Sebelum kedua agen sempat bereaksi, sebuah tembakan dilepaskan! Namun, tembakan tersebut tidak ditujukan pada mereka berdua! Melainkan, ditujukan ke mayat, lebih tepatnya, ketiga granat yang tertanam pada mayat itu!
Karena mereka berada pada jarak point
_____________________
Anda memberikan 60 DMG ke musuh! x8
Anda telah membunuh Agen Night Owl! Memperoleh 1.500 EXP! x2
——————————————————————
Han Xiao berdiri dengan lemah dari sepetak rumput tinggi. Dia terluka parah, berdarah, dan hampir kehabisan stamina. Lelah menghampiri, dan memerlukan semua ketahanan mental serta fokus yang bisa dikumpulkan hanya untuk membuat matanya tetap terbuka.
Dia berhasil selamat dari ledakan dengan sisa 50 HP menggunakan mayat agen sebagai perisai daging, yang kemudian mayat itu dipakaikan pakaiannya dan ditanami granat. Hanya saja Silver Blade cukup waspada untuk lolos dari jebakannya.
Anggota tubuh Han Xiao gemetar tak terkendali, dan darah mengaburkan penglihatannya.
Tiba-tiba, sosok hitam melesat ke arahnya.
"Kau yang memintanya!" raung Silver Blade yang marah sambil menusukkan belatinya.
…
Lampu sorot helikopter Black Harrier menerangi hutan. Hila melompat turun dari helikopter ke apa yang terlihat seperti akibat pertempuran sengit.
Tim subjek tes yang pertama sampai dan mengumpulkan sampel darah. No. 1 berdiri diam tanpa suara dengan tangan terkepal.
Pemandangan tubuh keenam agen membuat Hila membatu beberapa saat.
Semustahil yang terlihat, Zero mengeliminasi Skuat Night Owl 3 dan melarikan diri!
Hila berjongkok guna memeriksa mayat-mayat tersebut, dan bisa mendeduksi bahwa 1 mati tertembak, 2 karena ledakan, dan 3 karena pertempuran jarak dekat.
Seluruh tubuh bagian bawah Silver Blade hancur lebur, dan ada pecahan kaca tertancap di matanya. Jelas dia telah dihabisi oleh seseorang yang lebih kuat! Ini tidak terlihat seperti Zero.
Hila tahu kemampuan Zero. Bagaimana bisa Zero mendadak menjadi lebih kuat? Kalaupun selama ini Zero menyembunyikan kapabilitas aslinya, Zero baru berlatih paling lama setengah tahun! Sungguh tak dapat dibayangkan Zero bisa melawan Skuat Night Owl yang terdiri dari para agen elite veteran.
"Mungkinkah dia membangkitkan kekuatan super sepertiku?"
Hila menyesal tidak mengawasi Zero. Mungkin, pikirnya, dia bisa mencegah semua ini.
Juga, Zero memilih untuk melarikan diri di hari yang sama saat dia kebetulan keluar. Apakah ini keberuntungan, atau Zero sudah merencanakan semuanya?
"Semua equipment Skuat Night Owl 3 hilang, tapi kami menemukan ini," lapor salah seorang agen sambil memperlihatkan lengan mekanik ke Hila.
Lengan mekanik tersebut berlumuran darah dan ada belati tertancap di mesinnya.
"Bawa kembali."
…
Sehari kemudian, sejumlah besar personel Germinal tiba di pangkalan Valkyrie untuk menyelamatkan rekaman pengawas yang tersisa dan mengumpulkan petunjuk. Bosnya sendiri turut datang.
Bos Organisasi Germinal mengenakan mantel hitam, topeng hitam, sarung tangan hitam … ya, intinya seluruh tubuhnya dibalut hitam dari ujung kaki hingga ujung kepala dan terlihat seperti keluar dari 'Detektif Conan'. Hanya lima orang di organisasi yang pernah melihat wajah sebenarnya sang bos ini.
"Di mana Zero?" tanyanya datar.
"Kami gagal melacaknya," jawab No. 1 melalui gigi terkatup. "Jika saya punya lebih banyak waktu …."
Sang bos mendadak mengangkat tangannya, mengabaikan. No. 1 segera berhenti mengoceh.
Sang bos sedang dalam suasana hati yang sangat buruk. Hanya beberapa hari yang lalu dia memutuskan menyingkirkan Zero sebagai sampah dan 'sampah' ini berhasil melarikan diri sambil menghabisi banyak anak buahnya.
"Tiga puluh penjaga bersenjata dibunuh, semua penelitian dihancurkan, dan satu skuat elite disapu bersih. Selain itu, dia bahkan membunuh Lin Weixian dan melarikan diri? Apa kalian bercanda?!" Dia meneriaki anak buahnya.
"Aku ingin tahu kapan dia berubah dan bagaimana dia menjadi sangat kuat."
Seorang peneliti buru-buru menjawab, "Kami menyimpulkan sebuah teori setelah melihat rekaman-rekaman pengawasan selama setengah tahun ini."
"Lanjutkan."
"Perilaku dan tindakan Zero sebelum dan sesudah eksperimen sangat jauh berbeda. Menurut laporan asli dari penangkapannya, identitas orisinal Zero adalah Xiao Han, putra ketiga pemimpin kedua keluarga Alumera."
Ini merupakan berita mengejutkan bahkan bagi sang bos sendiri. Keluarga Alumera adalah klan panglima perang kuat, bersekutu dengan negara Theus.
Subjek tes yang ditangkap untuk eksperimen biasanya para kriminal atau orang yang tersesat. Bagaimana seseorang dengan latar belakang demikian berakhir di tangan mereka?
"Putra pemimpin kedua Alumera? Kenapa bisa?"
