Pelindung atau Penjaga muncul disaat kamu membutuhkannya, begitupun dengan kekuatan dirimu. Dia akan muncul disaat kamu benar-benar membutuhkannya
===========
.
.
.
Kejadian yang aku lihat tidak aku ceritakan di sekolah. Karena mereka sudah tahu sendiri, tentang berita kecelakaan itu.
Yang aku maksud adalah, aku tidak menceritakan bahwa aku berada di tempat kejadian tersebut.
Sebelum aku pulang dari rumah Doni, kita sudah sepakat untuk tidak membahas apa yang kita lihat dan alami.
Dan ketika aku sampai rumah ternyata mereka sudah tahu bahwa aku berada di rumah Doni. Doni menghubungi tetanggaku yang memang satu kelas dengan kita, untuk menyampaikan bahwa aku bersama dengan Doni.
Jadi semuanya sudah beres.
Sekarang aku seperti biasa duduk menyendiri di kantin dikarenakan jam kosong yang terjadi setelah jam istirahat membuat waktu kosong semakin panjang.
Tak lama, setelah aku hanya mengaduk es teh di depanku Indah tiba - tiba datang menghampiriku.
Dia tersenyum kepadaku sambil mencoba nyaman saat duduk di depanku.
"Hai..."
Aku menyapanya, dan dia tersipu malu saat aku tersenyum padanya.
"Bagaimana keadaanmu?"
Dia bertanya sambil melihat sekeliling area kantin.
Aku juga dengan tidak sadar mengikutinya, melihat sekeliling kantin sambil memberi kode - Ada Apa?.
"Aku baik-baik saja"
Tak lama kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiriku. Duduk tepat di sebelahku dan berbisik kepadaku.
"Kemarin Para Pencari datang dan membawa banyak dari penghuni sekolah ini"
Aku terkejut saat dia mengatakan itu.
"Apaaaa, Para Pencari!?"
Ku ulangi perkataanku,
"Kamu sembunyi lolos dari mereka, dan sembunyi dimana?"
Aku balik berbisik kepadanya.
"Tidak, aku tidak sembunyi sama sekali. Mereka jalan melewatiku seolah-olah mereka tidak melihatku"
"Bagaimana bisa?"
Bagaimana bisa dia bisa lolos dari Para Pencari?.
Setahuku waktu Awan bercerita siapapun tidak bisa lolos darinya. Sedangkan waktu mereka datang saja Awan selalu bersembunyi di bagian dalam tubuhku, bagaimana bisa Indah lolos begitu saja. Bukan maksudku aku tidak senang karena dia lolos, sungguh aku bersyukur karena dia tidak di ambil oleh Para Pencari. Tetapi bagaimana bisa?...
Dia kemudian kembali duduk di tempatnya semula.
"Sebelum ayahku diambil oleh mereka waktu dulu, ayah memberikan ini padaku"
Dia menunjukkan kepadaku sebuah gelang yang terpasang di tangannya.
"Ayah bilang -jangan takut pada siapapun saat kamu sudah memakai ini, beranilah"
Aku mendekat kearahnya dan melihat dengan rinci apa yang dia gunakan.
"Gelang macam apa ini? Apakah ayahmu memberitahumu? Apa yang membuat kamu bisa lolos dari Para Pencari?"
Kulontarkan banyak pertanyaan padanya. Karena jujur, sangat mustahil bisa lolos dari Para Pencari.
"Aku tidak tahu terbuat dari apa ini, ayah juga tidak memberitahuku"
"Hmmm"
Aku hanya menggumam saat dia memberikan jawaban yang tidak memberiku sebuah hasil.
Rasanya perlu ku panggil Awan.
"Awan, dimana kamu?"
Tak lama setelah aku menanyai keberadaannya dia muncul secara tiba-tiba di belakangku.
"Hai..."
Spontan aku terkejut bersamaan dengan Indah. Aku harap kamu tidak membayangkan bagaimana ekspresi kita terkejut. ✌️
"Selalu....!!!!"
Ku menggerutu padanya, Indah hanya tertawa kecil melihat tingkah laku kami berdua.
"Jadi ada apa?"
Awan bertanya sambil duduk si sebelah Indah.
"Kemarin Para Pencari kesini, dan membawa banyak dari penghuni disekolah ini. Dan ajaibnya Indah, berhasil lolos dari mereka. Dan mereka hanya melewati Indah saat mereka mengambil yang lainnya"
Awan terdiam dan terpaku melihat ke arahku, kemudian melihat Indah.
"Bagaimana bisa!?"
Awan bertanya dengan serius dan sungguh-sungguh.
Kemudian Indah dengan polosnya mengulurkan tangannya dan menunjukkan gelang yang dia pakai.
"Apa maksudnya?"
Awan tidak mengerti.
"Dia berhasil lolos karena menggunakan gelang tersebut, gelang itu pemberian dari ayahnya"
"Bukannya ayahmu sudah..-"
"Iya sebelum ayahnya pergi"
Ku potong saat Awan berbicara mengarah pada waktu bagaimana ayahnya Indah tertangkap. Karena aku tahu apa yang Indah rasakan saat hal itu terkuak muncul dari memori nya.
