Chereads / Sang Mekanik Legendaris / Chapter 17 - Bunuh

Chapter 17 - Bunuh

"Ugh … uhuk …."

Tak jauh, Han Xiao tiba-tiba mendengar suara seseorang terbatuk lemah. Dia mengikuti suara tersebut dan menemukan Hu Fei, yang penuh dengan 5 atau 6 lubang luka tembakan peluru. Anak itu berada di ambang kematian.

Ketika melihat pistol yang digenggam tangan Hu Fei, Han Xiao mengerti semuanya. Perasaan campuran aduk memenuhi dirinya.

"Sudah kubilang kalau pistol itu akan membawa petaka … kenapa kau tidak mendengarkan ….

Tangan gemetar Hu Fei memegang erat-erat celana Han Xiao. Melihatnya menangis sangat memilukan.

"Aku seharusnya tidak serakah! A—aku sangat menyesal … aku salah … aku salah …."

Hu Fei dengan lemah mengangkat jari dan menunjuk Kai Luo.

"Jangan percaya padanya … dia mengkhianati pamanku …."

Hu Fei terbatuk dan menyemburkan seteguk besar darah.

"Aku hanya bisa membantumu mengakhiri penderitaanmu," kata Han Xiao, menggelengkan kepalanya, mengulurkan tangan dan mematahkan leher Hu Fei.

Krak!

"Jangan dengarkan Hu—"

Sebelum Kai Luo bisa menyelesaikan kalimatnya, Han Xiao melepaskan tembakan. Sebuah lubang muncul di kepala Kai Luo.

Tubuh Kai Luo jatuh berlutut dan tersungkur ke tanah.

"Semua orang mati. Kau juga harus bergabung bersama mereka.

Han Xiao menunduk dan menutup matanya dengan erat.

Meskipun hasrat membunuh Han Xiao meroket, tetapi masih ditahan oleh nalarnya, seperti harimau terkurung. Semakin tenang dia terlihat, semakin panas letusan emosinya.

Han Xiao menghampiri tubuh Hu Xuanjun. Jari Hu Xuanjun masih terentang, menunjuk ke suatu arah, jalur masuk jauh ke dalam hutan.

Ini arah yang berlawanan dari arah yang dia tuju!

Hu Xuanjun tidak menjualnya.

Hati Han Xiao terasa sakit.

Bahkan sampai akhir, Hu Xuanjun tetap melindunginya, yang merupakan orang luar. Apakah ini sepadan?

_____________________

Anda memicu Quest Kelas-E

[Pembalasan]

Petunjuk Quest: Lenyapkan Tim Subjek Tes

Imbalan Quest: 15.000 Exp

——————————————————————

Han Xiao meninggalkan tubuh pasangan itu dan berjalan ke tenda, mengambil senapan bayonet berharga Hu Xuanjun. Untuk sesaat, entah apakah itu ilusi. Permukaan senapan itu bersinar dan memanggil Han Xiao.

"Kau ingin membalaskan dendam rekanmu, kan?"

Han Xiao mengambil semua senjata di ranselnya dan meletakkannya di samping senapan bayonet. Dia mulai membongkar semua senjata itu dan menggunakan bagian dari senjata-senjata itu untuk memodifikasi senapan bayonet.

[Perakitan Dasar] dan [Peningkatan Dasar] Han Xiao sama-sama Lv. 10. Meskipun nama kedua ability ini sangat sederhana, keduanya adalah ability yang sangat diperlukan oleh seorang mekanik.

_____________________

Senapan Bayonet (Modifikasi)

Kualitas : Putih

Atribut Dasar :

DMG : 66~69

Kecepatan Tembakan : 1.1/detik

Kapasitas Magazen : 10

Jarak Efektif : 450 meter

Power Output : 37

Atribut Bonus : +2 DEX

Panjang : 0,86m

Berat : 8.3 pon

Efek Tambahan: Akurat - Stabilitas balistik, dampak arah angin berkurang.

Efek Tambahan: Penetrasi - Dimodifikasi khusus untuk menggunakan amunisi kaliber besar demi penetrasi yang lebih tinggi.

Deskripsi : Sangat ingin membalas dendam.

——————————————————————

Han Xiao menghitung jumlah peluru senapannya. Hanya ada 25, yang semuanya ia jarah dari Silver Blade.

Dari jejak mobil yang ditinggalkan, tampaknya hanya ada dua mobil, dan musuhnya mungkin tidak lebih dari dua belas orang.

Han Xiao pergi dan mulai mengejar ke hutan.

Dia tahu kalau tidak mungkin bisa mengejar sebuah mobil dengan jalan kaki, namun memang bukan itu niat Han Xiao.

Ada kemungkinan besar musuhnya akan menyadari kalau mereka telah dibohongi dan kembali ke jalur awal. Oleh karena itu, Han Xiao berencana untuk menyergap mereka ketika mereka mau tak mau mundur dan harus melewati jalan ini lagi.

