Lidya pun menghampir Alfi dan teman temannya. Lidya membuat harapan " aku berharap semua bahagia " dan Lidya langsung meniup lilinnya. Kebahagiaan yang dirasakan Lidya tak terkendali. seperti tuhan memberikan suatu keajaiban ke dalam hidupnya .Lidya berfoto-foto dengan Alfi ,jingga ,dan teman-temannya. Sedangkan dari kejauhan Anggi melihat dan dadanya terasa sesak , bahwa ia harus menerima kenyataan bahwa Alfi sekarang telah bersama Lidya. Anggi membalikkan mata dan meneteskan Air mata tanpa ia sadari. Suasana bertentangan antara Lidya dan Anggi. Lidya sangat Bahagia sedangkan Anggi sangat Terpukul. Ketika pulang sekolah Lidya berterima kasih kepada Alfi Melalui chat.
"makasiih yaaa sayang.. ,aku seneng banget. aku bener bener nggak tau kalo kamu kasih aku kejutan"
"iyaaa sama-sama ,buat kamu seneng sama aja aku bahagiain diri aku asal kamu tau aja"
"bisa banget gombal"
"ya kalo kamu sedih ntar aku repot harus ngertiin kodean kamu HAHAHA"
"ih dasar kamu yaa nyebelin tau😋"
"iyaiya bercanda sayang"
keesokan harinya Anggi bertemu sekali lewat dengan Lidya namun Anggi membuang muka kepada Lidya. Anggi seperti bingung tindakan seperti apa yang akan ia ambil ,karna luka yang ada di hati Anggi masih begitu perih dan rapuh.
di dalam kelas ketika anak-anak cewek kelas sedang berkumpul namun hanya Jingga dan Meypa yang tidak ada karna ke ruang guru. sesuatu pun terungkap yang mengejutkan
"Kalian tau nggak sih kalo si Jingga itu suka ngomongin orang" kata Manir
"jangan berprisangka buruk nir " jawab Lidya
"jangan belain dia Lid, kamu nggak tau kan saat kamu nggak masuk kemarin si Jingga ngomongin kamu dari belakang?"
"ha? serius? emang ngomongin apa nir dia kan sahabat aku,udah kayak saudara lagi"
"dia ngomongin kamu kalo kamu itu suka cari perhatian guru dan perusak hubungan orang"
"jangan bohong nir ,serius aku nggak suka"
"demi tuhan ,tanya sama mereka . waktu itu kami juga kumpul kayak gini"
"aku kecewa sama jingga"
ketika Jingga dan Meypa masuk kelas , Lidya hanya diam seperti tak tahu apa-apa. sampai Lidya membuka obrolan karna rasa kecewa yang tam tertahan.
"Jingga kamu ngobrolin tentang aku dari belakang ya? aku emang ada salah apa?" dengan nada tinggi
"ngobrolin apa ? jangan marah-marah" Jingga cemas