Author POV.
Thomas menyisir rambutnya gusar dengan sepuluh jari-jarinya. Kesalahannya bermain api dengan sekretarisnya Membuahkan hasil di dalam rahim wanita itu.
"Mas, ini kopinya" kata Jenni lembut.
Suara lembut istri tercintanya membangunkan dari lamunannya.
"Terima kasih, sayang" balas Thomas lembut sambil mencuri kecupan singkat di bibir ranum istrinya.
Ciuman yang Awalnya hanya sebuah kecupan ringan kini berubah menjadi lumatan penuh nafsu. Suara dering ponsel milik Thomas mengehentikan adegan panas mereka berdua.
Dengan kesal Thomas menggakat panggilan teleponnya Tanpa melihat nama sih pemanggil terlebih dahulu.
'mas' panggil suara lembut di seberang sana dengan Isak tangisnya.
"Hmmm" jawab Thomas malas.
'bapak dan ibu sudah tahu aku hamil anak mu, mas' kata Risa dengan Isak tangisnya di seberang sana.
Tubuh Thomas menegang dan itu tidak luput dari perhatian Jenni.
'mereka minta mas untuk segera menikahi aku mas' lanjut Risa di seberang sana.
"Aku kesana Sekarang juga, tunggu aku" balas Thomas datar.
Thomas mematikan sambungan teleponnya dan mengalihkan pandangannya kearah istrinya yang menatapnya penasaran.
Thomas merutuki kebodohannya sendiri, tidak mungkin jika dia berkata jujur pada istrinya.
"Aku pergi sebentar ya, sayang" pamit Thomas pada istri tercintanya itu.
"Emang ada masalah apa mas ?" Tanya Jenni lembut sedikit mengurangi kecemasan di hati Thomas.
"Hanya masalah perusahaan sayang" balas Thomas Sambil mengecup lembut bibir istrinya.
Jenni mengaggukan kepalanya pelan tapi enggak kenapa hatinya masih ragu jika suaminya berkata jujur Padanya. Boleh kah dia merasa curiga pada suaminya.
Dengan tergesa-gesa Thomas mengambil kunci mobil serta ponsel miliknya.
Setelah sepuluh menit suaminya pergi dengan menggendarai mobilnya Jenni mengikuti mobil suaminya dengan tukang ojek di samping rumahnya Jenni sengajah menjaga jarak aman agar tidak ketahuan oleh suaminya jika saat ini mengikuti mobil suaminya.
Thomas mengambil ponselnya dan menghubungi kedua orang tuanya untuk segera datang kerumah Risa untuk melamar gadis cantik itu. Ya kedua orang tuanya sudah tahu hubungan gelap Risa dan Thomas bahkan mereka terkesan biasa-biasa saja dan cenderung senang karena sebentar lagi akan memiliki cucu yang mereka nanti-nanti.
Thomas menghentikan laju mobil di perkarangan rumah sederhana milik sekretarisnya sekali calon istri dan ibu bagi anak-anaknya kelak.
Kening Jenni menyrergit bingung saat mobil suaminya malah berhenti di depan rumah sederhana bukan perusahaan besar milik suaminya.
Kebingungan Jenni semakin besar saat melihat mobil mertuanya juga berhenti di depan rumah bercat hijau itu. Jenni memberikan uang lima puluh ribu ke pada tulang ojek itu dan menyuruhnya untuk menunggu dirinya.
Dengan rasa penasaran Jenni melangkah kakinya ke arah pintu rumah bercat hijau itu.
"Saya akan bertanggung jawab atas anak yang di kandung oleh Risa dan saya akan menikahinya" kata Thomas tegas membuat sekujur tubuh Jenni menegang bagai di siram air panas.
" Dan kedatangan saya kesini ingin melamar putri anda untuk putra saya" kata Richard mertua laki-lakinya.
Dunia Jenni seakan-akan runtuh wanita cantik itu tidak dapat membendung air matanya saat melihat calon madunya tersenyum malu-malu kearah pria yang masih berstatus suaminya.
"Jadi ini mas, yang kamu lakukan di belakang ku" kata Jenni mengagetkan semua orang yang berada di sana.
Wajah Risa pucat saat melihat istri pertama calon suaminya. Bukan hanya Thomas yang kaget kedua orang tua Rida pun juga tidak kalah kagetnya. Mereka berdua sudah tahu status Thomas yang sudah memiliki istri.
Thomas langsung berdiri dari duduknya dan berjalan dengan pelan kearah istrinya.
"Sayang" panggil Thomas lembut sarat akan permohonan.
