Yao Si sedang menangani keluhan. Menyaksikan tulang di tangannya yang patah setengah, ia tiba-tiba tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak bisa hanya menempelkannya kembali…
"Maaf, bagaimana kalau aku belikan kau yang baru?"
Tangisan Si Gemuk berhenti, kemudian menangis bahkan lebih kencang. Seluruh taman terisi dengan raungannya, tidak peduli bagaimana Yao Si menenangkannya, ia tidak mau berhenti menangis.
Yao Si merasa ingin menangis tapi tidak bisa menangis. Seperti yang disangka, tidak peduli zaman apa, anak-anak adalah makhluk yang paling mengerikan! Bagaimana bisa ia mengendalikan Si Gemuk?
Sayangnya, karena tangisan Si Gemuk, anak-anak bertubuh besar lainnya dengan segera mengepung mereka. Mereka semua memandang Yao Si dengan tatapan menuduh seperti pisau baja menikamnya.
"Ah, ia membuat bayi Zhu menangis."
"Anak baru ini benar-benar seorang bayi nakal."
"Ayo jangan bermain dengannya lagi."
"Ya, ya, aku tidak mau bermain dengannya lagi."
"Ia bahkan mengambil batang gigi milik bayi Zhu!"
"Ia pasti memukul bayi Zhu."
Wah, wah, wah, berhentilah membuat hal ini lebih konyol dari yang seharusnya, dengan mata yang mana kau melihatku memukulnya?
"Aku tidak melakukannya dengan sengaja." Yao Si menjadi gelisah. "Aku juga tidak memukulnya."
"Pembohong, kau melakukannya dengan sengaja." Seseorang yang berdiri paling dekat dengan mereka tiba-tiba melangkah maju, otot-otot pada tubuh kekarnya bergetar ketika ia mendorong ke depan. Jari yang menunjuk hampir menusuk hidung Yao Si ketika ia mengutuk dengan suara tegas dalam suaranya, "Kau tidak hanya bayi yang nakal, kau juga pembohong."
Yao Si menghindar ke samping dan meraih jarinya yang tidak sopan karena refleks. Ia langsung berdiri dan menjelaskan, "Aku bilang aku tidak… " Sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, ia merasakan sesuatu patah di bawah kakinya.
Yao Si melihat ke bawah dan melihat tulang patah yang tadinya di tangannya sudah jatuh ke tanah tanpa ia sadari dan tanpa sengaja diinjak dan dihancurkan olehnya.
" … " Ada suara berat di dalam hatinya, semua sudah berakhir!
Ia mengangkat kepalanya dan melirik. Benar saja, tangisan Fatty tiba-tiba terhenti ketika ia menatap dengan mata terbelalak pada tulang yang sudah hancur berkeping-keping di tanah.
"Si Gemuk, tenanglah… "
" … WOOAAAAA!!!!"
Sesaat berikutnya, teman sekelas Si Gemuk meledak menjadi amukan tangisan yang berkali-kali lebih keras dan lebih serius daripada sebelumnya.
"Jangan… Jangan lakukan itu…"
Yao Si panik. Bahkan sebelum ia dapat bereaksi, bayi berotot di sampingnya mengikuti yang lain dan pecah tangisannya.
"Mengapa kau menangis?"
"Tangan… Tangan, tangan… " Bayi berotot menangis sambil menunjuk tangan kanan Yao Si. "Kau menyakiti tanganku, tanganku."
Yao Si menunduk dan, oh sial! Ia sangat lelah sehingga lupa untuk melepaskan tangan yang mengepal si bayi berotot.
"Maaf, maaf!" Ia segera mengalihkan tangannya.
'Tapi sungguh, kau tinggi dan kuat, dengan badan seorang binaragawan, apakah perlu menangis setraumatis itu setelah ku tangkap tanganmu?'
Bayi berotot itu menggunakan tindakannya untuk memberi tahu Yao Si.
Ini. Memang. Sangat. Perlu…
Tangisannya keras dan jelas dan tidak ada tanda-tanda untuk berhenti.
"Aku sudah meminta maaf, berhentilah… Jangan menangis, kalian semua!"
Yao Si melirik ke arah Si Gemuk, kemudian ke arah Si Otot Kuat. Suara mereka seperti dua megafon di kanan dan kiri berbunyi secara bersamaan, suara mereka bisa terdengar dari surga ke sembilan dan cukup untuk membangunkan yang sudah mati.
Dan kebetulan tangisan ini entah bagaimana menular, karena bayi-bayi lain di sekitar mereka melihat dan dengan kerutan pada hidung dan mulut yang terbuka, mereka mulai menangis satu demi satu.
Pada saat itu teriakan "woaa… woaa…" mengalir seperti aliran yang tak ada habisnya.
Dikelilingi oleh tangisan, membuat Yao Si merasa ia akan mengalami gangguan syaraf.
" … "
Tolong biarkan aku kembali dan mati di Bumi!
———
Keterlibatan total dalam festival menangis dan melolong ini berlangsung selama setengah jam penuh sampai para guru mendengar suara tangisan dan bergegas. Dengan bujukan dan hiburan selama berjam-jam, bayi-bayi besar di tempat kejadian akhirnya berhenti mengeluarkan suara.
Setelah guru yang datang untuk menyelamatkan kejadian itu paham apa yang sudah terjadi, ia melihat Yao Si seperti seseorang yang bermasalah. Sebagai siswa teladan selama puluhan tahun, Yao Si merasa hatinya sangat sakit!
