"Bukankah aku terlihat seperti itu?"
"Benar." Dia memandang Feng Jiu yang tidak mendongak sejak mulai merawat lukanya. "Anda sangat terampil."
"Mungkin karena aku sering terluka, atau karena sering membantu orang lain membalut luka mereka." Feng Jiu menatapnya dan tersenyum. "Tapi, aku berbeda denganmu. Aku tidak menyelamatkan orang maupun membela ketidakadilan."
Prajurit bayaran itu tertegun ketika dia sadar bahwa pemuda itu membicarakan tentang saat pertama kali mereka bertemu. Saat dia masih bingung memikirkan kata-kata bocah itu, dia mendengar suara retakan. Butir-butir keringat muncul dari dahinya. Dia mengerang.
"Baiklah, tulangnya sudah aku perbaiki. Selanjutnya tinggal mengoleskan obat." Feng Jiu berbicara sambil menatapnya. Ketika dia melihat dahi prajurit bayaran itu berlumuran keringat, dia tersenyum. "Tenang, tidak lama lagi rasa sakitnya akan menghilang."