Sebetulnya, jika Han Xiao berbalik dan terus melarikan diri ke arah yang berlawanan, musuh tidak akan dapat menemukannya. Tetapi suara batinnya mengatakan kepadanya bahwa dia akan menyesal jika dia tidak menggunakan darah musuh untuk melampiaskan amarah yang hampir tak tertahankan ini.

Bahkan jika tidak ada Quest yang relevan. Dia akan tetap memilih cara ini. Ini urusan pribadi.

"Germinal!" ludah Han Xiao dengan penuh kebencian.

Hutan gelap gulita pada malam hari, bahkan untuk melihat jari sendiri saja sulit. Serigala melolong di kejauhan.

Han Xiao telah berbaring menunggu selama hampir tiga jam.

Tak lama, terdengar suara mesin mendekat. Wajah Han Xiao berkedut. Empat lampu depan mobil muncul di kejauhan.

"Akhirnya …." gumam Han Xiao dengan tenang.

Dia memakai salah satu kacamata penglihatan malam Skuat Night Owl dan melihat dua mobil.

Dia kemudian mengokang senapan dan menahan napas, berkonsentrasi untuk membidik.

Setelah delapan detik, dia menarik pelatuknya.

Dalam sekejap, peluru senapan melintasi ratusan meter, melewati celah di hutan dan secara akurat mengenai ban mobil di depan, menyebabkan bannya pecah.

Mobil menabrak pohon.

"Apa kau tahu cara menyetir?!" kutuk No. 1 yang pusing.

"Kapten, bannya pecah."

"Bagaimana bisa ban bertekanan rendah pecah?!"

Salah satu anggota tim berjongkok dan memeriksa ban.

"Ada peluru yang bersarang di ban!" anggota itu tiba-tiba berseru.

"Sergapan musuh!"

Tiba-tiba, kepala anggota yang paling dekat dengan No. 1 meledak karena peluru senapan. Darahnya menciprat ke sekujur tubuh No. 1.

"Semuanya sembunyi di belakang mobil!"

Semua anggota tim itu bergegas turun dan bersembunyi. Keheningan mencengkam pun terjadi. Mereka semua ketakutan. Hanya No. 1 yang bisa menahan rasa gugupnya dan segera meminta bantuan.

Tim Subjek tes terjebak. Tak satu pun dari mereka yang berani bergerak.

"Siapa yang menyergap kita?"

"Tidak tahu!"

"Di sini sangat gelap. Musuh pasti punya kacamata penglihatan malam!"

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Kurasa tunggu saja … sampai bala bantuan datang."

No. 1 tiba-tiba berteriak. "Jangan bodoh! Memangnya musuh tidak akan melarikan diri? Hanya ada satu musuh, kenapa kita harus takut? Apa yang akan dipikirkan Organisasi tentang kita?"

Wajah rekan setimnya langsung berubah.

"Hanya satu musuh! Kita punya mobil, senjata, dan menang jumlah. Bisakah kita kalah?" tambah No. 1.

"Ya …! Kita harus melakukan serangan balik!"

"Pertama-tama, pastikan posisi si penembak jitu!"

Salah satu anggota tim mengumpulkan keberanian dan menampakkan dirinya, berharap bisa memancing si penembak jitu itu untuk mengekspos lokasinya. Namun, si penembak jitu lebih cepat dari yang dia bayangkan. Dia langsung ditembak. Dampak serangan saja menyebabkan tubuhnya terbang, terpental beberapa meter ke belakang.

No. 1 merasakan hawa dingin merambat di tulang punggungnya. 'Siapa si penembak jitu bak dewa ini?!'

Kematian si anggota tadi tidak sia-sia. Salah satu anggota tim berhasil melihat kilatan moncong senapan Han Xiao.

"Aku menemukannya! Radius 300 meter ke selatan!"

"Masuk ke mobil!"

Han Xiao bisa melihat mereka bangkit berdiri dan berlari menuju mobil satunya. Dia langsung tahu rencana mereka.

Pencitraan termal menunjukkan bahwa masih ada tujuh musuh. Mereka tampaknya berusaha memperlambat kecepatan tembakan sang penembak jitu, dan rela mengorbankan satu atau dua orang demi mencapai mobil tersebut.

Han Xiao memutuskan untuk tidak terburu-buru. Dia dengan tenang melepaskan dua tembakan lagi, membunuh dua musuh sebelum yang lain melompat ke mobil. Mesin mobil meraung dan menerjang dengan cepat ke arahnya.

Mendadak, situasi Han Xiao berbalik memburuk. Namun, dia tetap terlihat tenang.

'Taktik yang bagus', pikirnya, 'Sayang sekali ini juga merupakan taktik yang paling dapat diprediksi.'

  1. Membeberkan rahasia/mengkhianati