Sejak ciuman Jeska terhadap Roy malam itu, membuat Roy ketagihan. Ayah dan Ibu Jeska kebetulan akan keluar negri untuk perjalan bisnis mereka selama 3 hari 3 malam ke Korea. Ayah yang telah mengenal Roy sebagai pemuda baik-baik membuatnya tak khawatir jika Jeska keluyuran bersama Roy. Ayah pun tau kalau Roy akan selalu menjaga Jeska.
Pagi itu pukul 05.00 Wita, Bandara Jalaluddin Gorontalo tengah ramai. Aku yang baru sekali mengantar ayah dan ibu ke bandara, kaget bahkan tak menduga kalau Bandara akan seramai itu. Mengingat waktu baru menunjukkan pukul 05.00 Wita pagi. Sangat aneh kalau Bandara Jalaluddin akan seramai pagi buta begini.
"Ini kan masih subuh. Loh tumben udah ramai ajah bandaranya.. Gorontalo udah maju nihh!! Modelnya aja udah kayak gini.." Pinta Jeska dalam hatinya..
Jeska pun tersadar akan pakaian yang ia kenakan pagi itu.
"Ahh sialan! Ayah? Kenapa ngak ngasih tau sihh kalau Bandara akan seramai ini? Kan aku ngak sempat ganti kaos.. Jadinya aku kayak gembel gini dehhh!! Mana aku hanya pakai kaos dan celana di atas paha lagi! Ayah sihh ngak ngasih tauuu.."
Tanya Jeska kepada Ayahnya, sambil merapihkan kaos, dan merogoh kantong tas ransel yang ia gunakan saat itu..
Sambil tertawa kecil melihat raut wajah anaknya yang sangat kesal saat itu.
"Hehehe kamu ini ada-ada saja sihh Nak.. Ayah juga ngak tau kalau Bandara akan seramai ini di pagi yang buta ini..."
Lanjut Ayah Jeska.
"Ngak kusut kok kaos ama celanamu.. Ngak perlu malu.. Anak ayah kan udah cantik dari sononya! Makanya ngak perlu baju dan celana mewah untuk menarik perhatian orang... Wajahmu saja sudah cukup menarik orang kok! Hehehe sudah yahh sayang! Jangan ngambek lagi..." Sambil menggandeng, dan mencium jidat anak satu-satunya itu.
"Iya nak! Kamu itu udah cantik natural. Jadi, ngapain harus malu dengan kaos dan celanamu itu?" Jelas ibu Jeska, sambil menunjuk wajah, kaos, dan celana yang dikenakan Jeska.
Jeska pun akhirnya memiliki rasa PD nya kembali.
"Hehehe Jeska pikir aku kusut kayak gembel gitu mahh.. pahh..." Jawab Jeska dengan senyum manjanya itu.
"Ngak kok nak. Anak ayah udah cantik walaupun cuman pakai kaos dan celana selutut.." Ujar ayah Jeska.
Akhirnya Ayah dan Ibu Jeska masuk ke area penumpang untuk naik ke dalam pesawat.
Sebelum ayah berangkat, Roy telah di telfon Ayah. Ayah mengabari Roy kalau bapak dan ibunya Jeska akan pergi ke luar negeri selama 3 hari. Dan ayah pun telah menitipkan Jeska terhadap Roy.
Sekitar 15 menit pesawat ayah, dan ibu lepas landas, Roy sampai dengan Mobil Lamborghini merek gallardo. Mobil itu adalah hadiah ulang tahun ke 20 tahun dari Papi dan Maminya Roy.
"Selamat pagi Bidadarikuuu!". Ucap Roy sambil menyamatkan kecupan manis di kening, lalu turun mendarat tepat di bibir merah alami Jeska.
Dengan pipi yang merona pertanda Jeska menyukai kedua kecupan di pagi yang buta itu, lalu menjawab sapaan Roy dengan senyuman mematikan bagi para pemuda.
"Selamat pagiii juga tuan Rajakuuu". Ucap Jeska sambil memegang ke dua pipi, dan bibir yang dikecup Roy. Hhhe maklumlah. Jeska terkejut akan tingkah Roy pagi itu.
"Ayah, dan Ibumu mana? kok ngak keliatan sihh.." tanya Roy sambil memperhatikan samping kiri, kanan Jeska berdiri.
Jeska pun menjawab sambil menatap lekat mata hitam kecoklatan Roy.
"Ayah, dan ibuku tlah berangkat. Kamunya ajah yang terlambat sihh sayangg.."
Lalu dengan sengaja Jeska menggenggam kedua tangan Roy, dengan memposisikan jari-jari mereka menyatu dengan kuat seakan ada orang yang akan memisahkan genggaman mereka.
