Li Mei kembali pada Ling Ling dan Hao Cheng yang sudah menunggunya. Hao Cheng yang melihat Pedangnya berlumuran darah merasa heran, Karena putri Li Mei terkenal dengan lemah lembut dan tidak mahir dalam hal bela diri.
"Putri, sebenarnya apa yang dilakukan Tuan Putri disana? Hamba tidak pernah sekalipun melihat Tuan Putri bermain pedang. Tapi tadi.." Hao Cheng masih merasa heran dengan yang dilihatnya. Li Mei atau Yu Wei yang melihat ekspresi Hao Cheng langsung membuat alasan.
"Kakak Hao, Hehe… sebenarnya aku diam-diam belajar seni berpedang. Dan aku punya permintaan untuk kakak Hao dan Kamu Ling Ling" memandang ke arah Ling Ling "Jangan katakan ini kepada siapapun!. Cukup ini jadi rahasia kita bertiga" Ling Ling yang melihat pun merasa heran dan memandangi wajah Li Mei dengan teliti.
"Apakah ini sungguh-sungguh Putri Li Mei?".
"Sudah cukup lihat nya Ling Ling, Ayo kita pulang, Bukankah Ayah menyuruhku untuk pulang?".
Mereka berjalan menuju kediaman Yang Mulia Raja untuk menghadap. Sesampainya di sana Xing'er sudah berada di samping Yang Mulia Ratu, dia memandang Li Mei dengan tatapan menghina.
"Saya Putri Li Mei menghadap kepada Yang Mulia Raja" memberi salam penghormatan "Maaf, ada apa Ayahanda memanggil saya kemari?" Li Mei sesekali melihat wajah ayahnya yang tampak gembira.
"Putriku Li Mei, Kerajaan kita telah memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Huanran, Dan sudah membuat surat pernikahan Pangeran pertama dengan Kakakmu Xing'er. Tapi kakakmu Lebih memilih untuk menikah dengan Pangeran Kedua. Jadi, apakah kamu bersedia menggantikan Kakakmu Xing'er menikah dengan Pangeran pertama?". Seketika Li Mei tersentak kaget,
(Apa apaan ini? Aku baru saja mati terus di hidupkan kembali di tubuh dan tempat lain? Dan sekarang harus menikah dengan orang yang tidak aku kenal? di tambah lagi dengan orang yang Xing'er tolak?. Memangnya sekarang hidup di zamm apa masih hobi jodoh-jodohan? Gimana coba cara nolak nya?).
"Ayah.. Saya tidak ada hak untuk menolak perintah Ayah. Tapi izinkan saya untuk bertemu terlebih dahulu dengan Pangeran pertama, Baru saya bisa memutuskan untuk menerima perjodohan ini". Menunduk dan memberi hormat.
"Adik Li Mei, Bukankah Kamu sedari dulu menginginkan Pangeran Pertama. Aku sudah merelakan dia untukmu. Lalu kenapa kamu meminta waktu untuk memikirkan nya kembali?". Xing'er berbicara dengan wajah yang polos namun hatinya penuh kelicikan. Xing'er dia adalah seorang putri paling licik dalam hal mengambil hati Yang Mulia Raja.
"Kakak Xing'er, Aku bukan menolak perjodohan ini. Aku hanya memastikan sendiri bagaimana dengan perasaan Pangeran Pertama. Karena seharusnya dia dijodohkan dengan Kakak Xing'er, bukan aku". Li Mei membalas trik kotor Xing'er dengan hal yang sama.
(Xing'er sekarang, kamu yang terlihat kejam bukan!, Permainan baru saja di mulai kakak Xing'er) Batin Li Mei. Dia memandang Xing'er dengan tatapan menantang.
"Baik Putriku. Ayah akan mengundang Pangeran Pertama untuk datang menghadiri jamuan makan malam. Ayah harap kalian bisa cocok satu sama lain".
"Baik Ayah. Saya akan menemui Pangeran Pertama dalam jamuan makan malam. Kalau begitu saya pamit undur diri" Memberi salam penghormatan sebelum pergi.
Di Kediaman Putri Li Mei, Dia terus melamun memikirkan bagaimana caranya agar dia terlepas dari perjodohan itu.
(Tapi, mengapa Xing'er tidak mau menikahi Pangeran Pertama yang jelas bisa menjadi putra Mahkota? Pasti ada sesuatu yang aku tidak ketahui) Li Mei terus memikirkan hal itu.
