Seorang gadis tinggi berusia 11 tahun turun dari becak yang memiliki warna senada dengan baju olah raganya. Rambutnya yang tidak begitu panjang di ikat tinggi. Penampilannya benar benar tomboi untuk ukuran anak perempuan seusianya.
Mp3 dan headsetnya selalu menemani dia kemanapun. Sepatu bertali hitampun menjadi pelengkap penampilannya.
Kecantikannya bukan yang membuat orang terkagum. Dia memiliki wajah asia yang tajam. Sorot matanya memancarkan kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan dirinya adalah pesona yang tidak dapat dihindari oleh orang yang melihatnya. Sungguh kombinasi yang pas.
"Hai, Xing Xing kemarilah, akhirnya kamu datang! Ayo cepat kemari! Acara akan segera mulai" Di pintu gerbang gereja tua, Sahabatnya Zhu Zhu sudah lama menantinya. Xing Xing berlari kecil menaiki anak tangga sambil melambaikan tangan. Xing Xing segera menghampiri Zhu Zhu yang cemberut. Mereka dengan cepat menuju belakang gereja tua itu.
Ketika dia sampai, sudah ada tiga orang anak lainnya yang hampir siap. Mereka sedang berdandan dan memakai gaun putih yang ketat.
Sejujurnya ada rasa malas di hati Xing Xing. Dia harus berdandan dengan memakai gaun putih yang menyesakkan. Dia memanglah bukan tipe anak yang gemar berdandan maupun memakai baju yang indah.
Kali ini, dia menerima tawaran ini karena ini adalah pernikahan kakak Zhu Zhu. Zhu Zhu yang bernama Zhing Zhing akan menikah hari ini dengan pria yang di jodohkan dengannya sedari kecil.
Ibu mereka memang sudah bercita cita untuk menikahkan anaknya dengan anak sahabatnya sedari TK. Ajaibnya Kak Zhing Zhing benar benar jatuh cinta pada pria yang di jodohkan padanya.
Zhu Zhu selalu menceritakannya padaku berulang ulang.
Menganggap cerita itu adalah sangat romantis seperti di negeri dongeng. Seorang putri pasti akan di takdirkan bertemu pangerannya. Lain bagiku yang menganggap hal itu hanya karena memang mereka sering bersama.
"Hai semuanya, maaf atas keterlambatanku."
"Ayo cepat pengantin akan segera tiba! Kenapa kamu datang terlambat? Cepat ganti baju!" Ucap seorang kakak yang sedang mendandani salah satu anak.
Hei, bukankah gadis tinggi itu terlalu tidak sopan untuk datang terlambat di acara penting seperti ini? Tanya salah seorang anak dengan nada mengejek.
Xing Xig tersenyum dengan canggung dan segera mengambil pakaiannya untuk berganti pakaian. Pakaian telah diganti, Xing Xing mencari sudut tenang untuk dia didandani. Xing Xing kembali memasang Mp3 player dan menenangkan dirinya.
Alunan musik pengiring pengantin memasuki gereja telah terdengar. Xing Xing dan 3 lainnya berjalan perlahan - lahan sambil menaburi bunga di sepanjang jalan yang akan di lalui pengantin.
Tiba tiba Xing Xing tersandung dan menarik baju seseorang agar tidak terjatuh.