Edna yg sedang terduduk menatap tajam ke arahnya, begitu nita sampai di ruangan poliklinik. Matanya tidak sedikitpun berpaling dari nita.
Nita teraneh melihat sikap aneh sahabatnya itu.
"Ada apa? "nita duduk di samping edna
"Kamu"edna memegang tangan nita"kamu beneran nikah sama dokter yoga? "
Nita tidak menyangka sedikitpun berita itu akan menyebar begitu cepat.Dia hanya menjawab dengan senyuman.
Edna terkaget sesaat kemudian tertawa kecil dan memeluk nita.
"Aku sih udah curiga"edna memelankan suaranya"Aku sering lihat dokter diam-diam memperhatikanmu,kalau kamu sedang duduk disini"
Nita tertawa kecil"aku malah sama sekali tidak tahu soal itu"
"Nita, aku seneng banget"lagi-lagi edna memeluknya"lihatkan kamu dapat yg terbaik sebagai ganti ditinggal tunanganmu dulu"
Nita mengangguk membenarkan dan tersenyum dan berkata dalam hatinya:aku memang sedang beruntung saat ini.
"Tapi"nita menarik napasnya dalam-dalam"aku senang ternyata kamu tidak seperti orang-orang diluar tadi yg melihatku penuh dengan keanehan dan benci"
"Mereka cuma iri"hibur edna"kamu tahu bahkan ada yg bilang kamu itu mengejar dokter karena dia memiliki jabatan disini"
Edna menutup mulutnya seketika"maap,aku bicara seperti itu"
Nita tersenyum"ya,aku sudah menduganya"
"Kamu tahu, tadi itu aku memberi sedikit pelajaran pada lala yg menyebarkan gosip menyebalkan di kantin"pembicaraan edna begitu menggebu-gebu
"Jangan bilang kalian berantem? "nita terbelalak
"tidak"edna terkekeh"aku cuma menyiramnya dengan air teh manis yg aku beli di kantin"
Nita benar-benar tidak menyangka edna membelanya sampai melakukan hal seperti itu.
"Terima kasih, kamu memang sahabatku"nita memeluknya,edna membalas pelukannya.
"Walaupun Kita tidak bersahabat, jika mendengar hal seperti itu aku pasti akan melakukan hal yg sama.Meski baru mengenalmu.Kamu orang yg baik"kata-kata edna itu begitu menyentuh hati nita.
Nita begitu senang mempunyai seseorang yg mendukungnya dalam situasi apapun, dan dia berharap dalam hatinya yg terdalam dan mengucapkan doanya,dia berharap akan datang lagi seseorang yg benar-benar menyayanginya seperti edna.
Pembicaraan mereka terhenti ketika seseorang mengetuk pintu, dan muncul sosok elsa.
Nita merasa tuhan mendengar doanya.Dia tersenyum ke arah elsa, dia melihat wajah elsa yg terlihat sehat dan memancarkan kecantikannya. Dia memakai jas putih kebanggaannya, menambah keanggunannya.
"Nita bisa kita bicara di dalam sebentar?"
Nita mengikuti elsa yg memasuki ruang usg terlebih dulu, elsa menutup pintunya rapat-rapat.
"Ada apa? "tanya nita
"Aku mau melakukan sesuatu untukmu sebelum aku pergi besok"elsa tersenyum, menarik tangan nita dan memaksanya duduk di tempat tidur yg biasa digunakan pasien.
Nita terduduk dengan penuh tanda tanya, teraneh melihat elsa yg menghidupkan alat usg.
"Tidurlah"elsa tersenyum"aku mau jadi orang pertama yg melihatnya sebelum yoga"
Nita tertawa kecil membaringkan tubuhnya.Dan dia melihat elsa yg dengan mahir melakukan usg.
Elsa mulai mengarahkan layar usg ke arah nita, dia menunjukan ke sebuah gambar berbentuk kecil yg kosong.
"Karena ini masih berumur 4minggu, jadi belum terlihat janinnya"elsa menjelaskan"jadi cuma ada kantung kehamilannya"
Meskipun nita sudah banyak melihat pasien yg melakukan usg, tapi ketika dia melihat kehamilannya sendiri dia merasakan kebahagiaan tersendiri.Dia mengikuti dengan senang setiap pemeriksaan yg elsa lakukan Padanya.
"Ini, kamu simpan"elsa memberikannya hasil usg dalam selembar kertas"aku sengaja kesini sebelum yoga datang,dan nanti kamu bilang dengan hasil ini"
Senyuman tergambar di wajah nita"Apa axel yg bilang tentang kehamilanku? "
Elsa tersenyum menganggukan kepalanya"aku mau bilang tiga hari ini harus berobat di rumah sakit kota, setelah hasil dari pengobatan nanti maukah kamu datang kerumah?aku mau menceritakan sesuatu yg penting"
Walaupun nita teraneh tapi dia menerimanya dengan senyuman.
