Chereads / T.I.M (treasure in murder) / Chapter 51 - Chapter 50; Case 2: Perdagangan organ bagian 38

Chapter 51 - Chapter 50; Case 2: Perdagangan organ bagian 38

Organ di tubuhnya tak bekerja dengan baik membuat tubuhnya sangat lemah dan rentan terhadap penyakit. Belum lagi kecelakaan yang menimpanya saat melindungi Angga dulu membuat Lily menjadi koma.

"Itu berarti jantung, hati, ginjal, rahim, kedua mata dan pankreasnya udah di ganti?..."

"Dari keterangan paman Lily kayaknya begitu."

"Tapi kenapa di mayat kedua ginjalnya di ambil lagi? bukannya sebelah aja udah cukup?"

Tanya Angga yang di balas Aileen dengan menaikkan kedua bahunya.

"Aku juga gak tahu, yang jelas dia cuma menggunakan tubuh Lily tapi organnya gak. Ketika seseorang melakukan transplantasi ginjal, ginjal dari donor akan dipasang tanpa mengangkat ginjal yang lama, kecuali terdapat penyakit seperti infeksi, batu ginjal, kanker, sindrom nefrotik, kista ginjal, atau hipertensi yang dapat memicu terjadinya komplikasi. Setelah ginjal yang baru udah kepasang, dokter akan menyambung pembuluh darah baru (biasanya dari daerah tungkai) ke pembuluh darah di perut, agar ginjal baru mendapatkan pasokan darah dan berfungsi secara normal. Yang di gunakan juga cukup satu gak perlu keduanya."

Mendengar hal ini Angga mengepalkan tangannya dengan keras. Lily memang membutuhkan transplantasi organ tapi itu hanya jantung, hati dan ginjalnya sisanya tidak ada masalah tapi kalau begini caranya ia tahu Lily tidak akan senang. Lily punya hati yang lembut dan dia tidak akan suka orang-orang di sekitarnya harus terluka apalagi kalu itu demi dia. Dan lagi yang menjadi korban bukan cuma satu tapi dua. Dua orang itu meninggal hanya untuk di ambil organnya dan di pasangkan kepada tubuh lily, Lily di perlakukan seakan ia adalah papan puzzle dan kedua perempuan yang di ambil organnya itu adalah kepingan puzlenya.

Kasihan sekali Lilynya, bagaimana bisa di perlakukan seperti puzzle di saat ia seharusnya mengistirahatkan tubuhnya setelah kecelakaan yang ia alami sebelumnya. Tapi istirahatnya malah di ganggu oleh Herry, sebagai dokter seharusnya Herry juga tahu kalau yang di lakukan olehnya adalah hal yang sangat salah. Apalagi ia mungkin saat ini dengan sengaja mengganti organ Lily dengan waktu yang berdekatan tanpa memberi kesempatan tubuh Lily untuk benar-benar sembuh terlebih dahulu dari operasi yang pertama. Baru beberapa hari berlalu saat Lily di culik dan kalau orang itu langsung mengganti organ tubuh Lily yang lain dengan bagian tubuh kedua perempuan lain yang di bunuh oleh Mahesa belakangan ini, itu terlalu cepat!!

"Yang pasti kita harus cepet menemuin keberadaan lily sebelum Mahesa kembali bergerak dan membuat korban lagi."

Perkataan Aksa dibalas anggukan setuju oleh Aileen, Daniel, Rei dan Angga.

"Kalau dia muncul alihin perhatian dia dengan ngajak dia bicara setelah itu tinggal tempelin aja alat pelacak di belakang leher Mahesa. Gampang kan?"

Saran Aileen terdengar masuk akal namun Daniel tiba-tiba angkat bicara.

"Aku gak yakin dia bakalan muncul hari ini kalaupun dia muncul aku gak pernah ketemu sama dia. Bukannya bakalan aneh ngajak dia tiba-tiba buat bicara?"

Semua orang di T.I.M sudah tahu kalau Aileen meminta Daniel untuk menjaga kedua temannya yang mungkin akan menjadi target selanjutnya. Daniel yang bertugas menjaga Mikha dan Reyna sudah pasti memperhatikan sekitarnya itu berarti Mahesa benar-benar tidak muncul sama dua hari ini dan sangat kecil kemungkinan baginya untuk muncul di kampus lagi. Tapi Rei yang masih tiduran di pangkuan Aileen malah tampak tersenyum misterius.

