Tak memakan waktu yang terlalu lama, Daniel kini telah berada di halaman rumah nya yang sudah lama tak ia datangi.
Langkah kaki nya tiba tiba saja terasa berat untuk masuk ke pintu utama rumah itu.
Ceklek
Pintu itu terbuka, tanpa terkunci seolah Carl memang telah menunggu kehadirannya.
"Akhirnya kau datang juga nak," ucap pria paruh baya dari dalam rumah tersebut.
Daniel hanya dapat menghela nafasnya berat.
Entah mengapa ia merasa bahwa pertemuannya kali ini dengan sang ayah tak menyenangkan seperti sebelum sebelumnya.
"Ada apa papa memanggilku hingga kau memberi pesan pada Jack? Tak bisakah papa saja yang langsung menelfonku tanpa melibatkan Jack?" lirih Daniel membalas perkataan sang ayah sembari melangkahkan kaki nya menuju sofa yang berada di ruang tengah.
Carl hanya mengendikkan bahunya, dan menatap wajah sang anak yang tampak tidak antusias menemui dirinya.
"Jadi sekarang kau tak senang bila papa meminta mu untuk pulang ke rumah?" tanya Carl tiba tiba.