"BB* undelive ya, Lid"
"ha? iya nih undelive"
"hm.. lagi ngapain Lid?" sambil tertawa kecil dan senyum-senyum
" kan lagi telponan sama Alfi" senyum-senyum tak menentu
"oh iya ya.."
"hati-hati ya dijalan"
"iyaa , kamu udah makan?"
"belum nih"
"kok belum? nanti sakit Loh. makan gih"
"iyaiyaa nanti habis telponan sama Alfi aja"
"beneran ya makan"
"iyaaa sayang" Lidya tidak sengaja memanggil Alfi dengan kata sayang namun terlanjur
"ha? Apa? ulang-ulang kata terakhir" sambil senyum-senyum
"hm.. Sayang"
"ya ampun belum juga jadian HAHAHA" Alfi tertawa bahagia
" ya udah gak lagi deh manggil dengan kata itu " Jawab Lidya ngambek.
"eh gak , bukan itu maksud aku. aku malah senang kamu panggil aku itu"
"iyaa"
"ih ngambek ya? jangan ngambek dong sayang" Tanya Alfi dengan suara lembut
"eh gak kok , Dih, manggil sayang juga HAHA" Hati Lidya hampir meledak mendengar perkataan Alfi dengan Lembut.
" gak apa-apa dong , kan aku sayang kamu " Jawab Alfi dengan nada bangga
mulai hari itu , mereka sering telponan tiap hari. Bahkan pada malam hari sampai pagi pun mereka telponan sampai tidak mempunyai topik lagi untuk dibahas. Alfi sangat mencintai Lidya, bisa dinilai pada saat mereka tentang membahas sesuatu saat telponan pada malam hari setelah membahas hal-hal sebelumnya
"Fi gimana ya kalo aku meninggal nanti? siapa ya yang akan paling kehilangan aku" Tanya Lidya dengan mata yang berat dan nada bicara yang lembut karna pukul menunjukkan 02.30 pagi.
" jangan ngomong gitu, aku sedih nanti kalo kamu ngomong gitu" Jawab Alfi dengan nada sedih
" ih kok kamu sedih sih aku baru juga nanya , jangan sedih dong... "
"habisnya kamu ngomong gitu, aku jadi kebayang" Nada Alfi seperti orang merintih tangisan
" kok kamu nangis, jangan nangisss. nanti aku jugaa nangisss " Lidya meneteskan air mata karna ia sadar berapa beruntungnya ia di cintai Alfi.
" udah ,aku gak nangis kok ,kamu jangan nangis yahhh . Sayang?" jawab alfi untuk meyakinkan Lidya , karna ia tak ingin Lidya menangis.
" janji yaa jangan nangis lagi?"
"iyaaa , siapa juga yang nangis" Alfi tidak mengakui
" bohong, kalo kamu nangis aku juga nanti ikutan. emang kamu mau liat aku nangis?"
" iyaiyaa aku tadi nangis jangan kasih tau teman ku ya ntar aku di ejek oleh mereka . Iyaaa aku janji mana berani lah aku bikin kamu nangis" jawab Alfi menenangkan hati Lidya.
mulai dari saat itu Lidya menyadari bahwa baru kali ini seorang cowok menangis karna cowok itu takut kehilangan Lidya. Dan ia yakin akan ketulusan hati Alfi.
Alfi memberi tahu Lidya melalui chat. ternyata Alfi bukan pindah , ia hanya izin sekolah untuk menghadiri pernikahan salah satu keluarganya. Ketika Lidya bertanya kenapa orang bilang bahwa Alfi pindah sekolah , ternyata itu hanya agar ia bisa putus sama Anggi dan Tes respon Lidya. Seperti yang diharapkan Alfi , Lidya akhirnya jatuh di hatinya. Namun Alfi dan Anggi belum putus. Apa yang akan terjadi?