Nie Teng berbaring di tempat tidurnya. Wajahnya dilumuri oleh balsem. Dia mendengarkan pria paruh baya yang melaporkan kejadian sore tadi.
"Mereka berdua ingin menangkap orang yang menyerang Yang Mulia di Kediaman Feng. Mereka tidak menyangka bahwa semua ini akan terjadi. Salah satu dari mereka masih berlutut di halaman sambil menunggu hukuman. Kami sudah memanggil dokter untuk rekannya yang sedang terluka parah."
Pria paruh baya itu melaporkan kejadian tersebut dengan hati-hati. Dia tidak yakin apakah Yang Mulia sedang tidur atau tidak. Dia mendengarkan nafas Nie Teng dengan seksama. Dua orang itu pergi tanpa perintah Yang Mulia. Kalau mereka kembali sambil membawa seseorang, maka masalah tidak akan menjadi seperti ini. Tapi dia harus melaporkan kejadian memalukan seperti ini. Dia tidak tahu bagaimana perasaan Yang Mulia.
Nie Teng mendengar laporan itu dan membuka matanya. Dia menatap pria paruh baya itu dengan tajam dan berkata.