"Berdasarkan investigasi kami, Xiao Han adalah putra yang paling tidak berbakat dibandingkan saudara-saudaranya. Tak hanya tidak bisa membangkitkan kekuatan, dia bahkan sangat tidak cocok dalam kepemimpinan dan karakternya sangat lemah," jawab si peneliti sambil melihat laporannya. "Agen kita tanpa sengaja menemukannya di antara puing-puing pertempuran. Menurut penyelidikan, Xiao Han sedang mengikuti kakaknya, Xiao Hai, dalam misi pengiriman ketika mereka disergap musuh."
"Teruskan."
"Pada saat itu, Xiao Hai adalah komandan timnya, dan target utama para penyerang bukanlah barang yang mereka kirimkan, melainkan Xiao Hai sendiri. Dia yang paling menjanjikan di antara saudara-saudaranya, dan kurang lebih terjamin akan mewarisi posisi ayahnya. Menurut intel kita, penyergapan tersebut pekerjaan orang dalam. Seseorang di keluarga itu ingin menyingkirkannya."
"Saat penyergapan, Xiao Hai memaksa Xiao Han bertukar pakaian dengannya dan menjadikannya sebagai umpan. Pada akhirnya, Xiao Han terkena meriam, sementara Xiao Hai berhasil melarikan diri dengan selamat."
"Sejak kapan jaringan kita sebegitu terperinci?" sang bos mengernyit.
"Em … Xiao Hai tidak berusaha menyembunyikan kebenaran ini, termasuk fakta bahwa dia menggunakan Xiao Han sebagai umpan."
"Kematian Xiao Han tidak mengancam kedudukan Xiao Hai di keluarga tersebut. Malah saat itu, pemimpin kedua bahkan mengatakan bahwa Xiao Hai melakukan pekerjaan bagus. Seperti yang Anda tahu, Keluarga Alumera mengutamakan kekuatan di atas apa pun. Beban seperti Xiao Han tidak ada artinya bagi mereka. Saudara-saudaranya pun tidak meratapi kematiannya."
Keberadaan Han Xiao yang dulu itu seperti bunga di pinggir jalan yang diinjak orang-orang tanpa ada yang memperhatikan.
Sang bos tertawa dingin, mencibir.
"Yang lemah memang tidak layak mendapat simpati. Cukup soal masa lalunya. Aku ingin tahu apa yang terjadi selama 6 bulan ini."
"Kami mengira eksperimen Valkyrie memicu perubahan dalam tubuhnya—perubahan yang lebih besar dari yang bisa kita bayangkan. Perubahan itu tak hanya membuka bakatnya dalam permesinan, tetapi juga meningkatkan IQ-nya. Kami menyimpulkan dia telah merencanakan pelariannya sejak awal!"
"Apa maksudmu cuci otak tidak berpengaruh padanya?" sela Hila.
"Ya, Aku takut begitu."
Hila mengernyit.
Peneliti itu melanjutkan, "Bagaimana mungkin subjek tanpa ingatan mengembangkan keinginannya sendiri? Hanya ada satu kemungkinan, yaitu, Valkyrie membantunya mendapatkan kembali ingatannya. Tetapi, karena dari awal dia bukanlah orang yang berbakat, Valkyrie pasti telah membangkitkan semacam kekuatan tersembunyi darinya."
"Apa kau yakin?" tanya sang bos dengan dingin.
"Tidak sepenuhnya …," aku si peneliti itu. Kata-katanya tadi hanyalah dugaan semata. Siapa yang bisa yakin 100%.
No. 1 spontan memotong. "Dia hanya berunt—"
Sang bos langsung membungkamnya dengan sebuah tatapan.
"Oh, ya. Para penjaga juga membawa kembali lengan mekanik yang digunakannya ini," tambah si peneliti. "Meskipun hasil produksi lengan itu sendiri tidak terlalu halus, harus kukatakan bahwa ini konsep yang lumayan revolusioner. Sepertinya lengan mekanik ini berperan besar dalam pelarian dirinya. Departemen pengembangan senjata ingin mereplikasi model ini untuk peningkatan."
Akhirnya, pikir sang bos, ada kabar baik.
"Dana bukan masalah. Aku hanya menginginkan hasil."
Peneliti itu mengangguk, meneruskan. "Tak peduli alasannya, kecerdikan dan bakatnya membuatnya menjadi orang yang berbahaya. Zero memiliki nilai penelitian tinggi. Baik hidup maupun mati, mendapatkan tubuhnya tanpa diragukan lagi akan membantu penyempurnaan Valkyrie."
Sementara para peneliti takut akan Zero karena dia bisa membunuh mereka kapan pun dia mau, mereka, pada akhirnya, adalah orang-orang sains.
Muka No.1 masam.
Dari awal dia diciptakan dia tahu bahwa dia memiliki pendahulu. Fakta ini sendiri membuatnya menganggap Zero sebagai musuh. Tetapi, begitu dia berpikir dia telah melampaui Zero, realitas menghantamnya bagai truk.
"Sebelum menentukan faktor pasti dibalik efek obat, hentikan semua eksperimen. Sekali lagi kumpulkan semua subjek tes untuk pencucian otak lagi. Aku tidak mau ada Zero lain," perintah sang bos.
Mata No. 1 membelalak tak percaya. Dia merasa kesetiaannya ke organisasi diragukan.
"Saya ingin memimpin sebuah tim untuk mengejar Zero!" teriaknya tiba-tiba.
Sang bos melihat No. 1 sambil merenung. Dia memang memiliki ekspektasi tinggi pada tim subjek tes.
"Bisakah kau melakukannya?"
"Saya pasti akan sukses!" deklarasi No. 1.
"Baik. Bawa kembali Zero—hidup atau mati!"