Chereads / Virtual Reality : Perang Dunia / Chapter 34 - Pembalasan

Chapter 34 - Pembalasan

Huf.. huff...

Erran berlari dengan terengah-engah, tubuhnya dipenuhi dengan keringat dan darah. Setiap langkahnya terasa seperti membawa beban berat, tapi erran tetap memaksakan diri untuk berlari.

Sedari awal erran dan kelompoknya segera bergegas bergerak untuk menghindari pertempuran lain, dengan stamina yang mereka miliki, menghadapi satu pertempuran lagi setelah lone wolf adalah yang terbaik, dan sisanya stamina mereka untuk pulang.

Karena stamina yang terbatas, erran dan kelompoknya secepat mungkin menyelesaikan pertempuran dan tak mengejar ketiga musuh yang kabur. Mereka lebih ingin menghemat tenaga untuk pulang dari pada menghabiskannya untuk membunuh musuh. musuh bisa mereka incar kapan saja, apalagi mereka berburu di hutan yang sama.

Berada di hutan saat malam hari lebih berbahaya daripada di waktu hari. tidak hanya pandangan pemain yang terbatas karena gelap, monster yang berkeliaran juga lebih banyak. oleh sebab itu kembali ke kota di malam hari lebih baik, daripada berada di hutan.

Kai memutuskan untuk membiarkan erran kabur, daripada sword master. tidak hanya dia punya kecepatan, dia juga pemain dengan stamina terendah di kelompok. daripada mereka bertiga mati sia-sia, lebih baik satu selamat dan dua mati.

Erran berlari tanpa melihat kebelakang, dia hanya menatap kedepan menuju pintu masuk hutan dan di saat bersamaan dia berharap archer dari kelompok musuh tidak akan menyergap dirinya di tengah jalan.

Kai dan sword master menatap serigala, mereka berdua benar-benar kelelahan setelah pertempuran yang tak ada habisnya. mulai dari berburu gerombolan serigala biasa, lone wolf dan pemain yang menyerang mereka. meskipun mereka sudah istirahat, tetap saja efek kelelahan tidak akan hilang dengan mudah dan dengan pertempuran yang terus berlanjut penurunan stamina semakin cepat dibanding ketika pertama kali mereka memasuki hutan.

Sekumpulan serigala berkumpul mengelilingi kai dan sword master. mereka mengerang dan melolong. murka dan nafsu membunuh terbentang di wajah dan mata mereka.

Mayat serigala yang tergeletak di sekitar menjadi alasan dari murka mereka. mayat serigala tersebut adalah serigala yang ingin mengejar erran tapi berhasil di hadang oleh kai dan sword master. karena mayat itu juga, serigala tidak lagi mengejar erran.

Mereka hanya fokus pada kai dan sword master.

Sekumpulan serigala menggertakkan gigi-gigi mereka sambil mengeluarkan suara erangan amarah. mereka tak melepaskan tatapan mereka dari kai dan sword master.

Kai dan sword master memegang erat pedang mereka sambil menatap serigala mereka sudah bersiap untuk serangan selanjutnya. kesempatan kai dan sword master untuk selamat hanyalah 0% tapi mereka sudah bersiap untuk membunuh sebanyak mungkin serigala sebelum mati. Setidaknya mereka tidak ingin mati konyol tanpa perlawanan.

Sekumpulan serigala melolong bersama dan menerjang ke arah kai dan sword master. tanpa ada pilihan lain kai dan sword master juga maju, mereka melawan serigala dengan menyerang kesana kemari.

Semakin sering mereka menyerang, semakin terasa berat tubuh kai dan sword master. gerakan yang cepat mulai melambat, dan serangan serigala yang semakin bengas mulai mengenai kai dan sword master. goresan demi goresan mulai bermunculan di tubuh kai dan sword master yang diiringi dengan darah dan rasa sakit yang menusuk-nusuk. Armor yang kai kenakan tidak menutupi seluruh tubuhnya, armor tersebut hanya menutupi bagian tubuh atas dan bahunya. selain dari bagian yang dilindungi armor, tubuhnya penuh dengan luka goresan. bahkan bekas gigitan juga terlihat.

Pelan-pelan HP kai dan sword master menurun dan seiring berjalannya waktu, HP mereka pun turun dengan cepat. ditambah lagi dengan efek [Bleeding] yang membuat HP mereka tidak bertahan lama. setelah beberapa menit kai dan sword master akhirnya tumbang dengan darah dan luka-luka yang menutupi tubuh mereka. rasa sakit yang mereka rasakan sebelum mati tidak perlu di tanya.

