Chereads / Kekasih bayangan / Chapter 4 - Pukul 11.00 Malam

Chapter 4 - Pukul 11.00 Malam

Hembusan angin malam di pertengahan ayam berkokok membuat Jeska dirundung gelisah karena belum juga sampai dirumahnya. Jeska takut kalau ayahnya akan tau kalau ia belum sampai juga dirumah. Dan apa yang di khawatirkan Jeska terjadi.

Tepat pukul 11.00 Malam, Gawai milik Jeska berdering.

"Tokkee... Tokke.. Tokke.." Itulah suara binatang kesukaannya Jeska. Dan ia pun menjadikannya sebagai nada dering panggilan masuk di Gawainya.

Barulah dering ke 3, ia mengangkatnya.

"Hallo, Ayah?" Dengan suara yang baik tanpa panik sedikit pun, untuk meyakinkan ayahnya bahwa dirinya baik-baik saja.

"Hallo.. Jeska?, Kamu di mana nak? Ibu dan Ayah rindu kamu sayanggg". Tanya ayah terhadap Jeska dengan nada penuh kasih sayang. Maklumlah, Jeska adalah anak satu-satunya di keluarga itu. Ayahnya adalah seorang pebisnis tambang emas, berlian, dan pemilik CityMall Matahari di Gorontalo. Dan ibunya pun seorang Pebisnis terkenal di bidang perikanan. Selain itu, ibu Jeska juga seorang Dosen di Universitas Negeri Gorontalo. Kampus yang kini menjadi tempat menimbah ilmu Roy dan Jeska. Ibunya menjadi Dosen di Fakultas Hukum, lebih tepatnya mengajar di kelas yang ketingnya sendiri adalah Roy. Sudah 6 semester berjalan, Ibu Imelda Zahra Sungkar menjadi Dosen di kelasnya Roy. Dan itu sangat menguntungkan Roy. Sebab, dikampus Roy dikenal sebagai pemuda yang cerdas, aktif berorganisasi, berjiwa NKRI, dan tentunya terkenal baik dan ramah terhadap setiap orang, dan menjadi ketua dalam salah satu organisasi terkemuka di UNG. Yaitu ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UNG. Dan hal itu membuat Roy digilai kaum hawa di kampusnya.

"Jeska lagi nunggu Mobil Online ayah. Jeska diantar Roy kok Yaah.. Ayah dan Ibu ngak usah khawatir yah". Pinta Jeska dengan penuh kejujuran. Oh ia, ibu dan ayah Jeska baru saja kembali dari perjalanan bisnis mereka. Sampai itulah, Ayahnya menelfon. Sebab, biasanya ayah dan Ibu Jeska, tak pulang berbulan-bulan. Yahh tentunya dikarenakan jadwal padat mereka akan bisnis yang mereka geluti. Dan kata ibunya itu akan menjadi masa depan keluarga mereka.

"Oh ia nak. Kamu hati-hati dijalan yah sayang. Titip salam untuk Roy, dari ibumu lohh".

Jelas ayah Jeska.

"Oh ia ayah. Ayah dan Ibu istirahatlah dulu. Jeska tau ibu pasti capek di perjalanan. Jeska janji ngak akan singgah-singgah lagi". Jawab Jeska dengan penuh keyakinan.

Percakapan malam itu di tutup dengan kalimat I Love You antara Jeska dan ayahnya. Hingga membuat kepala Roy jatuh dan tersandar di bahu milik Jeska, seakan menandakan percakapan anak dan ayahnya itu telah berlangsung sejam.

Dengan respon yang romantis, tangan Jeska merapihkan posisi kepala Roy dengan menghadapkan wajah roy bersemayam dalam hangat, wangi dan lembutnya kulit bahu serta batang leher Jeska malam itu. Secara malam itu Jeska mengenakan pakaian yang agak terbuka bagian bahunya, sehingga membuat Roy nyaman dengan posisi gulingnya malam itu.

15 menit berlalu...

Jeska tak enak hati membangunkan Roy. Namun, disisi lain ia telah berhasil memesan mobil online. Dan mobil online tersebut nampaknya telah di hadapan mereka.

Dengan pelan dan penuh kelembutan, Jeska membangunkan Roy.

"Royy... Royy... Sayanggg, bangun. Mobil yang ku pesan tlah tiba. Ayuk kita pulang. Rebahannya nanti dilanjutin di Mobil lagi yahh".

Roy pun mengangguk dengan lembut terhadap Jeska. Mereka pindah dengan sisa tenaga yg cukup menguras akan perjalanan panjang dan sedikit kejar-kejaran dengan Polosi sedari tadi.