"Kalau hasilnya baik, aku pasti datang"perkataan nita memberikan semangat pada elsa untuk melawan semua rasa sakitnya.
"Sekarang ini,aku berbaik hati padanya"ucap nita dalam hatinya, dia menertawakan dirinya sendiri yg tidak bisa seperti wanita lainnya yg menjaga jarak dengan seseorang yg pernah menjadi masa lalu di kehidupan suaminya.
Aku seperti aktor utama yg berhati baik, dan akan seperti itu, hal yg sebenarnya paling kubenci.Tapi sepertinya aku harus terus berusaha menjadi baik sekarang ini, karena calon didalam perutku ini harus aku ajarkan hal-hal yg baik .Terlepas dari masa lalu mereka, mungkin hal terbaik adalah melupakannya,walaupun nita merasa mereka masih menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi untuk saat sekarang melihat situasi yg indah ini nita akan membiarkannya, mengalir seperti aliran air yg dapat dikendalikannya.
Malam itu yoga yg baru saja pulang, melihat axel yg tengah belajar sendirian dikamarnya.Dia menghampirinya dan duduk disampingnya.
"Kamu belajar sendirian? "yoga memperhatikan axel yg begitu serius
"Bubu sedang mencari pulpennya dikamar"jawab axel"lagipula akukan harus bisa belajar sendiri, yah. Kata ibu aku tidak boleh membuat bubu cape, nanti adikku sakit"
Yoga tersenyum melihat perubahan axel yg semakin pintar, dia sudah mau membicarakan elsa sebagai ibunya, dan itu juga karena nita yg ikut andil didalamnya.
Dia menangkap ucapan aneh axel tadi"adik?"
Axel tersenyum lebar ke arah yoga"iya adik, kata bubu sebentar lagi aku punya adik. Sekarang adiknya masih dalam perut bubu"
Yoga berusaha menekan kekagetannya di hadapan axel, tanpa mengatakan apapun dia meninggalkan axel yg masih serius dengan pekerjaan rumahnya.
Dia berjalan perlahan ke arah kamar, dan membuka pintu tanpa mengetuknya. Tampak sosok nita yg sedang mencari sesuatu, dia berdiri di atas sebuah kursi untuk bisa menjangkaukan tangannya ke atas lemari.Dia menjinjitkan kakinya,membuat yoga cepat-cepat menghampirinya dan memegangnya dengan kedua tangannya.
"Kamu,bikin kaget tau! "nita bicara dengan nada tinggi,karena terkejut melihat yoga yg tiba-tiba memegangnya.
"Bukannya kamu yg bikin aku sangat kaget"yoga begitu terlihat cemas, dia membantu nita turun dari kursi.
"Gak usah di gendong juga"nita memasang muka cemberut"sekarang juga turunin!! "
Yoga tertawa kecil dan menuruti kata-kata nita.
"Kalau axel atau mba mumu lihat kan malu"nita marah"lagiankan tadi itu aku cuma naik ke kursi, mau cari pulpen yg kamu simpan di atas lemari! "
"Kamu itu kan bidan, masa tidak tahu kalau naik kursi itu berbahaya. kalau kamu jatuh gimana? kamu kan sedang hamil"
Nita terkejut mendengar ucapan yoga yg membawa-bawa profesinya hanya karena dia berdiri di atas kursi dan akhirnya memutuskan tidak mengeluarkan kata-kata.
"Tadi itu aku mencemaskanmu"yoga memeluk nita yg masih terdiam"kamu selalu membuatku cemas seperti ini"
"Aku kan naiknya hati-hati pak dokter,dan bukankah mengagetkan orang hamil itu tidak baik dan membahayakan juga? "
Yoga tertawa kecil mendengar nita membalas kata-katanya tadi seraya mengetuk-ngetuk lembut kening nita"karena kamu pasien yg paling tidak koperatif jadi aku harus mengawasimu terus.Aku harus menghukumnya karena tidak memberitahukan kehamilannya padaku, dan perbuatan yg membahayakan kehamilannya tadi"
Nita memasang wajah cemberut tidak menyetujui apa yg dikatakan yoga
"Aku kan baru mau bilang hari ini"nita membela diri"masa kamu tega kasih hukuman ke ibu yg sedang mengandung"
Yoga tidak menggubris pembelaan diri dari nita, dia berjalan meninggalkan nita yg masih memasang wajah memohon.
Ada tawa bahagia dalam hati yoga, walaupun dia mengetahui kehamilan nita dari axel dan bukan dari nita sendiri.
Dia tidak bisa menggambarkan suasana hatinya yg begitu tidak menentu karena luapan kebahagiaan.