Pemain yang menggunakan sistem reality harus memiliki mental yang keras, dan siapapun yang menggunakan sistem tersebut tapi tidak memiliki mental, bisa terlihat ketika game sudah berjalan dalam beberapa bulan. Seorang manusia dengan mental monster akan muncul dan begitu juga sebaliknya.

Sementara itu erran yang berlari dalam hutan mendapati dirinya tidak dikejar serigala lagi dan memutuskan untuk istirahat sesaat. bersandar di pohon erran mengambil botol minuman dan meminumnya.

-------------------------------

Rumah sakit kota harpen 4 orang pria keluar dari rumah sakit dengan wajah muram sambil menggerutu.

"Sial, tak kusangka mereka masih saja susah dibunuh setelah bertarung dengan boss monster"

"Aku tahu kalau mereka itu expert dari cara mereka bertarung ketika melawan boss monster, tapi meskipun begitu keuntungan berada pada pihak kita, tapi tetap saja kita kalah"

"Tidak apa-apa, dengan segala keributan yang terjadi ditambah lagi bau darah, para serigala di dekat mereka pasti sudah mengepung mereka sekarang"

"Ya kau benar mereka pasti tak lama lagi akan mati juga seperti kita"

"Kalau begitu sebaiknya kita bergegas pergi dari sini sebelum kota bertemu mereka lagi"

"Ayo, aku juga sudah menghubungi anggota kita yang lain. mereka menunggu kita di tempat biasa"

"Ayo"

"Ayo"

Empat pria itu pun bergegas menuju tempat pertemuan mereka dengan wajah santai. walaupun mereka mati, musuh mereka juga akan mati nantinya jadi rasa muram mereka pun hilang karena pada akhirnya mereka juga sama-sama mati.

Membuka mata, kai melirik ke sekitar ruang dan menemukan sword master yang mati bersama dengannya berada di tempat tidur di seberang dirinya. kai bangun lalu melangkah keluar pintu menuju tempat pembayaran rumah sakit. karena ini kedua kalinya kai berada di rumah sakit dia langsung menemui perawat dan membayar biaya rumah sakit. kai sungguh senang bahwa dia memiliki uang. meskipun dia telah mengeluarkan banyak uang akhir-akhir ini, dia selalu menyimpan sedikit uang dalam inventory miliknya. seperti janjinya di saat pertama kali dia mati.

Di fantasy mati akan menjatuhkan barang dan kehilangan exp, tapi di wow berbeda. tidak hanya pemain akan offline, mereka juga akan kehilangan exp, item, dan juga harus membayar biaya rumah sakit. tapi hanya berlaku untuk pemain level 10 ke atas. untuk di bawahnya hanya perlu membayar biaya rumah sakit tanpa kehilangan apapun, dan itu hanya berlaku bagi mereka yang bukan pk.

Sword master mengikuti kai dari belakang, dia berjalan dengan kerutan di wajahnya. dia dan kai menggunakan sistem yang sama yaitu reality. dan ini kedua kalinya dia mati sama seperti kai. meskipun ini yang kedua kalinya, dia masih tidak percaya bahwa game bisa menciptakan hal senyata ini. tidak hanya dia mati, rasa sakit yang baru saja dia rasakan sangatlah nyata, akan tetapi saat dia hidup kembali rasa sakitnya hilang, seperti tidak terjadi apa-apa.

'Sungguh membingungkan, seperti berada di dalam dua dunia' pikir sword master.

Karena WoW hanyalah sebuah game, pihak perusahaan berusaha menjaga mental pemain dengan hanya memberikan rasa sakit saat mereka terluka. akan tetapi bagi pemain dengan sistem reality dampaknya terasa besar meskipun mereka hanya menerima rasa sakit ketika terluka. bahkan pemain dengan mental lemah akan terbayang-bayang dengan rasa sakit yang baru saja mereka terima.

Keluar dari rumah sakit, kai dan sword master berjalan dengan santai. mereka mengobrol seolah tidak terjadi apa-apa. meskipun rasa sakit yang mereka terima sangatlah perih, tapi ketika mereka hidup kembali, rasa sakit tersebut benar-benar hilang bagaikan sebuah mimpi buruk yang hilang ketika terbangun dari tidur. kai dan sword master yang tidak lagi merasakan kesakitan, langsung melupakan rasa sakit yang baru saja mereka terima.

Kai dan sword master pun pergi menuju penginapan apple tree menunggu erran kembali. mereka tidak menghubungi erran karena takut mengganggu dirinya.