"Cukup mas, Aku benar-benar tidak menyangka kalian begitu jahat pada ku. Dan untuk mu mas, aku mengizinkan mu menikah lagi, dengan satu syarat" kata Jenni membuat senyum indah terbitkan dengan sempurna di kedua sudut bibirnya saat istri tercintanya mengizinkan untuk menikah lagi.
"Apapun syaratnya akan mas, penuhi sayang" balas Thomas lembut.
"Ceraikan aku dulu" kata Jenni singkat sebelum melangkah pergi dari rumah itu dan menaiki ojek pesanan kembali.
Tubuh Thomas menegang sempurna. Tidak dia tidak akan pernah menceraikan istrinya sampai kapanpun Jenni hanya miliknya, memikirkan Jenni pergi dari hidupnya saat di menceraikan wanita itu saja sudah mampu membuat dadanya sesak.
Thomas tersadar dari keterkejutannya saat melihat ojek yang di tumpanginya istrinya sudah berjalan jauh dengan gusar Thomas memasuki mobilnya dan mengikuti istrinya. Dia yakin jika istrinya itu akan pulang kerumah mereka.
Dan benar saja istrinya itu pulang kerumah mewah mereka. Thomas langsung berlari menyusul istrinya yang sedang mengemasi pakainya kedalam koper besar.
Dengan cepat Thomas melempar koper besar istrinya itu kesudut kamar dan memeluk erat tubuh istrinya.
"Maaf mas, sayang, Mas salah, mas mohon kamu jangan tinggalin mas ya" mohon Thomas.
Jenni terus saja menangis tapi kedua matanya kini menatap dingin Thomas membuat pria tampan itu meringis kecil melihat perubahan sikap istrinya.
"Maaf segitu mudahnya kamu meminta maaf Setelah apa yang kamu lakukan mas" kata Jenni datar.
Thomas berlutut di kaki Jenni Sambil memeluk erat kaki ramping istrinya itu.
"Mas tahu, mas salah tapi mas mohon jangan tinggalin mas" kata Thomas Sambil terisak kecil.
"Maafin aku mas hati ku terlanjur sakit" balas Jenni datar sambil melepaskan kungkungan tangan kekar suaminya pada kedua kaki ramping.
"JENNI" teriak Thomas gusar.
"Aku akan memberikan mu kesempatan sekali lagi. Jika mas mau memilih antara aku atau wanita jalang itu" kata Jenni datar.
"Maafin mas sayang, mas benar-benar tidak bisa memilih, Risa sedang mengandung anak mas sayang" balas Thomas lirih bahkan pria tampan itu tidak berani menatap istrinya.
"Baiklah berarti mas memilih jalang itu" kata Jenni.
Tiba-tiba saja Thomas berdiri dan menatap tajam istrinya.
"CUKUP JENNI, RISA BUKAN JALAMG DIA COLAN ISTRI SEKALIGUS CALON IBU BAGI ANAK-ANAK KU KELAK" Teriak marah Thomas di depan wajah cantik istrinya.
Sakit, itu lah yang di rasakan oleh Jenni saat mendengar suami yang sangat di cintai serta di hormatinya membela wanita lain.
Thomas tersentak dari kemarahan saat melihat kedua pipi mulus istrinya itu kini sudah basah karena air mata.
"Sayang" panggil Thomas lirih dengan tatapan bersalah.
"Cukup mas, sudah cukup mas menyakiti aku. Cukup sampai disini saja" kata Jenni dengan Isak tangisnya.
Jenni berjalan cepat kearah pojok kamar dan mengambil koper yang tadi di lempar oleh suaminya. Jenni mati-matian menghapus Jejek air matanya.
Bahkan dia sama sekali tidak peduli dengan teriak serta permohonan maaf dari suaminya itu.
"Sayang mas mohon... jangan tinggalin mas" kata Thomas untuk sekalian kalinya dia memohon pada wanita yang sangat di cintainya itu.
Jenni mendelik tajam pada kedua mertua juga orang tua Rida serta Risa mantan sekretaris suaminya yang sebentar lagi akan menjadi madunya.
Jenni melanjutkan langkah kakinya kearah pintu keluar tapi suara lirih mertua perempuannya mengehentikan langkah kakinya.
"Jenni mama mohon kamu jangan pergi ya sayang, Thomas Sangat mencintai mu sayang" kata Lila dengan Isak tangisnya.
"Jika dia mencintai ku, dia tidak akan mengkhianati janji suci pernikahan kami ma" kata Jenni datar.
Perkataan Jenni seakan-akan pisau tajam yang menikam langsung kehati Thomas.
Jenni keluar dari rumah mewah berjuta kenangan itu dengan langkah pasti. Bahkan Jenni berulang-ulang kali melaparkan jika dia akan mampu hidup tanpa uang dan juga kekuasaan suaminya.
................
TBC
jangan lupa fote dan komentar ya cantik.