Bahkan kepala sekolah Yu membawa Yao Si ke kantornya dan memberi ceramah selama dua jam, mengajari Yao Si dengan ideologi dan moral dengan tema "teman kelas harus membangun hubungan kerja sama yang baik dan membantu satu sama lain."
Yao Si… tidak berkata sepatah kata pun!
Ketika bel pelajaran keempat berdering kepala sekolah akhirnya membebaskan Yao Si dan membiarkannya kembali ke kelas. Kesedihan Yao Si telah pecah, tetapi sekarang ia mengambil napas dalam-dalam dan mempersiapkan dirinya, kemudian mendorong untuk membuka pintu kelas dan masuk.
Mungkin karena anak-anak cenderung pelupa, semua bayi hanya terdiam sesaat ketika Yao Si masuk, lalu mereka semua menyebar dan melanjutkan permainan mereka lagi. Yao Si menghela nafas panjang. Ia benar-benar takut bayi-bayi ini akan melanjutkan tangisan sebelumnya setelah melihatnya masuk.
Ia memandang ke sekeliling dan menemukan tempat di pojokan untuk berbaring.
Ya, berbaring! Mungkin karena orang-orang di masa depan lebih ingin bersenang-senang, pemikiran ini sudah digunakan untuk anak-anak juga. Di kelas tidak ada kursi ataupun meja, tapi beberapa kursi lembut seperti kristal, transparan yang dapat diubah dengan mudah ke berbagai bentuk. Kursi-kursi itu juga bisa menyesuaikan warna sesuai dengan perasaan orang yang duduk di atasnya.
Yao Si tau ini karena kamar yang Yan Xuan atur untuknya punya satu kursi seperti ini juga.
Di sekeliling kursi berserakan segala jenis mainan. Keseluruhan ruang tidak seperti sebuah kelas dan lebih seperti ruang perawatan yang sangat besar.
"Huh!"
Ketika Yao Si duduk, terdengar suara keluhan tidak menyenangkan di sampingnya. Ia menoleh dan melihat ke kanan, dan melihat… bokong besar!
Ehh… menilai dari ukurannya…
"Besar… Bayi Zhu?" Yao Si ragu-ragu memanggil namanya.
'Bokong itu beringsut mendekat dan wajah bulat merah terang berbalik.
Itu memang benar Si Gemuk!
Si Gemuk mengamati Yao Si kemudian dengan cepat berbalik kembali, mengeluarkan suara yang bahkan lebih keras "Huh". Kursi di bawah pantatnya berwarna sama dengan wajahnya, bengkak merah. Tubuh bundar itu tertulis dengan jelas dalam huruf tebal empat kata, "Saya amat sangat marah!".
Sepertinya Si Gemuk belum bisa memaafkannya.
"Maaf, aku merusak batang gigimu."
Kejadian barusan memang benar kesalahan Yao Si.
Si Gemuk tercengang. Ada sedikit keraguan muncul di wajahnya, dan ia berpikir beberapa detik sebelum membalikkan kepalanya dari Yao Si. "Aku tidak akan pernah memaafkanmu! Huh!" katanya sebelum membalikkan bokongnya yang besar ke arah Yao Si.
" … "
Coba lihat dirimu! Jika kau benar-benar tidak akan memaafkanku, lalu jangan membuat kursimu berubah biru!
"Aku juga tidak akan memaafkanmu!" Seorang peniru tiba-tiba terdengar bereaksi dari sebelah kiri Yao Si.
Yao Si menoleh dan melihat. Teman kelas, siapa kau?
Teman sekelasnya yang besar dari sebelah kiri menghimpit lebih dekat ke kursi lembut dan menempelkan pantat keras berototnya ke Yao Si. Ternyata itu Si Bayi Berotot!
Terjebak diantara dua bokong, Yao Si tak bisa berkata apa pun. Apakah ia tanpa sengaja meninju sarang bokong?
Ia menghela nafas panjang. Ia tidak punya mood dan ini bukan saatnya untuk melayani tsundere [perubahan sikap] "teman-teman sekelas yang besar…" ini, karena guru telah berjalan melewati pintu.
Yao Si tidak bisa menahan tapi merasa sedikit bersemangat, lagi pula saat ini yang sangat dibutuhkan untuk menjejalkan akal sehat ke dalam dirinya. Meskipun "anak-anak besar" ini sedikit mengganggu, konten yang diajarkan di taman kanak-kanak adalah semua pendidikan formatif, hanya itu yang ia butuhkan.
"Halo bayi-bayi!" Gurunya seorang wanita dan memiliki senyum lembut.
"Halo bu guru!" semua bayi-bayi besar menjawab serempak.
"Apakah kalian senang hari ini, bayi-bayiku?" guru bertanya lagi.
"Senang!" jawab mereka semua.
" … "
'Beberapa saat yang lalu kalian menangis seperti sudah tidak ada hari esok, kalian memang cepat senang.'
"Oke, karena semua orang senang hari ini, jadi pelajaran kali ini… " Guru menekan komputer optik di tangannya. Dengan sedikit gelisah ia mengajukan proyeksi besar
Ini dia, ini dia. Yao Si dengan segera meluruskan punggungnya dan duduk tegap. Ia sudah siap seratus persen untuk menerima pengetahuan baru.
Yao Si dapat melihat proyeksi milik guru berkedip saat si guru membuka mulutnya dan dengan kerasa berkata, "Ayo kita memainkan game!"
Enam huruf besar tiba-tiba muncul di layar proyeksi - "Koleksi lengkap dari game online galaksi!"
" … "
Oh sial!