Roy pun membalas genggaman Jeska, dan mengajak Jeska untuk masuk ke dalam mobil mewahnya.
"Kita jalan-jalan yuk! Aku kangen kamu sayangku. Kita ke pantai ajah yah?!" Ajak Roy dengan senyum mematikannya.
"Ayokk. Aku juga sudah lama ngak liburan. Hehehe". Jawab Jeska dengan jawaban yang memuaskan Roy.
Saat di perjalanan menuju pantai Exotic, Jeska selalu mencuri-curi pandangan terhadap Roy. Jeska kagum dengan mahluk ciptaan tuhan satu ini. Dengan posisi yang bersandar di bahu bagian kanan Roy, sesekali Jeska mengganggu Roy yang sedang mengemudi dengan mengelus hidung mancung Roy, alis Roy, Pipih, lalu turun ke Bibir hitam manis yang sangat diimpikan Jeska. Tentu saja, Roy tak tinggal diam. Roy pun membalas kenakalan tangan Jeska dengan mencium lembut punggung tangan Jeska. Sontak hal itu membuat Jeska mabuk kepayang. Bahkan Jeska berharap Roy akan mencium bibir ranum miliknya. Dan apa yang diimpikan Jeska terkabul.
Roy menepikan mobil yang dikendarainya, ia tak tahan lagi dengan godaan Jeska yang ingin dimanjah. Tanpa permisi, Roy melumat bibir ranum Jeska dengan penuh kelembutan. Mengetahui Jeska yang terkejut, ia menepikan rasa terkejut Jeskan. Sehingganya, Jeska berhasil menggigit bibir bawah Roy sebagai hukuman karena mengejutkannya.
Seakan mengerti dengan gigitan Jeska, Roy tanpa memberi jeda terhadap Jeska yang mulai sesak nafas akan oksigen yang dihirupnya, Roy malah lanjut melumat bibir rabun Jeska dengan penuh gairah, bahkan terkesan ingin menghabisi mangsa buasnya. Disisi lain, tangan kanan Roy melingkari pinggang seksi Jeska dengan erat, sedangkan tangan kirinya masih menahan kepala bagian samping kiri Jeska untuk menjaga agar ciumannya dengan Jeska tak terputus. Dengan kekuatan super kuatnya itu, ia berhasil memperdalam ciumannya dengan beberapa kali lumatan. Jeska yang menyukai memberi celah terhadap Roy untuk masuk lebih dalam menjelajahi setiap inch bibir ranumnya. Hal itu membuat Roy tertantang untuk beradu lagi dengan lidah manis Jeska..
Hampir 20 menit Roy melaksanakan aksinya itu. Hingga tiba-tiba ada seseorang pria, berparas tampan, dan memiliki badan kekar serta tinggi, yang sedang mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil milik Roy. Dan hal itu membuat adegan ciuman panas yang terjadi antara Roy, dan Jeska, terpaksa terhenti.
"Maaf ya sayang, nanti kita lanjutin di pantai aja yahh.." Pinta Roy sambil merapihkan rambut Jeska yang acak-acakan akibat ciuman mereka tadi.
"Hehehe iya ngak papah kok Roy sayang kuuu.." Jawab Jeska dengan senyuman manis mematikan Roy. Seakan senyuman itu menantang nafsu Roy yang ingin melumatnya lagi, dan lagi..
Akhirnya Roy, membuka kaca mobilnya. Di lihatnya seorang pria dengan baju seragam Polisi yang dikenakan begitu rapih membalut tubuh maconya. Ia sempat berfikir, "Mungkinkah aku tlah salah memarkir mobilku?". Dan benar. Apa yg dikira Roy, betul jadi kenyataan.
"Selamat pagi Pak! Mohon maaf mengganggu waktu Bapak! Bisa saya lihat surat-surat kendaraannya?!". Tanya pak Polisi yang diketahui bernama Wildan. Maklumlah Roy sedari tadi memperhatikan Pak Polisi itu sehingga Roy tanpa sengaja membaca namanya yang terpampang rapih di papan nama, yang terletak disudut kanan atas, pada seragam yang pak Polisi kenakan.
Roy pun menjawab sapaan, dan pertanyaan Pak Polisi dengan ramah tanpa melupakan senyuman indah akibat stamina yang Roy dapatkan dari ciuman Jeska tadi.
"Selamat pagi juga Pak Polisi.." Ucap Roy sambil merogoh laci depan mobilnya. Roy pun sempat khawatir akan SIM dan STNK mobil yang mungkin tak berada di laci mobilnya..
"Kalau boleh tau, apa salah saya Pak sampai Bapak meminta SIM dan STNK mobil saya?". Tanya Roy dengan bermaksud mengurungkan waktu pak Polis yang meminta kedua surat mobilnya itu.