Di pusat kota ketika kai dan sword master berjalan, tiba-tiba kai berhenti dan memandang ke arah sebuah warung makanan di pinggir jalan. disana berdiri 4 orang pria yang sedang melihat-lihat dan mengobrol dengan santainya.

Melihat kai berhenti dan melihat ke arah lain, sword master yang berjalan pun berhenti dan mengikuti arah pandangan kai. ketika melihat ke arah pandangan kai, sword master mengerutkan wajahnya, dan disaat yang bersamaan sword master pun mendengar suara kai.

"Ayo kita hampiri"

"Hmm... ?" sword master menatap kai, kemudian dia tersenyum dan mengepalkan tangan kanan-nya sembari meninju-ninju tangan kirinya, lalu mengikuti kai dari samping.

Mereka berdua berjalan menuju arah warung tersebut.

Empat orang pria sedang berbicara dengan santai ketika dua orang pria datang mendekati mereka. mereka berbicara dengan sangat santai sampai tak peduli dengan sekeliling mereka, dan itu sangat wajar, karena ini adalah kota tempat zona aman, maka para player akan menurunkan kewaspadaan mereka. jika tidak, maka stress akan berkumpul dan itu akan membuat game tidak menyenangkan lagi. terkecuali bagi mereka para penantang maut.

Kai dan sword master menghampiri ke empat pria tersebut dengan perlahan, dan ketika mereka sudah sangat dekat dengan kelompok tersebut, salah satu dari mereka menyadari kedatangan kai dan sword master, pria tersebut langsung memberitahu kelompoknya dan mereka melihat ke arah kai dan sword master dengan wajah serius.

Mereka tahu bahwa mereka telah membuat kesalahan besar yaitu menantang pemain hebat dengan cara mencoba membunuh mereka. oleh karena itu salah satu pria yang menjadi ketua dalam kelompok tersebut berjalan ke arah kai dan sword master lalu berkata dengan nada bersalah.

"Kami tahu bahwasanya kami telah membuat kesalahan, oleh karena itu kami minta maaf atas aksi kami tadi dan kami berharap kalian memaafkan kami"

Sword master yang sedang berjalan lalu berhenti ketika mendengar ucapan pria tersebut dan memandang ke arah pria itu dengan mata yang tajam tanpa berkata apa-apa. berbeda dengan sword master, kai terus berjalan ke arah pria tersebut tanpa memperdulikan perkataan pria tersebut. sword master melihat kai yang terus berjalan kedepan, dia pun mengikutinya karena dia tau apa yang akan kai lakukan. 'Kalian telah membuat masalah dengan orang salah, mereka tidak peduli bahkan jika kalian meminta maaf' ujar sword master dalam hati.

Pria tersebut mencoba tersenyum. meskipun dia dan kelompoknya gelisah ketika kai dan sword master tidak berkata apa-apa dan terus berjalan ke arah mereka. keringat mulai muncul di tubuh mereka dan perasaan buruk mulai merasuki hati mereka. mereka tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi mereka tahu bahwa mereka sedang masalah sekarang. Dan perasaan mereka itu tepat sasaran.

Kai yang berjalan kedepan sampai di depan pria itu (yang sepertinya ketua dalam kelompok tersebut) dan tanpa ragu-ragu dia memegang kepala pria tersebut dengan dua tangan dan menghantamkan kepala pria tersebut ke lutut kakinya sampai kepala pria tersebut terhempas ke atas dan kai melanjutkan aksinya dengan menendang pria tersebut di dada hingga pria tersebut jatuh di depan kelompoknya.

'yup.. seperti yang sudah kuduga' gumam sword master dalam hatinya.

Melihat ketua mereka terjatuh, para anggota pria tersebut bergerak maju dan membantunya. salah satu dari mereka melihat ke arah kai dengan wajah marah sambil berkata." Bukankah kami sudah minta maaf ?"

"Terus ?" ujar kai dengan senyum sambil menatap pria tersebut dengan mata yang dingin.

"Kuh.." pria tersebut menggertakan giginya sambil melihat kebawah. lalu dia melihat kai dan berkata kembali "Ada banyak petugas di kota, jika kalian tertangkap kalian akan kena masalah"

"Teruss ?" ujar kai, yang kemudian melihat ke arah sword master dengan senyum dan berkata"Apa kau ingin sedikit bersenang-senang dengan mereka ?"

Mendengar pertanyaan itu sword master tersenyum dan meretakkan jari-jemarinya sambil melihat ke arah kelompok tersebut dan menjawab "Tentu saja" dia tau apa yang akan kai lakukan, dan tentu saja di juga ingin melakukan hal tersebut.