Mo Chen memandang pemuda itu. Sepertinya, dia baru ingat dengan lengan bajunya yang kotor. Seruling bambu berwarna hijau giok yang dihias dengan rumbai muncul di hadapannya. Ketika dia hendak menginjak seruling bambu dan memanggil pemuda itu, dia sadar bahwa pemuda itu sedang menatap seruling yang ada di kakinya. Pemuda itu bahkan mengulurkan tangannya untuk menyentuh hiasan rumbai pada seruling.
"Seruling ini indah sekali. Apakah ini terbuat dari bambu? Dimana seruling ini dibuat? Warna hijaunya sangat menarik!"
Ketika mata Feng Jiu mengarah pada seruling itu, tatapannya tidak bisa berpaling. Seruling itu membesar dan mengeluarkan aura spiritual. Meskipun pria berjubah putih itu sedang menginjak seruling, namun hal itu sama sekali tidak merusak keindahannya. Seruling itu justru hidup dan berayun dengan lembut sehingga semakin enak dilihat.