Sebuah tangan yang kurus terulur sambil gemetar. Tangan itu berusaha menyentuh wajah yang dipenuhi oleh bekas luka dengan lembut. Tanpa diduga, sebelum dia bisa menyentuh wajah itu, Feng Jiu terbangun.
Feng Jiu terbangun dan merasa terkejut. Dia segera duduk.
Saat dia melihat bahwa Kepala Keluarga Feng sudah bangun dan sedang mengulurkan tangannya yang gemetar, Feng Jiu langsung mengurangi kewaspadaannya. Dia melihat Kepala Keluarga Feng menangis tanpa suara. Dia pun tiba-tiba terkejut.
"Kakek, kenapa kamu menangis?"
Feng Jiu menghapus air mata Kakeknya. Dia terus berkata. "Apakah kamu sakit? Ayo aku bantu duduk sebentar."
Kewaspadaan Feng Jiu membuat hati pria itu teriris. Berapa banyak penderitaan yang dia alami sampai dia memiliki kewaspadaan seperti itu? Apakah dia selalu merasa takut dengan bahaya dan bahkan dia tidak bisa tidur nyenyak?
"Feng Kecil, Kakek... Kakek benar-benar mengecewakanmu."