Cukup lama George tak bergerak, masih setia dalam perannya dengan berpura pura tertidur pulas. Ia tak dapat mempercayai siapapun disana, untuk itu ia mencoba mengambil langakah ini.
Semakin kesini, ia akhirnya di sadarkan bahwa tak semua yang selama ini di hadapannya terlihat baik, memiliki hatinya yang baik pula.
Buktinya saja partner yang sebelumnya ia percaya, tetapi nyatanya justru ingin menusuknya dari belakang, bahkan ia justru bekerja sama dengan keponakannya sendiri.
Jadi siapa yang harus ia percaya?
Hal itu mungkin yang sangat menjadi pemikiran krusial George dalam menghadapi saat ini.
Setelah hampir ia memperkirakan cukup lama ia berada dalam posisi nya, barulah ia mencoba mengerjapkan maniknya selayaknya orang baru bangun tidur.