Bau darah yang kuat memenuhi seluruh Istana. Para pelayan Istana berteriak dengan panik, suara pedang yang bertabrakan satu sama lain dan jeritan kematian membuat Istana yang dulunya dipenuhi dengan kegembiraan menjadi seperti neraka di bumi.
Ada mayat tergeletak di tanah, sebagian tangan dan kaki mereka terpotong. Darah memercik di tanah, di pagar, di bunga, di paviliun…
Sekilas, orang bisa melihat api merah yang menyala-nyala dan asap tebal yang membubung di udara. Kekacauan tersebar di mana-mana.
"Kamu siapa? Dendam apa yang kamu miliki terhadap Keluarga Feng kami?"
Feng Sanyuan yang berada di udara hanya mengenakan jubah dalam putih yang penuh darah. Terlepas dari luka-lukanya, dia memegang pedang panjang dan berusaha menghadapi orang-orang itu.