan mata hitamnya yang seperti kegelapan sejati dia melihat ke arah andro sembari tersenyum dan berkata.

"Kau pasti bercanda"