Bocah itu hanya bisa berlari dua langkah, sebelum ditangkap lagi oleh Huang Yue Li dan dibawa kembali.
"Cukup! Aku sudah katakan mengapa selalu ada jejak kaki yang mencurigakan pada makanan tadi malam! Ternyata setiap daging paha ayam dicicipi olehmu, pencuri cilik?"
"Uh …. "
Bocah cilik itu menundukkan kepalanya, sadar bahwa ia telah banyak berkata-kata.
Namun segera, ia dengan percaya diri mengatakan: "Terakhir kali aku menyemburkan api untukmu, dengan jelas kau menjanjikan daging untuk setiap makananku. Apakah kau ingin menarik perkataanmu kembali?
"Aku bilang aku akan biarkan engkau makan daging, tapi aku tidak akan biarkan engkau mencuri makanan!"
Ia memiringkan kepalanya, dengan angkuhnya berkata: "Jadi? Aku memakan ayammu, artinya menghormatimu! Jika bukan karena tukang masakmu memiliki keahlian yang lumayan, aku tidak akan makan sama sekali!"
"Oh, jadi kau mau menghormatiku …. "
Lalu kenapa!"
Huang Yue Li tersenyum ringan dan berkata: "Tidak heran pendidikan yang ketat harus diberikan pada anak-anak. Tidak boleh terlalu dimanjakan. Tampaknya aku tidak memiliki pengalaman yang cukup."
Bocah cilik itu melihat ke atas dan menemukan bahwa senyum iblis wanita ini tampak jahat. Ia merasakan bahaya.
Ia mengambil langkah mundur, "Kau … apa yang hendak kau lakukan? Aku peringatkan kau …. "
Tidak menunggunya menyelesaikan kalimatnya, Huang Yue Li mengangkat bocah itu dan membalikkannya. Dengan bokong menghadap ke atas, ia meletakan bocah itu di atas pahanya.
Ketika ia akan memulai memukul, wajah bocah cilik itu pucat pasi. Dengan segera ia menangis.
"Tolong aku! Wanita iblis ini memukuli orang! Wuu wuu wuu, menindasku seekor burung api kecil yang tidak punya ayah, ibu, ataupun seorang kakak! Hatimu terlalu jahat!"
"Baiklah, pukul aku, bunuh aku. Tapi kalau kau lakukan itu, tidak ada seorang pun yang dapat memberitahumu bagaimana cara membuka kotak itu!"
Sambil menangis, ia melihat ke belakang untuk melihat ekspresi wajah Huang Yue Li.
Huang Yue Li tersadar akan tatapannya, tidak tahu apakah ia harus tertawa atau menangis.
Cara bocah kecil ini berpura-pura, seperti seolah-olah Huang Yue Li bermaksud untuk membunuhnya.
Jangan dibodohi oleh tangisannya. Sebenarnya, bahkan ia tidak meneteskan air mata. Terlebih lagi, ia bahkan belum menyentuh bokongnya. Tidakkah ia terlalu berlebihan?
Namun, ketika ia mendengarnya menyebutkan kotak itu, Huang Yue Li membebaskannya.
"Apakah kau tahu tentang kotak itu?"
Huang Yue Li tidak berpikir kalau pengetahuannya mengenai senjata akan lebih buruk dari yang lain. Hanya bisa dibilang bahwa apa yang ada di dalam kotak itu adalah sesuatu yang tidak biasa.
Meskipun orang tidak bisa melihatnya, namun Burung Api kecil ini adalah makhluk suci. Walaupun sedikit tidak bisa diandalkan, pengetahuan bocah ini lebih tinggi daripadanya. Mungkin dia benar-benar bisa mengatakan tentang kotak itu.
Burung Api kecil itu memutar matanya dan berkata: "Hehe, barang ini …. "
Menurut analisa Huang Yue Li, ia menebak kalau bocah cilik angkuh ini ingin memamerkan kesombongannya.
Huang Yue Li segera memotongnya: "Wang Cai kecil, kakak ini harus memperingatimu, aku harus menyelesaikan urusan kemarin. Kau harus berhati-hati bagaimana kau berbicara hari ini!
"Kemarin, apa yang terjadi kemarin?" Burung Api ecil itu tidak memahaminya.
Huang Yue Li dengan tersenyum menjawab: "Bocah cilik. Kau adalah roh yang terkontrak denganku ah. Mengapa kau tidak muncul tadi malam? Bahkan setelah beberapa kali kupanggil?"
Tadi malam, Saat Tuan Pemilik dari Paviliun Ribuan Harta muncul, Huang Yue Li berusaha untuk memanggil Burung Api kecil itu. Satu semburan api Burung Api Sejati, bahkan jika tidak membunuh laki-laki itu, setidaknya cukup untuk mengusirnya segera!
Huang Yue Li tidak menyangka bahwa bocah cilik ini tidak dapat diandalkan di saat-saat kritis. Tidak peduli bagaimana Huang Yue Li memanggilnya, ia tidak bereaksi. Huang Yue Li menduga kalau bocah ini sedang pergi mencuri makanan lagi!