Awan hanya mengangguk-angguk kemudian memegang tangan Indah dan memperhatikan dengan seksama.
Aku tahu apa yang di pikirkan oleh Awan.
Pasti dia menginginkan gelang yang serupa, agar dia bisa lebih lama tinggal di sisiku.
"Apakah kamu mau gelang ini juga?"
Indah tiba-tiba mengucapkan hal yang alu inginkan juga.
"Ahh, gak usah gak papa. Kamu pakai saja aku bisa sembunyi kok"
Tetapi Awan menolaknya.
Ya karena aku tahu yang Awan rasakan.
"Bukan yang di tanganku, aku memiliki lainnya"
"APA!!"
Sontak aku bersama Awan meneriakkan jawaban yang sama.
Dan lagi-lagi anak yang berada di kantin melihatku dengan aneh, dan berbisik.
Gue gak peduli.
"Tunggu sebentar ya"
Indah beranjak lari ke sebuah ruangan kelas, aku rasa dia akan mengambilkan gelang lainnya.
Berapa banyak gelang yang ia miliki, hingga menawarkan ke Awan juga.
Kumelirik ke arah Awan, yang kelihatannya senang sekali dengan apa yang barusan Indah katakan.
Tapi aku masih penasaran, gelang macam apa yang bisa membuat dia lolos dari Para Pencari.
Tak lama setelah Indah meninggalkan kami, dia datang kembali dengan menggenggam sesuatu di tangannya.
"Ini-"
Dia menyodorkan sebuah rambut emas yang berada di tangannya.
"Indah apa ini? Ini rambut kan, bukan gelang"
Spontan aku mengatakan hal itu kepadanya.
"Tunggu H, biarlah dia mengatakan sesuatu terlebih dahulu"
Awan yang sudah tidak sabar langsung mendekatkan wajahnya ke arah tangan Indah.
"Jadi pada waktu itu ayah membawakan hal yang sama"
Sambil menunjukkan rambut emas yang berada di tangannya.
"Kemudian ayah melingkarkan dan mengaitkan rambut ini di pergelangan tanganku"
Sambil melakukan hal yang sama kepada Awan.
"Dan kemudian ..."
Rambut yang baru saja dia kaitkan di tangan Awan berubah menjadi lilitan gelang sama seperti yang Indah pakai.
"Waow"
Awan takjub terpana melihat apa yang terjadi barusan.
Bukan hanya Awan saja melainkan aku juga begitu.
Kulihat Awan terus memegangi dan melihati mainan baru yang berada di tangannya.
Hmmm wajar saja.
Tak lama setelah itu, Indah pamitan sama aku dan Awan. Bahwa dia akan pergi bermain dengan teman barunya.
Pada waktu yang sama pula bel berdering, menandakan bahwa waktu pelajaran telah usai dan waktunya untuk pulang.
***
Asal kamu tahu, bahwa setelah kejadian itu. Di Semampir maksudku.
Aku belum makan dan minum sama sekali, karena aku masih merasakan sebuah kegak-enakkan disaat aku akan minum dan makan sesuatu.
Sudah 3 hari ini.
Sore ini ku putuskan untuk bermain Voly di lapangan dekat dengan rumahku.
Dan pemandangan aneh kulihat dimana mana.
Setiap orang yang berada di lapangan mereka ganda, maksudku adalah mereka memiliki pengikut.
Apa ini...
"Awan"
Kupanggil Awan karena aku takut ada yang salah dengan penglihatanku.
Tak lama setalah aku memanggilnya, dia datang dan duduk di sebelahku sambil melihat orang bermain bola voly.
"Mengapa mereka memiliki pengikut semua?"
Awan menoleh ke arahku dan tersenyum.
"Ya, mereka itu adalah penjaganya. Setiap insan manusia memilikinya dengan rupa yang berbeda-beda. Ada yang dia dijaga oleh Alm. Neneknya atau kakeknya atau alm keluarganya. Bisa juga mereka di jaga oleh kembaran mereka sendiri, tapi itu jarang. Dan terkadang pula mereka di jaga oleh makhluk tertentu dengan wujud yang aneh aneh. Mereka akan mengikuti kemanapun orang itu pergi."
"Apakah mereka mengetahuinya?"
Aku bertanya kepada Awan.
"Tidak mereka tidak mengetahuinya, meskipun mereka sama sepertimu bisa melihat yang tidak terlihat. Tetapi mereka tidak bisa melihat penjaga mereka sendiri."
Awan menjawab dengan pasti.
"Mengapa bisa begitu?"
Aku bertanya lagi padanya.
"Ya, karena itu sudah seharusnya begitu. Hanya orang lain yang bisa melihatnya, itupun tidak semua orang yang sama sepertimu yang bisa melihat penjaga masing-masing orang. Gak semua orang bisa melihat hal itu, hanya bebrapa saja. Jadi kamu adalah salah satunya."
Hmmmm. Aku mengerti apa yang dimaksud Awan.
Lalu siapakah yang menjagaku? Siapa penjagaku, apakah Awan? Atau bukan?.
==========
Lalu siapa penjagaku? Apakah Awan? Atau ada yang lain? Apakah Awan bisa melihatnya?
.
.
.