"Oh... kalau itu aku tahu siapa yang mungkin bisa bantu kamu."

***

"Jadi... kalian nyuruh aku dispen buat lakuin ini?..."

Tanya Adnan yang terlihat sangat kesal. Laki-laki itu tampak berjalan di tidak jauh dari Daniel sambil membawa tas warna pink, dia tampak menggunakan wing yang pernah di gunakannya saat menyusup sebelumnya, memakai rok dengan panjang satu senti di atas lutut, sandal berwarna cream dan jaket warna pink dengan hoodie berbentuk telinga kelinci. Di balik jaket itu dia memakai kemeja warna putih dengan ujung lengan yang berenda dan dapat terlihat sekalipun ia menggunakan jaket. Penampilan Adnan yang bisa di bilang sangat imut membuatnya menjadi pusat perhatian. Para laki-laki memperhatikannya dan itu membuatnya kesal.

"Kemampuan makeup mu bener-bener hebat, kamu sama Daniel jadi keliatan kayak pasangan yang lagi ke kampus bareng-bareng."

Candaan Rei yang terdengar di telinga Daniel dan Adnan membuat keduanya merinding ngeri.

"Hei aku suka cross dress tapi gak berarti kalau aku suka laki-laki juga!! Aku masih normal oi!!"

Protesnya sambil melihat sekitar tidak mau ada orang yang mendengar pembicaraannya dengan Rei lewat alat komunikasi di telinganya. Dia tidak mau penyamarannya ketahuan.

"Aku juga masih suka perempuan. Oh iya, seenggaknya aku gak nyari kesempatan dalam kesempitan kayak seseorang."

Sindiran Daniel terasa menusuk untuk Rei yang saat ini masih tiduran di pangkuan Aileen. Aileen terlihat tidak keberatan sama sekali dan membiarkan Rei tiduran di pangkuannya selama ber jam-jam tanpa mengeluh karena dia tahu keluhannya tidak akan di anggap. Perempuan itu malah sibuk sendiri memeriksa kamera mini cam dan cctv yang terpasang di kampus sambil mencari informasi untuk menghancurkan Chandra sementara Rei yang kali ini bertugas untuk berkomunikasi. Aileen tidak mendengar pembicaraan mereka sama sekali yang mendengar hanya Rei. Aksa dan Angga sedang pergi untuk memeriksa sekitar mencari keberadaan Mahesa yang sekarang entah berada di mana. Sepertinya yang punya posisi paling enak di sini adalah dia.

"Sebentar apa yang lagi kalian bicarain sebenernya?"

Tanya Adnan yang penasaran dengan apa yang Daniel maksud tapi yang di tanya malah tidak menjawab. Aileen yang kesal melihat Rei yang malah main-main memakai alat komunikasinya dan mengambil tindakan. Ia mengambil alat komunikasi dari telinga Rei dan berkata.

"Kalian bertiga kembali bekerja, berhenti main-main."

Melihat Aileen yang terdengar kesal ketiganya memilih untuk menurut dan melanjutkan tugas mereka dan Rei mengambil alat komunikasinya kembali dari Aileen sebelum kemudian kembali memakainya dan Aileen kembali fokus dengan laptopnya. Begitu masuk kedalam area kampus keduanya mulai berkeliling dan seperti biasanya tidak ada yang menyadari keberadaan Daniel. Keduanya berjalan cukup berjauhan namun mereka tetap pergi ke arah yang sama mengingat ini adalah misi untuk dua orang. Namun baru juga mereka mulai mencari Mahesa sebuah suara mengintrupsi keduanya.

"Daniel!!"

Mendengar suara seorang perempuan yang memanggilnya Daniel otomatis langsung menoleh begitu pula dengan Adnan yang penasaran dengan siapa yang sudah memanggil Daniel. Terlihat seorang perempuan berambut ikal sepunggung berwarna ungu tampak berlari menghampiri Daniel. Perempuan itu tampak memakai celana berwarna hitam, kemeja putih berenda, dia membawa tas ransel dari kulit sintetis berwarna hitam dan memakai high heals berwarna hitam pula tidak lupa ia juga tampak memakai jas berwarna putih pula menandakan kalau ia adalah salah satu mahasiswi jurusan kedokteran. Ada name tag bertuliskan Mikha Aditya Wijaya yang tersemat di dadanya.

