Sang Tabib Kerajaan gemetar bagaikan daun dan jatuh ke tanah.
"Yang Mulia Sang Kaisar dan Permaisuri, meskipun nyawa Sang Putra Mahkota tidak terancam, namun, setiap meridiannya telah terluka oleh serpihan-serpihan Pedang Gemilang. Meskipun ia dapat pulih dari trauma luar, luka-luka terhadap meridian-meridiannya akan sulit sembuh. Bukan hanya itu saja, gelombang Qi milik Sang Putra Mahkota pun telah luka fatal … aku takut … ku … kultivasinya …. "
"Ada apa dengan kultivasinya?"
Sang Kaisar pun merasa sangat cemas dan mendesak Tabib Kerajaan untuk segera menjelaskan.
"Kultivasinya … akan kena dampak yang besar. Juga akan sangat sulit untuk meningkat di masa yang akan datang …. "
Sang Tabib Kerajaan tidak berani mengangkat kepalanya dan ia bahkan menunduk sampai kepalanya menyentuh tanah, tidak berani mengangkatnya sama sekali.