"Kakak Hao, apa kamu ada di luar?" Panggil Li Mei
"Ada apa Putri memanggil saya?, apakah ada suatu hal yang penting?" Hao Cheng datang memberi salam dengan membungkuk.
"Kakak Hao, jangan terlalu formal begitu. Kakak Hao sudah aku anggap kakak ku sendiri, Jadi bisakah Kakak bersikap biasa saja?" Li Mei mendekati Hao Cheng dan mengangkatnya.
"Baik Putri, Tapi jika di depan Yang Mulia Raja Putri adalah Tuan Putri yang harus saya hormati".
"Kakak Hao, apa kakak mau menyelidiki alasan tentang surat perjanjian dan batal nya perjodohan antara Pangeran Pertama dengan Kakak Xing'er? Aku masih belum mengerti alasan mengapa kakak Xing'er menolak Pangeran yang bisa menjadi Putra Mahkota".
"Baik Putri Li Mei, sesuai perintah Anda" Hao Cheng pergi mencari petunjuk.
Ling Ling datang membawa makanan bersama pelayan yang lain.
"Putri Li Mei, saya dengar putri dijodohkan dengan Pangeran Pertama? Bagaimana perasaan Putri?".
(Haduh anak ini, cepat sekali dengar beritanya. Gawat bisa-bisa dia berbicara terus. Lebih baik aku pergi) Ling Ling adalah pelayan yang sedikit cerewet dan heboh. Tapi di balik itu, dia adalah pelayan satu-satunya yang dapat dipercaya setelah Hao Cheng.
"Aku tidak tahu. Kamu tanya saja pada orang yang memberitahumu Aku akan pergi keluar sebentar". Li Mei pergi keluar dengan memakai cadar.
Dia pergi ke hutan tempat pertama kali dia bereingkarnasi. Disaat sedang berjalan, Tiba-tiba saja Li Mei terperosok ke dalam lubang tanah yang dalam.
"Kyaa…" Teriak nya. Li Mei terjatuh ke dalam lubang dan terhenti di sebuah bangunan seperti PAGODA, tempat untuk orang-orang melakukan kultivasi. Di dalam nya terdapat perpustakaan kecil, namun cukup untuk menyimpan ribuan buku dan terdapat beberapa senjata dengan berbagai macam level.
"Di mana aku? Ini seperti tempat untuk berdoa" dalam ajaran budha. "Bagaimana bisa aku sampai disini?" Li Mei terus bertanya-tanya dan berkeliling melihat isi dari tempat aneh itu. Li Mei menemukan sebuah Kotak penyimpanan barang yang terlihat saat usang.
"Kotak apa ini? sepertinya ini sudah Lama tersimpan disini. Penasaran, Apa aku buka saja ya?" Li Mei akhirnya membuka kotak itu, Tidak disangka isinya hanya sebuah batu Giok.
"Apa-apaan ini, ternyata isinya cuma batu Giok. Tapi tidak salahnya aku bawa pulang". Li Mei menyusuri setiap lorong bawah tanah itu untuk mencari jalan keluar. Saat sedang berjalan, Li Mei tidak sengaja menyentuh pedang dan tangan nya berdarah.
*Augh..!" tangan Li Mei berdarah dan menetes di atas mata pedang usang.
Tiba-tiba saja keluar cahaya yang menyilaukan dan berubah wujud menjadi seorang Pria muda dengan pakaian prajurit. Li Mei yang melihat tersentak kaget dan terjatuh.
"Si.. siapa kamu?" Tanya Li Mei dengan terbata-bata.
"Aku Panglima di masa Dinasti Tang. Namaku Jian Wangzhi *Pangeran pedang*. Kamu sudah membuat kontrak darah dengan ku, Mulai dari sekarang, aku akan melatihmu Ilmu berpedang" dari tangannya tiba-tiba muncul sebuah buku kuno "Buku itu berisi Teknik dasar berpedang. Teknik WIND SLASH adalah teknik menebas dengan kecepatan seperti layaknya angin. Sekarang kamu bisa berkultivasi di tempat ini. Pakailah Giok yang kamu temukan untuk mempermudah kultivasimu" Orang yang menyebut dirinya Jian Wangzhi menjelaskan panjang lebar mengenai teknik Wind Slash.
"Baik Shifu. Sekarang Tuan adalah guru saya. Saya Li Mei memberi hormat pada Shifu" Li Mei memberi hormat dengan membungkukan badan.