"Mikha?"

Mikha tersenyum pada Daniel sambil berlari kecil ke arahnya. Tanpa sengaja Adnan melihat kalung yang di gunakan oleh Mikha dan ia langsung sadar kalau itu adalah kalung yang sudah di tanam alat pelacak oleh Rei.

'Apa mungkin dia temen yang di maksud kak Aileen?'

Ia ingat kalau Aileen pernah cerita padanya jika dia punya dua orang teman yang sangat dekat dengannya. Yang satu adalah Mikha dan satunya lagi bernama Reyna. Ketiganya sudah berteman dekat sejak SMA dan tidak terpisahkan sampai sekarang.

'Apa mungkin dia ada dalam daftar incaran Mahesa?, kayaknya aku pernah liat namanya.'

Pikir Adnan sambil menatap keduanya dari kejauhan, entah kenapa ia merasa ingin menjauh dari mereka berdua dan membiarkan mereka bicara.

"Daniel aku duluan, susul aku nanti."

Bisiknya agar tidak di dengar oleh orang lain dan cukup terdengar oleh daniel dengan alat komunikasinya sambil berjalan menjauh dari Daniel dan Mikha untuk mencari Mahesa yang sekarang entah ada di mana tanpa menunggu jawaban dari Daniel.

"Yang tadi itu siapa? Pacar kamu?"

Tanya Mikha penasaran sambil melihat Adnan yang pergi ke arah lain. Pertanyaan polos Mikha membuat Daniel kaget.

"Hah? Kenapa kamu ngira dia pacar aku?"

Tanyanya sambil menatap Mikha dengan wajah yang tampak heran.

"Gak, tadi kamu ngelirik ke arah perempuan tadi beberapa kali."

Daniel langsung menggeleng beberapa kali dan membantah dengan wajah yang tampak jijik.

"Dia bukan pacarku dan aku gak akan mau pacaran sama dia aku masih normal!!"

Awalnya Mikha sama sekali tidak mengerti kenapa Daniel membantah seperti itu tapi saat ia mendengar kata 'Aku masih normal' ia langsung mengerti. Yang tadi itu bukan perempuan tapi laki-laki!! Tapi wajah laki-laki itu sangat imut!! Bagaimana bisa dia tahu kalau orang itu sebenarnya adalah laki-laki?!! Di lihat dari cara berjalan, caranya berbicara, bahasa tubuhnya semuanya tampak benar-benar feminim!! Pakaian yang di pakai oleh Adnan juga bisa di bilang terlihat sangat imut di pakai olehnya!!

"Aku ngerasa kalah sebagai perempuan"

Daniel yang melihat Mikha sedikit depresi karena melihat penampilan Adnan hanya bisa geleng-geleng kepala. Mikha memang luarnya saja yang girly tapi sebenarnya dia cukup tomboy tidak aneh dia bersikap seperti ini melihat Adnan yang terlihat lebih girly daripada dia. Mikha sendiri sebenarnya tidak terlalu memperhatikan apa yang dia pakai dan selalu tampil casual, dia jarang menggunakan rok dan lebih suka menggunakan celana panjang. Tapi mengingat kebanyakan perempuan menggunakan rok otomatis dia juga jadi ikut menggunakan rok seperti mahasiswi yang lain. Baru kali ini dia datang ke kampus menggunakan celana panjang.

"Gak perlu di pikirin Mikha, laki-laki punya selera yang beda-beda. Perempuan gak harus selalu feminim."

Entah karena apa Mikha merasa lebih tenang ketika mendengar perkataan Daniel. Daniel tiba-tiba kembali kedalam mode kerjanya dan menatap Mikha dengan tatapan serius.

"Kami ada tugas sekarang, kamu harus hati-hati selama aku gak ada."

Mikha mengangguk mendengar peringatan Daniel. Dia ingin membantu mereka tapi ia tahu Daniel tidak akan mengizinkannya.

"Kamu juga harus hati-hati, kalau kamu terluka kamu tahu aku di mana."

Daniel hanya tersenyum sekilas padanya dan pergi tanpa berkata apa-apa pada Mikha. Setelah Daniel menghilang dari pandangannya barulah Mikha berjalan pergi menuju kelasnya.